Pembuatan Pakan Alami Ikan Air Tawar
Pembuatan Pakan Alami Ikan Air Tawar – Pakan Alami merupakan pakan yang dihasilkan dari proses alami/berasal dari alam. Umumnya pakan alami ini berupa fitoplankton. Berikut adalah beberapa pakan alami dan Cara pembuatanya :
Contoh Ikan hias air tawar |
A. Kutu Air
Tahapan dalam mengembang biakan kutu air untuk pakan alami adalah sebagai berikut :
Tahapan 1 (penyiapan wadah dan persiapan lainya).
- Wadah yang digunakan adalah berbagai macam bak dengan ukuran 1 ton (1 m3). Bak diletakkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari langsung.
- Wadah diisi air tawar sampai 60 cm dan diudarai dengan batu 1-2 aerasi per 2,5 m2.
- Pemupukan menggunakan kotoran ayam kering yang dilarutkan dalam air sampai konsentrasinya 10% dan bungkil kelapa yang ditumbuk halus dan diayak dengan saringan 500 mikron/ diayak dengan kain.
- Pemupukan pertama menggunakan kotoran ayam 1000 ml/ton dan bubuk bungkil kelapa 200 gram/ton yang dicampur dan dimasukkan dalam kantong yang diperas di atas bak pemeliharaan, sehingga air perasan langsung jatuh ke bak.
- Pemupukan kedua dilakukan 4 hari kemudian, dan pemupukan ketiga dilakukan bila perlu.
Tahapan 2 (Pemeliharaan)
- Pemasukan biibt dilakukan 18-24 jam sesudah pemupukan awal dengan padat penebaran 30 ekor/l.
- Perkembangannya akan mencapai puncak dalam waktu 7-10 hari dengan kepadatan 3000-5000 ekor/l.
- Makanan kutu air terdiri dari tumbuhan renik dan detritus.
B. Jentik-jentiknyamuk
Tahapan budidaya jentik nyamuk untuk pakan alami ikan adalah sebagai berikut :
Tahapan 1 (Periapan alat dan bahan)
- Wadah penetasan yang juga merupakan wadah pemeliharaan dapat berupa pengaron, ember plastik, atau wadah bukan logam yang lainnya. Air medium menggunakan air leri atau air biasa. Air leri adalah air hasil perasan cucian beras yang di campur dengan air biasa dengan komposisi 50 : 50.
- Setelah telur cukup, wadah dimasukkan dalam kandang yang diberi dinding kelambu.
- Biarkan nyamuk tumbuh dan bertelur sebanyak-banyaknya.
Tahapan 2 (Pemeliharaan)
- Makanan diberikan secara berkala yang terdiri dari ragi, kotoran kelinci dan susu bubuk, atau detritus kering yang berasal dari alam.
- Dinding wadah yang ditumbuhi bakteri/lendir harus dibersihkan.
C. Cacing Tubifex
Cacing tubilek/cacing sutra merupakan pakan alami yang paling banyak dibudidayakan dengan menghasilkan jumlah cacing yang banyak. Cacing jenis ini paling banyak dicari dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi sebagai
pakan ikan hias.
pakan ikan hias.
Tahapan 1 (Persiapan alat dan bahan)
- Lahan dibuat dengan bentuk mirip kolam dengan luas 10×10 cm atau lebih, dilengkapi dengan saluran pemasukan dan pengeluaran air.
- Dasar kolam dibuat petakan-petakan (blok) lumpur, berjarak 20 cm, setinggi 10 cm dengan luas 1×2 m dan dasarnya dilapisi papan kayu atau dibentuk cetakan.
- Pemupukan menggunakan dedak halus (200-250 gram/m2) atau kotoran ayam yang telah dibersihkan dan dihaluskan sebanyak 300 gram/m2. Pupuk ditebar di lahan dan direndam air 5 cm selama 4 hari bila menggunakan dedak dan 3 hari bila menggunakan kotoran ayam.
Tahapan 2 (Pemeliharaan)
- Penebaran bibit dilakukan dalam lubang-lubang kecil di atas bedengan (petakan /blok) yang berjarak 10-15 cm dengan jumlah 10 ekor /lubang. Masa pemeliharaan cacing sekitar 10 hari.
D. Artemia
Tahapan 1 (Persiapan alat dan Bahan)
- Wadah yang digunakan adalah berbagai macam bak berbentuk empat persegi panjang dengan sudut tegak lurus, menyerong, atau melengkung. Ukurannya minimal 300 liter atau lebih.
- Di tengah bak dipasang penyekat terbuat dari papan/lembaran plastik dengan arah membujur sejajar dengan sisi bak yang panjang. Jarak antara ujung penyekat tengah dengan sisi bak yang pendek 2/3 kali jarak antara penyekat tengah dengan sisi bak yang panjang, dan jarak sisi bawah dengan dasar bak 2-5 cm. Silahkan di sesuaikan dengan ukuran total.
- Dalam bak dipasang “air water lift (AWL)” yang terbuat dari pipa-pipa PVC untuk menimbulkan putaran. Pipa PVC dapat di beli di toko aquarium atau toko bangunan. Kedalaman 20 cm, diameter pipa AWL= 25 mm, Kedalaman 40 cm, diameter pipa AWL= 40 mm, Kedalaman 75 cm, diameter pipa AWL= 50 mm, Kedalaman 100 cm, diameter pipa AWL= 60 mm.
- Pipa AWL dipotong miring 30-45 derajat pada ujung bawahnya dan dipasang menyentuh dasar bak. Pipa AWL diikat pada kedua belah sisi penyekat tengah dan ujung -ujung bagian atasnya dibuat menyerong 30-45 derajat. Jarak antara AWL 25-40 cm dengan arah berlawanan. Disesuaikan lagi dengan ukuran total.
- Selang plastik berdiameter 6 mm dimasukkan pada AWL untuk saluran udara, yang dihubungkan dengan tabung pembagi udara terbuat dari pipa PVC berdiameter 5 cm dan diikat pada atas penyekat tengah.
- Tabung dihubungkan dengan pipa udara yang mengalirkan udara dari mesin penghembus udara (Blower).
- Air untuk pemeliharaan adalah air laut (kadar garam 30-35 permil) atau air tiruan (kadar garam 30 permil) yang dapat dibuat dari beberapa bahan kimia, yaitu: Garam dapur (NaCl) = 31,08 gram, Magnesium sifat (MgSO4) = 7,74 gram, Magnesium klorida (MgCl2) = 6,09 gram, Kalsium klorida (CaCl2) = 1,53 gram, Kalium klorida (KCl) = 0,97 gram, Natrium hidrokarbonat (NaHCO3) = 2 gram, Air tawar dijadikan 1 liter., MgSO4, KCl, NaHCO3 dilarutkan dalam air panas secara terpisah sebelum digunakan.
- Penyaringan air dilakukan untuk mengurangi timbunan kotoran. Penyaringan air dilakukan dengan kotak keping penyaring berbentuk kotak persegi empat yang terbagi 2 bagian, yaitu bagian pertama untuk pemasukan air dan bagian kedua untuk pengendapan. Ukuran kotak10% dari bak dan terbuat dari kayu yang dicat dengan epoxy. Alat ini dibersihkan 2 hari sekali.
Tahapan 2 (Pemeliharaan)
- Makanan utama Artemia adalah katul padi (dedak halus) yang berukuran < 50 mikron. Makanan lainnya : tepung terigu, tepung beras, ragi roti, ragi bir, ragi laut, dedak gamdum, tepung kedele, dan tepung ganggang.
- Dedak dilarutkan sebanyak 50-150 gram/l air garam (150 gram dalam 1 liter air), kemudian diblender dan disaring dengan kain saring halus 50 mikron. Larutan dedak diwadahi kantong plastik berdasar kerucut dan diberi slang plastik yang dilengkapi kran untuk pemberian pakan.
- Jumlah pemberian pakan ditentukan berdasarkan kekeruhan medium, Artemia dewasa (>2 minggu) kekeruhannya 20-25 cm, dan Artemia berumur < 2 minggu kekeruhannya 15-20 cm.
Usaha Pembesaran
- Benih berupa burayak tingkat nauplius instar I yang masih belum perlu makan dengan padat penebaran 1000-3000 ekor/l yang dilakukan pada senja hari.
- Pemberian makan untuk umur 1-5 hari, ditandai dengan kekeruhan 15-20 cm dan untuk umur > 6 hari 20-25 cm.
- Alat penyaring air mulai dipasang dengan mata saringan yang berangsurangsur diperbesar sesuai umur Artemia, yaitu 200, 250, 350, dan 45 mikron.
- Kadar O2, pH, dan suhu air diamati secara rutin. Aerasi ditambah bila O2 < 2 mg/l dan pH < 7,5. Air medium ditambah 2 g/l NaHCO3 bila pH turun. Bak pemeliharaan ditutup plastik pada malam hari untuk mencegah fluktuasi suhu. Suhu yang baik adalah 25-30 derajat C. Kotoran yang mengendap pada dasar bak harus selalu disedot.
Produksi Nauplius
- Cara pemeliharaannya sama dengan usaha pembesaran.
- Kondisi lingkungan diusahakan agar Artemia dapat berkembang biak secara ovovivipar (melahirkan nauplius), yaitu kadar garam 40-50 permil, suhu 25-30 derajat C, kadar O2 4 mg/l, dan pH 7,5-8,5.
- Umur 3 minggu Artemia mulai kawin dan setiap 4-5 hari sekali akan beranak dengan jumlah 100-300 ekor. Umur induk dapat mencapai 6 bulan.
Produksi Telur
- Cara pemeliharaannya sama dengan usaha pembesaran.
- Kondisi lingkungan diusahakan agar Artemia dapat berkembang biak secara ovipar (bertelur), yaitu peningkatan kadar garam dan penurunan kadar O2 .
- Setelah Artemia dewasa kadar garam dinaikkan sampai 90 permil dengan cara menambah larutan garam pekat secara berangsur-angsur tiap hari.
- Setelah berumur 4 minggu, ditambah EDTA sampai kadarnya 25 mg/l dalam waktu 1 minggu.
- Minggu ke-5, kadar O2 diturunkan dengan cara memutuskan aerasi tiap 1 jam selama 10 menit. 1-2 minggu kemudian induk Artemia mulai mengandung telur.
Sumber : Chyrun,com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar