Mengenal Lobster
Lobster atau
spiny lobster (Panulirus sp), mudah dikenal karena bentuknya lebih besar
dibandingkan denngan udang-udang lain. Selain bentuk tubuh yamg lebih besar,
kerangka kulit lobster kaku, keras dan mempunyai zat kapur. Sedang udang
kulitnya tipis, bening, tembus cahaya dan terdiri atas zat khitin. Hampir
seluruh tubuh lobster terdapat duri-duri besar-kecil yang kokoh dan
tajam-tajam, mulai dari ujung sungut kedua (second antena), kepala, bagian
belakang badan dan lembaran ekornya.
Penampilan tubuhnya seram
terutama pada bagian kepalanya. Kepalanya sebetulnya merupakan gabungan kepala
dan dada (cheplatorax), tertutup kerangka keras dari kapur, besar mengembung
dan bisanya berduri. Di ujung kepalanya terdapat dua pasang sungut. Satu pasang
sungut pertama berduri dan berbentuk sepeeti cambuk yang panjangnya melebihi
panjang badannya. Sepasang sungut yang kedua kecil dan bercabang, bentuknya
juga seperti cambuk. Mempunyai lima pasang kaki. Sepasang kaki yang pertama
tidak membesar membentuk membentuk seperti capit yang kuat.
Perutnya (bagian
abdomen) kuat dan beruas. Pada ujung terdapat ekor yang terdiri dari lima
lembar kipas yang tipis dan dapat ditekuk. Bagian ini biasa disebut ekor
(europoda) dan bagian ujungnya disebut telson. Warna lobster yang biasa ditemui
di pasaran adalah hiaju-tua dengan garis-garis putih melintang pada abdomennya.
Tangkai sungut yang bear (sungut pertama) biasanya berwarna merah muda.
Lobster yang dewasa
mepunyai ukuran mencapai 20 cm dan sering berganti kulit (moulting).
Tempat hidup lobster pada perairan dangkal sampai pada laut berkedalaman 400
meter (Kanciruk, 1980). Namun umumnya lobster hidup di daerah terumbu karang di
perairan dangkal hingga pada kedalaman 100 m. Lobster berdiam di dalam
lubang-lubang karang atau menempel pada dinding-dinding karang. Lobster yang
muda menyukai perairan karang dangkal pada kedalaman 0,5-3,0 m, lobster muda
menyukai perairan dengan dasar pasir berkarang yang ditumbuhi lamun. Setelah
menginjak dewasa, lobster bergerak keperairan yang lebih dalam, dengam
kedalaman anatar 7-40 m yang biasanya perpindahan dilakukan pada sore
hari.
Lobster mempunyai daur
hidup yang kompleks. Yelur yang telah dibuahi menetas menjadi larva dengan
beberapa macam tingkatan (stadium) yang beebeda pada tiap jenis. Untuk mengenali lobster jenis betina dan jantan dapat dilakukan
secara morfologis, terutama pada lobster dewasa. Pada lobster betina, di dasar
kaki jalan yang ketiga terdapat lubang peneluran. Pada pasangan kaki jalannya
yang kelima terdapat capit yang tidak sempurna, yang terjadi karena perubahan
ujung kaki yang tumbuh bercabang dua dan ujung ruas kaki berikutnya berubahn
menjadi semacam duri. Capit ini merupakan capit semu, gunanya untuk merobek
kantung sperma yang ada pade waktu pemijahan ditempelkan di antara kaki-kaki ketiga,
keempat dan kelima oleh lobster jantan.
Kaki renang lobster
betina terdiri atas dua lembar, di mana lembaran sisi luar lebih besar (seperti
daun) dari lembaran lainnya (lembaran sisi dalam). Lembaran sisi dalam ini agak
bercagak dua, kaku, ramping dan berbulu panjang-panjang, gunanya agar
waktu bertelur, telur-telur tersebut menempel sebelum menetas menjadi larva.
Lobster betina lebih muda dikenal bila mengandung telur.
Pada lobster jantan, kaki jalannya semua sama, pada ujungnya
hanya terdapat kuku-kuku runcung. Kaki renangnya hanya satu lembar. Lembaran
kedua sama sekalu tidak tumbuh, hanya berupa tonjolan seperti tumpul. Pada
pangkal kaki kelima terda[pat semacam tonjolan lipatan kulit yaitu liang
sperma, tempat di mana sperma nantinya dikeluarkan pada waktu pemijahan.
Pada lobster
betina dan jantan masing-masing terdapat indung telur dan sepasang kantong
sperma. Kantong sperma bermuara pada dasar kaki jalan kelima dan lubang
peneluran bermuara pada dasar kaki jalan yang ketiga. Biasanya ukuran lobster
jantan lebih besar dari betinanya, sehingga jantanlah yang paling banyak
diincar dan diminati oleh konsumen.
Lobster tidak melakukan
pemijahan sepanjang tahun, melainkan pada musim-musim tertentu, walaupun
lobster mampu memijah lebih dari satu kali. Banyaknya telur bergantung pada
besar kecilnya lobster yang melakukan pemijahan. Biasanya antara
10.000-100.000, bahkan bisa mencapai lebih. Ukuran induk saat matang
gonad sangat bervariasi. Lobster jenis P. Versicolor matang gonad setelah
mencapai panjang karapas (CL) 66 mm untuk betina dan 72 mm untuk jantan.
Untuk jenis P. Homarus, kematangan gonad betina
dan jantan masing-masing CL-nya berukuran berukuran 54 mm dan 50-60 mm.
Waktu pemijahan, lobster jantan
meletakan cairan kental dari liang spermanya ke dekat lubang peneluran yaitu
di antara kaki ketiga, keempat dan kelima dari lobster betina. Kemudian cairan
itu mengras dan menjadi semacam kantong sperma. Setelah itu lobster betina
mulai mengeluarkan butir-butir telur berwarna merah kunyit, yang melekat pada
kaki-kaki renangnya /di bawah abdomennya. Kemudian lobster betina akan merobek
kantong sperma tersebut dengan kaki yang runcing dan terjadilah pembuahan.
Dalam perkembangan selanjutnya lobster betina akan membawa
telurnya ketempat yang lebih dalam. Biasanya kedasar perairan yang berbatu
karang, berliang-liang atau bergua-gua. Lobster tidak menyukai tempat yang
berarus kuat ataupun berombak berlebihan dan dasar yang berlumpur. Lobster
menyukai perairan yang berumput laut dan banyak binatang kecil dan cacing.
Seperti halnya jenis dari bangsa udang dan kepiting
lainnya, telur lobster tidak lansung menetas sempurna seperti lobster dewasa.
Tetapi, melalui tingkatan-tingkatan perubahan yang dikenal dengan larva (embrio
yang bisa hidup bebas). Telur yang telah masak akan menetas menjadi naupli
lobster (nauplisoma) dalam waktu 3-5 hari. Fase nauplisoma umumnya berlansung
relatif singkat, kemudian nanti berganti kulit menjadi filosoma (pyllosoma).
Fase filosoma berlansung selama 3-7 bulan. Filosoma akan berkembang menjadi
puerila (puerulus/puerilla). Bentuk puerila sudah mirip lobster dewasa, namun
belum mempunyai kulit luar yang keras dan mengandung zat kapur. fase puerila
berlansung selama 10-14 hari, kemudian berganti kulit menjadi lobster muda yang
berukuran 7-10 cm dan sudah mempunyai kerangka luar yang mengandung zat kapur.
Lobster (Panulirus)
adalah hewan nokturnal atau aktif di malam hari, terutama dalam mencari makan.
Pada siang hari, lobster beristrhat dan bersembunyi di tempat-tempat yang
gelap, di lubang-lubang dan di balik batu karang. Sifat nokturnal dapat
dimanfaatkan oleh pembudidaya dengan memberi pakan pada sore menjelang malam
atau malam hari dengan dosis yang lebih banyak. Wadah budidaya perlu dilengkapi
dengan sheltel (pelindung) yang menjadi tempat persembunyian lobster. Bahan
yang digunakan berupa pipa paralon sepanjang 30-50 cm dengan diameter
disesuaikan dengan ukuran lobster. Bisa juga menggunakan batu karang atau bbata
yang disusun memungkinkan lobster berlindung dan bersembunyi.
Di perairan indonesia terdapat sedikitnya enam spesies
lobster dari marga Panulirus, adapun jenis-jenisnya adalah sebgai berikut :
Panulirus Homarus
Spesies Panulirus homarus atau scapolled spiny lobster/spny
lobster mempunyai punggung berwarna kebiru-biruan, kehijau-hijauan atau cokelat
kemerah-merahan, dan terdapat bintik-bintik besar dan kecil berwarna kuning
terang. Pada bagian badan terdapat garis kuning, melintang pada bagian sisi
belakang segmen abdomen. Selain itu, terdapat bercak-bercak pada bagian
kakinya.
Panulirus Peniculatus
Panulirus Peniculatus atau pronghorn spiny/spiny lobster
mempunyai bentuk tubuh berwarna hijau tua atau hijau-kehitaman dengan sapuan
warna coklat melintang. Lobster jantan biasanya berwarna lebih gelap dari
betina. Spesiae ini banyak ditemukan di perairan karang tidak jauh dari pantai.
Panulirus Longipes
Spesies Panulirus Longipes atau long legged spiny mempunyai
warna tubuh merah kecoklatan terang, merah kecoklatan gelap, atau kemerahan.
Terdapat bintik-bintik putih dan setiap ruas kaki bergari-garis coklat atau
kekuning-kuningan memanjang. Spesies ini diperkirakan memiliki dua varietas,
yaitu Panulirus Longipes femoritiga dan Panulirus Longipes longipes.
Panulirus Polyphagus
Spesies Panulirus Polyphagus atau mud spiny mempunyai bentuk
badan berwarna coklat. Setiap ujung ruas tubuhnya terdapat guratan berbentuk
pipa berwarna putih dan coklat gelap.
Panulirus Versicolor
Spesies Panulirus Versicolor atau painted spiny yang
masih muda mempunyai bentuk tubuh berwarna kebiru-biruan atau keungu-unguan.
Sedangkan lobster dewasa berwarna hijau terang dengan sapuan warna merah,
terutama pada bagian punggung. Bagian kepala berwarna kehitam-hitaman dengan
bercak-bercak putih tersebar pada cangkang kepala. Pada setiap ujung segmen
terdapat guratan berbentuk pipa hitam dengan garis putih di bagian tengahnya.
Antena berwarna coklat muda kekuning-kuningan. Pada kaki didominasi oleh warna
putih.
Panulirus Ornatus
Spesies Panulirus Ornatus atau ornate spiny mempunyai tubuh
berwarna hijau berbelang-belang kuning. Pada bagian abdomen terdapat bintik
berwarna kuning.
Source Link : http://lagilagibegadang.blogspot.com/