TEKNIK BUDIDAYA IKAN SEPAT SIAM
Biologi Ikian Sepat Siam
Sepat Rawa
Sepat rawa adalah sejenis ikan air tawar. Di Jawa Barat dan
seputaran Jakarta ikan ini disebut sepat siam, sedangkan di Jawa Timur ia
juga dikenal dengan nama sliper. Dalam bahasa Inggris disebut snake-skin
gouramy, merujuk pada pola warna belang-belang di sisi tubuhnya. Nama
ilmiahnya adalah Trichogaster trichopterus Pall (Saanin, 1968).
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Classis : Pisces
Familia : Anabantidae
Ordo : Labyrinthici
Genus : Trichogaster
Spesies : Trichogaster trichopterus Pall
Visualisasi jenis ikan rawa dan salah satu bentuk perairan rawa di
Kalimantan Selatan.
Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus Pall) dan Perairan Rawa
Sepat rawa adalah ikan yang hidup di air tawar pada suhu 20 –
28o
C. Di Jawa Barat dan seputaran Jakarta ikan ini disebut sepat siam, di
Sumatera Selatan dinamakan sepat merah mato atau bisa juga disebut
three spot gouramy karena pada tubuhnya terdapat dua bintik hitam dan
satu mata yang menjadi 3 bintik hitam, sedangkan di Jawa Timur ia juga
dikenal dengan nama sliper. Dalam bahasa Inggris ikan sepat rawa
disebut snake-skin gouramy, merujuk pada pola warna belang-belang di
sisi tubuhnya (Anonim, 2008).
Ikan sepat rawa merupakan kelompok ikan yang mempunyai
pernafasan tambahan berupa tulang tipis yang berlekuk-lekuk seperti
buangan karang yang disebut labirin dengan menggunakan dan
mengambil oksigen langsung dari udara. Sebagian dapat membangun
karang berbusa yang berguna untuk menyimpan telurnya di dalam mulut.
Warna tubuh ikan ini dipengaruhi oleh jenis kelamin reproduksi dan
umurnya. Sirip punggung lebih kecil dari pada sirip dubur, mempunyai 6-8
jari-jari keras dan 8-10 jari-jari lunak. Sirip duburnya mempunyai 10-12
jari-jari keras 33-38 jari-jari lunak. Sirip perut memiliki 1 jari-jari keras dan
3-4 jari-jari lunak, satu diantaranya menjadi alat peraba yang panjang
seperti ijuk. Sirip dada mempunyai 9-10 jari-jari lunak. Terkadang pada
bagian sirip punggung dan sirip ekor yang lunak ada bulatan hitam.
(Djuhanda, 1981).
Ikan sepat rawa (Trichogaster trichopterus Pall) memiliki ciri-ciri
bentuk tubuhnya seperti ikan sepat siam yaitu tubuhnya pipih, kepalanya
mirip dengan ikan gurami muda yaitu lancip. Panjang tubuhnya tidak
dapat lebih besar dari 15 cm, permulaan sirip punggung terdapat di atas
bagian yang lemah dari sirip dubur. Pada tubuhnya ada dua bulatan hitam,
satu di tengah-tengah dan satu di pangkal sirip ekor. Sirip ekor terbagi ke
dalam dua lekukan yang dangkal, memiliki permulaan sirip punggung atas
yang lemah dari sirip duburnya. A. XI – X (XII). 33-38. bagian kepala
dibelakang mata dua kali lebih dari permulaan sirip punggung di atas
bagian berjari-jari keras dari sirip dubur (Saanin, 1968).
Ikan ini memiliki warna yang menarik dengan berbagai variasi,
sehingga sering dijadikan ikan hias. Ada 2 jenis yang berwarna menarik,
yaitu blue gouramy (warnanya biru) dan gold gouramy (warnanya
keemas-an) (Anonim, 2008).
Blue gouramy dapat mencapai ukuran 200-350 gram dengan
panjang 12,7 cm. Ikan sepat yang jantan tubuhnya lebih pipih, sedangkan
yang betina lebih gemuk terutama pada ikan betina yang sedang matang
kelamin. Pemijahan blue gouramy umumnya berlangsung pada saat suhu
air 26,5 °C (80 °F). Telur yang sudah dibuahi diletakkan di dalam sarang
yang mereka buat dari buih (Anonim, 2008).
2.2. Kebiasaan Hidup dan Penyebaran
Sifat makanan ikan sepat adalah omnivora, di perairan umum
mereka lebih banyak memakan fitoplankton. Sebagian besar makanan
sepat rawa adalah tumbuh-tumbuhan air dan lumut. Namun ikan ini juga
memangsa hewan-hewan kecil di air, termasuk ikan-ikan kecil yang dapat
termuat di mulutnya. Ikan sepat rawa menyimpan telur-telurnya dalam
sebuah sarang busa yang dijagai oleh si jantan. Setelah menetas, anakanak
sepat diasuh oleh induk jantan, hingga dapat mencari makanan
sendiri. Sedangkan ikan yang dipelihara di dalam akuarium diberi pakan
tubifex, kutu air, larva nyamuk, dan pakan kering (Anonim, 2008).
Sepat rawa diketahui dapat bernafas langsung dari udara, selain
menggunakan insangnya untuk menyerap oksigen dari air. Akan tetapi,
tak seperti ikan-ikan yang mempunyai kemampuan serupa (misalnya ikan
gabus, betok atau lele), ikan sepat tak mampu bertahan lama di luar air.
Ikan ini justru dikenal sebagai ikan yang mudah mati jika ditangkap
(Anonim, 2008).
Ikan sepat rawa menyukai rawa-rawa, danau, sungai dan parit-parit
yang berair tenang; terutama yang banyak ditumbuhi tumbuhan air. Juga
kerap terbawa oleh banjir dan masuk ke kolam-kolam serta saluransaluran
air hingga ke sawah. Ikan ini sering ditemui di tempat-tempat
yang terlindung oleh vegetasi atau sampah-sampah yang menyangkut di
tepi air (Anonim, 2008).
Penyebaran asli ikan ini adalah dari Asia Tenggara, terutama dari
lembah Sungai Mekong di Laos, Thailand, Kamboja dan Vietnam; juga dari
lembah Chao Phraya. Di Indonesia ikan ini merupakan hewan introduksi
yang telah meliar dan berbiak di alam, termasuk di Jawa (Anonim, 2008).
Cara Budidaya Ikan Sepat Siam – Budidaya ikan sepat rawa atau siam adalah salah satu usaha yang menjanjikan bahkan juga menguntungkan, banyak sekali para perikanan membudidayakan ikan sepat ini dengan baik dan benar namun ada juga yang tidak mengetahui sama sekali.
Namun, bagi pemula yang ingin membudidayakan dalam skala besar atau kecil harus memperhatikan panduan beternak atau budidaya ikan ini dengan baik dalam lokasi, pengelolahan kolam, pembesaran, pemeliharaan dan pengendalihan hama dan penyakit. Hal ini merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam budidaya ikan sepat siam atau rawa. Jika anda masih pemula atau senior yang sudah mengetahui cara budidaya dan ingin memaksimalkan hasil budidaya ikan sepatnya perhatikan langkah – langkah berikut cara budidaya ikan sepat dengan mudah dan sederhana.
Pemilihan lokasi
Pemilihan lokasi ini sangat penting dilakukan untuk menentukan hasil yang maksimal, diantara yaitu :
- Jauh dari pemukiman warna, atau keributan
- Jauh dari rawan banjir di sekitar area
- Suhu lingkungan normal
- Terkena cahaya matahari cukup
Pemilihan Indukan ikan sepat
Pemilihan indukan ikan sepat jantan dan betina ini harus dilakukan dengan cara pengamatan secara detainya yaitu :
- Berasal dari indukan berkualitas
- Sudah mampu memproduksi sel telur dan spermatozoa
- Memiliki gerakan lebih lincah
- Tidak abnormal ( pada bagian apapun )
- Pertumbuhan relatif jauh lebih cepat
Pengelolahan media kolam
Pengelolahan media kolam ini sangat banyak sekali di gunakan mulai dari kolam beton, terpal dan media tanah lainnya. Namun, untuk lebih memudahkan peternak sebaiknya menggunakan media terpal yaitu dapat dilakukan dengan cara :
- Melakukan pencangkulan media tanah dengan kedalam mencapai 1-2 meter bahkan lebih dengan lebar 3-5 meter dan panjang mencapai 8-10 meter.
- Kemudian, siapkan media terpal dengan ukuran yang sesuai untuk lebih mempermudahkan dalam pembudidayakan ikan sepat.
- Lalu, sebelum memasukan bibit ikan sepat sebaiknya bersihkan terlebih dahulu terpal dengan menggunakan larutan air garam atau insektisida untuk menghindari ancaman berbagai macam penyakit datang sekitar 2-3 hari.
- Setelah itu, masukan media air dengan ketinggian mencapai permukaan sekitar 30-40 cm dan jangan sampai kepenuhan.
- Lalu masukan bibit ikan sepat yang sudah disediakan dan sudah dilakukan seleksi sekitar 50 ekor – 100 ekor ikan sepat perkolamnya.
Pemeliharaan ikan sepat
Pemeliharaan ikan sepat ini dapat dilakukan dengan cara melakukan sanitasi dengan baik, memberikan pakan ikan sepat dengan teratur sekitar 2 kali dalam sehari, mengatikan air dengan baik pada waktu yang berskala sekitar 2-3 minggu, dan melakukan pengendalian hama dan penyakit dengan baik.
Pemanenan ikan sepat
Pemanenan ikan sepat ini pada umumnya dilakukan sekitar 3-4 bulan tergantung dengan jenis dan varietesnya. Pemanenan ini dapat dilakukan dengan baik pada sore dan pagi hari, yang dilakukan dengan cara menguras air atau menjaring ikan secara bertahap dengan hati – hati tanpa merusak kualitas pada ikan sepat.
Sumber :
1. http://eprints.unlam.ac.id/
2. http://fredikurniawan.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar