Jika Anda bertanya “Apa
itu spirulina?”, berikut ada beberapa penjelasan yang mungkin dapat menjawab
pertanyaan Anda. Spirulina adalah sumber nutrisi terbaik abad ini yang
kandungannya 100% berasal dari alam. Orang banyak mengenal spirulina
dengan nama lain ganggang hijau, biasanya digunakan sebagai bahan dasar
suplemen atau bahan makanan. Spirulina termasuk ke dalam jenis tumbuhan
air bersel satu dengan kategori Cyanobacteria atau mikroalga, yang
memiliki bentuk menyerupai spiral. Spirulina sendiri sudah ada di bumi
ini sejak 3.5 milyar tahun yang lalu. Bahkan penduduk jaman dahulu
seperti suku Aztec kuno yang ada di Mexico sudah mengkonsumsi spirulina sebagai
bahan makanan mereka. Jenis-jenis spirulina sangatlah banyak, ada sekitar
kurang lebih 2000 jenis. Namun dari semuanya ini, penelitian
menunjukkan bahwa spirulina yang berasal dari
spesies platensis yang termasuk ke dalam jenis spirulina yang aman
untuk dikonsumsi, serta memiliki nilai gizi cukup tinggi.
Apa itu spirulina bagi
kesehatan kita?
Setelah Anda mengetahui
sekilas tentang apa itu spirulina, kini mari kita membahas dari segi manfaatnya
bagi kesehatan. Spirulina terkenal akan kandungan gizinya yang sangat
tinggi, sehingga mendapat gelar “Super Food”. Kandungan nutrisi dalam 1
gram spirulina sama dengan kandungan nutrisi pada 500 gram sayuran dan
buah-buahan, dengan kata lain asupan 8 gram spirulina dapat memenuhi asupan
nutrisi untuk 40 hari. Sebagai perbandingan, kandungan beta karoten pada
spirulina 10x lipat lebih tinggi daripada wortel, 10 gram spirulina dapat
memenuhi 70% kebutuhan harian tubuh akan zat besi dan sekaligus memenuhi 3-4x
lipat kebutuhan harian akan vitamin A, vitamin B komplek, vitamin D dan vitamin
K. Secara garis besar, manfaat spirulina bisa dikategorikan seperti ini:
Menambah kekebalan
tubuh.
Meningkatkan kekuatan
tubuh melawan radiasi.
Membantu penderita
diabetes.
Mencegah penyakit
pembuluh darah dan jantung.
Merawat kecantikan dan
sebagai anti-aging.
Memenuhi kebutuhan
tubuh akan nutrisi (melawan mal-nutrisi).
Budidaya Spirulina
Budidaya Spirulina untuk Pakan Ikan
Arhtrospira platensis atau yang lebih dikenal dengan nama Spirulina adalah jenis
mikroalga yang paling banyak dibudidayakan. Pertumbuhannya yang cepat,
efisien karena tidak memakan banyak ruang untuk menghasilkan dalam jumlah
banyak, dan kandungan nutrisinya yang kaya menjadikan Spirulina primadona yang
naik daun di dunia akuakultur. Spirulina sudah terlebih dahulu menjadi suplemen
yang dikonsumsi manusia, dikenal sebagai superfood dalam bentuk tablet/kapsul. Siapa sangka, Spirulina
pun cocok dikonsumsi oleh ikan dan udang. Beberapa pendapat baik dari petani
ikan maupun udang mengatakan bahwa ikan/udang yang diberi Spirulina memiliki
nafsu makan dan ketahanan tubuh yang lebih baik.
Keunggulan Nutrisi Spirulina
Mikroalga ini sangat cocok untuk dijadikan pakan larva karena ukurannya
pas dengan bukaan mulut larva dan mengandung nutrisi yang sesuai dengan
kebutuhan larva. Industri hatchery udang
di Indonesia sudah banyak yang menggunakannya sebagai pakan alami. Spirulina
juga dapat dimanfaatkan sebagai obat bagi ikan karena mampu meningkatkan
imunitas dan mengandung antioksidan alami (carotenoid, astaxhantin) sebagai pengganti antibiotik.
Spirulina sebagai pakan ikan banyak dimanfaatkan dalam bentuk tepung.
Penggunaan tepung ikan pada pakan diminati karena kadar proteinnya yang tinggi
dan kaya akan asam amino. Namun, penggunaannya tepung ikan ini tidak
berkelanjutan baik dari sisi ekonomi maupun lingkungan. Berbeda dengan
Spirulina yang selain memiliki protein dan asam amino yang sama, pengolahan dan
penggunaannya lebih ramah lingkungan. Hal ini membuat Spirulina dapat menjadi
pilihan sebagai bahan baku dalam pembuatan pakan, meskipun saat ini belum
sampai menggantikan tepung ikan sepenuhnya.
Spirulina
bubuk dalam kemasan yang banyak dijual
Dalam 100 g Spirulina kering, terkandung sekitar 60% protein, 24%
karbohidrat, dan 8% lemak. Lebih jauh lagi, Spirulina juga mengandung asam
amino esensial (tryptophan,
threonine, isoleucine, histidine, dan masih banyak lagi), vitamin (vitamin A, vitamin B12, riboflavin,
dll), dan mineral (kalsium, zat besi, magnesium, dll) yang sangat penting
sebagai nutrisi pakan. Selengkapnya mengenai kandungan nutrisi Spirulina dapat
dilihat di sini.
Cara Budidaya Spirulina
Budidaya Spirulina air tawar dapat dilaukan dengan prosedur sebagai
berikut;
- Kolam budidaya harus terhindar dari air hujan, nemun terkena sinar matahari penuh.
- Kedalaman air maksimal 50 cm (pernah dicoba) dan harus teraduk penuh 24 jam dengan pilihan metode aerasi atau kincir air.
- Air disterilisasi menggunakan kaporit dengan dosis 30 ppm dan tunggu selama 4 hari dengan aerasi berjalan.
- Air diberi pupuk dengan jenis dan dosis/liter sebagai berikut:
NaHCO3
|
8,4g
|
NaCl
|
0,5g
|
Urea
|
0,08g
|
TSP
|
0,03g
|
ZA
|
0,02g
|
FeCl
|
0,002g
|
- Masukan bibit Spirulina sebanyak 20% dari volume air.
- Panen dilakukan 7 hari semenjak dari memasukan benih dengan cara disaring, sisakan 20% volume air jangan disaring.
- Lanjutkan pemupukan dengan dosis sama, tunggu 7 hari sampai panen kembali.
Produktivitas menggunakan prosedur diatas berada di sekitar
0,13gram/liter per 7 hari.
Budidaya Spirulina sudah banyak dilakukan di berbagai daerah di
Indonesia, khususnya di pulau Jawa. Banyak yang melakukannya dalam skala kecil
(ukuran ember) tapi ada pula yang sudah menjadi industri yang fokus pada
Spirulina sebagai suplemen manusia, contohnya PT. Trans Pangan Spirulindo di
Jepara dan Neoalga Spirulina di Sukoharjo. Produksi di Jepara mencapai 7 kg/kolam
ukuran 100 m2 setiap bulannya.
Budidaya
Spirulina di kolam beton
Indonesia
berpotensi untuk menjadi produsen Spirulina dunia karena lingkungannya yang
mendukung, air melimpah dan yang lebih penting lagi, sinar matahari yang ada
sepanjang tahun. Spirulina juga mudah untuk dibudidayakan dengan memanfaatkan
alat dan bahan yang relatif mudah ditemukan. Sayangnya, bibit Spirulina masih
banyak diimpor dari Cina dan India sehingga harganya agak mahal dan terkesan
eksklusif. Bibit Spirulina yang penulis tahu saat ini adalah di laboratorium
Sekolah Ilmu Hayati dan Teknologi (SITH) ITB dan di BBAL Jepara. Tentunya masih
ada penyedia bibit lain di beberapa daerah.
Budidaya Spirulina adalah salah satu kegiatan akuakultur yang berpotensi
untuk menjawab kebutuhan pangan dunia, terutama yang berkelanjutan dan berjejak
karbon rendah. Contohnya saat ini permintaan “ikan vegetarian” meningkat secara
global karena tren permintaan pangan saat ini dan masa depan akan peduli pada
proses produksinya yang berkelanjutan. Di samping itu, Spirulina memiliki
berbagai manfaatnya, yang dapat digunakan baik untuk manusia, hewan ternak darat,
dan hewan ternak perairan.
Pemilihan Lahan Budidaya Spirulina
Bagi anda yang tertarik dalam membudidayakan spirulina karena
potensi profit maupun hanya sekedar hobi, banyak hal yang harus dipertimbangkan
guna memastikan bahwa usaha anda tidak sia-sia. Yang pertama yang perlu
diperhatikan dalam cara budidaya spirulina adalah mengenai lahan yang
digunakan dalam mengembangkan spirulina. Yang perlu diperhatikan pertama adalah
mengenai temperatur. Spirulina dapat berkembang dengan baik pada lahan yang
bersuhu sekitar 25 hingga 35 derajat celcius. Biasanya spirulina akan ditampung
pada tanki berbahan semen maupun plastik. Yang harus diperhatikan adalah
mengenai ukuran tempat tersebut yaitu 10x5x1,5 kaki.
Persyaratan Air dan Perawatan
Tentu saja yang menjadi hal paling signifikan dari
cara budidaya spirulina adalah mengenai pemeliharaan dan
juga kondisi air dimana spirulina tersebut tinggal. Kuantitas air yang tepat
untuk digunakan adalah sebanyak 1000 liter dengan kedalaman sekitar dua kaki.
Anda juga perlu menyampur air tersebut dengan 8 gram sodium bicarbonat, 5 gram
sodium chloride, 0,2 gram urea, 0,5 gram potassium sulfat, 0,16 gram magnesium
sulfat, 0,052 ml asam fosfor, dan juga 0,05 ml ferrous sulfate. Apabila
mengenai perawatan, anda harus mengaduknya setiap hari selama seminggu dalam
durasi satu setengah jam.
Panen Spirulina
Bagi para pengembang spirulina, mungkin masih ada yang belum
benar-benar paham mengenai tata cara panen tanaman air tersebut. Pada
umumnya spirulina sudah dapat dipanen setelah 10 hari. Yang diperlukan untuk
memanen alga tersebut hanyalah ember plastik berukuran kecil yang mana
dihubungkan dengan saringan guna membuang air yang ikut terangkat. Setelah
terangkat, anda perlu membungkus spirulina dengan kain muslin yang bersih dan
memerasnya kembali guna memastikan tidak ada air lagi. Setelah itu, anda perlu
untuk mengeringkan spirulina yang anda panen kurang lebih selama 2 hingga 3 jam
saja. Spirulina kemudian dapat dijual secara langsung ataupun dijadikan bubuk
terlebih dahulu.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar