Kamis, 28 Juni 2018

SPIRULINA ITU APA SIH ?



                                      
Jika Anda bertanya “Apa itu spirulina?”, berikut ada beberapa penjelasan yang mungkin dapat menjawab pertanyaan Anda.  Spirulina adalah sumber nutrisi terbaik abad ini yang kandungannya 100% berasal dari alam.  Orang banyak mengenal spirulina dengan nama lain ganggang hijau, biasanya digunakan sebagai bahan dasar suplemen atau bahan makanan.  Spirulina termasuk ke dalam jenis tumbuhan air bersel satu dengan kategori Cyanobacteria atau mikroalga, yang memiliki bentuk menyerupai spiral.  Spirulina sendiri sudah ada di bumi ini sejak 3.5 milyar tahun yang lalu.  Bahkan penduduk jaman dahulu seperti suku Aztec kuno yang ada di Mexico sudah mengkonsumsi spirulina sebagai bahan makanan mereka.  Jenis-jenis spirulina sangatlah banyak, ada sekitar kurang lebih 2000 jenis.  Namun dari semuanya ini, penelitian menunjukkan bahwa spirulina yang berasal dari spesies platensis yang termasuk ke dalam jenis spirulina yang aman untuk dikonsumsi, serta memiliki nilai gizi cukup tinggi.
Apa itu spirulina bagi kesehatan kita?
Setelah Anda mengetahui sekilas tentang apa itu spirulina, kini mari kita membahas dari segi manfaatnya bagi kesehatan.  Spirulina terkenal akan kandungan gizinya yang sangat tinggi, sehingga mendapat gelar “Super Food”.  Kandungan nutrisi dalam 1 gram spirulina sama dengan kandungan nutrisi pada 500 gram sayuran dan buah-buahan, dengan kata lain asupan 8 gram spirulina dapat memenuhi asupan nutrisi untuk 40 hari.  Sebagai perbandingan, kandungan beta karoten pada spirulina 10x lipat lebih tinggi daripada wortel, 10 gram spirulina dapat memenuhi 70% kebutuhan harian tubuh akan zat besi dan sekaligus memenuhi 3-4x lipat kebutuhan harian akan vitamin A, vitamin B komplek, vitamin D dan vitamin K.  Secara garis besar, manfaat spirulina bisa dikategorikan seperti ini:
Menambah kekebalan tubuh.
Meningkatkan kekuatan tubuh melawan radiasi.
Membantu penderita diabetes.
Mencegah penyakit pembuluh darah dan jantung.
Merawat kecantikan dan sebagai anti-aging.
Memenuhi kebutuhan tubuh akan nutrisi (melawan mal-nutrisi).
Budidaya Spirulina

Budidaya Spirulina untuk Pakan Ikan

 
Arhtrospira platensis atau yang lebih dikenal dengan nama Spirulina adalah jenis mikroalga yang paling banyak dibudidayakan.  Pertumbuhannya yang cepat, efisien karena tidak memakan banyak ruang untuk menghasilkan dalam jumlah banyak, dan kandungan nutrisinya yang kaya menjadikan Spirulina primadona yang naik daun di dunia akuakultur. Spirulina sudah terlebih dahulu menjadi suplemen yang dikonsumsi manusia, dikenal sebagai superfood dalam bentuk tablet/kapsul. Siapa sangka, Spirulina pun cocok dikonsumsi oleh ikan dan udang. Beberapa pendapat baik dari petani ikan maupun udang mengatakan bahwa ikan/udang yang diberi Spirulina memiliki nafsu makan dan ketahanan tubuh yang lebih baik.
Keunggulan Nutrisi Spirulina
Mikroalga ini sangat cocok untuk dijadikan pakan larva karena ukurannya pas dengan bukaan mulut larva dan mengandung nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan larva. Industri hatchery udang di Indonesia sudah banyak yang menggunakannya sebagai pakan alami. Spirulina juga dapat dimanfaatkan sebagai obat bagi ikan karena mampu meningkatkan imunitas dan mengandung antioksidan alami (carotenoid, astaxhantin) sebagai pengganti antibiotik.
Spirulina sebagai pakan ikan banyak dimanfaatkan dalam bentuk tepung. Penggunaan tepung ikan pada pakan diminati karena kadar proteinnya yang tinggi dan kaya akan asam amino. Namun, penggunaannya tepung ikan ini tidak berkelanjutan baik dari sisi ekonomi maupun lingkungan. Berbeda dengan Spirulina yang selain memiliki protein dan asam amino yang sama, pengolahan dan penggunaannya lebih ramah lingkungan. Hal ini membuat Spirulina dapat menjadi pilihan sebagai bahan baku dalam pembuatan pakan, meskipun saat ini belum sampai menggantikan tepung ikan sepenuhnya.
Spirulina bubuk dalam kemasan yang banyak dijual
 
Dalam 100 g Spirulina kering, terkandung sekitar 60% protein, 24% karbohidrat, dan 8% lemak. Lebih jauh lagi, Spirulina juga mengandung asam amino esensial (tryptophan, threonine, isoleucine, histidine, dan masih banyak lagi), vitamin (vitamin A, vitamin B12, riboflavin, dll), dan mineral (kalsium, zat besi, magnesium, dll) yang sangat penting sebagai nutrisi pakan. Selengkapnya mengenai kandungan nutrisi Spirulina dapat dilihat di sini.
Cara Budidaya Spirulina
Budidaya Spirulina air tawar dapat dilaukan dengan prosedur sebagai berikut;
  1. Kolam budidaya harus terhindar dari air hujan, nemun terkena sinar matahari penuh.
  2. Kedalaman air maksimal 50 cm (pernah dicoba) dan harus teraduk penuh 24 jam dengan pilihan metode aerasi atau kincir air.
  3. Air disterilisasi menggunakan kaporit dengan dosis 30 ppm dan tunggu selama 4 hari dengan aerasi berjalan.
  4. Air diberi pupuk dengan jenis dan dosis/liter sebagai berikut:
NaHCO
8,4g
NaCl
0,5g
Urea
0,08g
TSP
0,03g
ZA
0,02g
FeCl
0,002g

  1. Masukan bibit Spirulina sebanyak 20% dari volume air.
  2. Panen dilakukan 7 hari semenjak dari memasukan benih dengan cara disaring, sisakan 20% volume air jangan disaring.
  3. Lanjutkan pemupukan dengan dosis sama, tunggu 7 hari sampai panen kembali.
Produktivitas menggunakan prosedur diatas berada di sekitar 0,13gram/liter per 7 hari.
http://efishery.com/sites/wp-content/uploads/2017/09/SIAR-spirulina-724x1024.jpg
 Budidaya Spirulina sudah banyak dilakukan di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di pulau Jawa. Banyak yang melakukannya dalam skala kecil (ukuran ember) tapi ada pula yang sudah menjadi industri yang fokus pada Spirulina sebagai suplemen manusia, contohnya PT. Trans Pangan Spirulindo di Jepara dan Neoalga Spirulina di Sukoharjo. Produksi di Jepara mencapai 7 kg/kolam ukuran 100 m2 setiap bulannya.
http://efishery.com/sites/wp-content/uploads/2017/09/spirulina-farm_livesuperfoods.com_.jpg
Budidaya Spirulina di kolam beton
Indonesia berpotensi untuk menjadi produsen Spirulina dunia karena lingkungannya yang mendukung, air melimpah dan yang lebih penting lagi, sinar matahari yang ada sepanjang tahun. Spirulina juga mudah untuk dibudidayakan dengan memanfaatkan alat dan bahan yang relatif mudah ditemukan. Sayangnya, bibit Spirulina masih banyak diimpor dari Cina dan India sehingga harganya agak mahal dan terkesan eksklusif. Bibit Spirulina yang penulis tahu saat ini adalah di laboratorium Sekolah Ilmu Hayati dan Teknologi (SITH) ITB dan di BBAL Jepara. Tentunya masih ada penyedia bibit lain di beberapa daerah.
Budidaya Spirulina adalah salah satu kegiatan akuakultur yang berpotensi untuk menjawab kebutuhan pangan dunia, terutama yang berkelanjutan dan berjejak karbon rendah. Contohnya saat ini permintaan “ikan vegetarian” meningkat secara global karena tren permintaan pangan saat ini dan masa depan akan peduli pada proses produksinya yang berkelanjutan. Di samping itu, Spirulina memiliki berbagai manfaatnya, yang dapat digunakan baik untuk manusia, hewan ternak darat, dan hewan ternak perairan.

Pemilihan Lahan Budidaya Spirulina

Bagi anda yang tertarik dalam membudidayakan spirulina karena potensi profit maupun hanya sekedar hobi, banyak hal yang harus dipertimbangkan guna memastikan bahwa usaha anda tidak sia-sia. Yang pertama yang perlu diperhatikan dalam cara budidaya spirulina adalah mengenai lahan yang digunakan dalam mengembangkan spirulina. Yang perlu diperhatikan pertama adalah mengenai temperatur. Spirulina dapat berkembang dengan baik pada lahan yang bersuhu sekitar 25 hingga 35 derajat celcius. Biasanya spirulina akan ditampung pada tanki berbahan semen maupun plastik. Yang harus diperhatikan adalah mengenai ukuran tempat tersebut yaitu 10x5x1,5 kaki.

Persyaratan Air dan Perawatan

Tentu saja yang menjadi hal paling signifikan dari cara budidaya spirulina adalah mengenai pemeliharaan dan juga kondisi air dimana spirulina tersebut tinggal. Kuantitas air yang tepat untuk digunakan adalah sebanyak 1000 liter dengan kedalaman sekitar dua kaki. Anda juga perlu menyampur air tersebut dengan 8 gram sodium bicarbonat, 5 gram sodium chloride, 0,2 gram urea, 0,5 gram potassium sulfat, 0,16 gram magnesium sulfat, 0,052 ml asam fosfor, dan juga 0,05 ml ferrous sulfate. Apabila mengenai perawatan, anda harus mengaduknya setiap hari selama seminggu dalam durasi satu setengah jam.

Panen Spirulina

Bagi para pengembang spirulina, mungkin masih ada yang belum benar-benar paham mengenai tata cara panen tanaman air tersebut. Pada umumnya spirulina sudah dapat dipanen setelah 10 hari. Yang diperlukan untuk memanen alga tersebut hanyalah ember plastik berukuran kecil yang mana dihubungkan dengan saringan guna membuang air yang ikut terangkat. Setelah terangkat, anda perlu membungkus spirulina dengan kain muslin yang bersih dan memerasnya kembali guna memastikan tidak ada air lagi. Setelah itu, anda perlu untuk mengeringkan spirulina yang anda panen kurang lebih selama 2 hingga 3 jam saja. Spirulina kemudian dapat dijual secara langsung ataupun dijadikan bubuk terlebih dahulu.


Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar