Ubur-ubur
menjadi salah satu hewan yang ditakuti banyak orang yang berlibur ke pantai,
karena ubur-ubur dikenal memiliki sengatan yang jahat. Namun, sesungguhnya
banyak fakta lain yang bisa kita ketahui tentang ubur-ubur.
Mereka memiliki beberapa karakteristik yang unik dalam sejarah dan siklus kehidupan
mereka.
1. Ubur-ubur terbuat lebih dari 95% air
Tubuh
ubur-ubur sangat lembut dan halus. Mereka juga tidak memiliki struktur rangka
atau cangkang luar. Ubur-ubur membutuhkan air untuk kebutuhan tubuh mereka,
jika mereka tidak mendapatkan air atau dikeluarkan dari air, maka mereka akan
mati.
2. Ubur-ubur merupakan simetri radial
Ini
maksudnya adalah mereka simetris, dari atas tubuh bell mereka hingga ke ujung
tentakel. Mereka memiliki sisi atas dan bawah, tetapi tidak memiliki sisi kiri
dan akan. Hal ini tentunya berbeda dengan jenis hewan lainnya, seperti mamalia,
reptile, burung, dan arthropoda yang merupakan simetri bilateral
3. Ubur-ubur memiliki sistem pencernaan yang sederhana, hanya dengan
satu lubang
Mereka
mengambil makanan melalui mulut yang terletak di bagian bawah belnya.
Makanan kemudian dicerna dalam struktur kantung yang disebut coelenterons
atau rongga gastrovascular. Bahan limbah atau sisa makanan pun diteruskan
melalui mulut itu.
4. Bergerak seperti jet air
Untuk
bergerak maju, ubur-ubur mengambil air ke dalam otot bel mereka kemudian
meyemprotkannya keluar dari belakang tubuh mereka. Itu mencipakan bentuk mirip
jet air. Selain melalui gerakan itu, ubur-ubur juga bergerak dengan cara
melayang pada arus air.
5. Ubur-ubur tidak memiliki otak, darah, dan sistem saraf
Indera
yang mereka miliki sangat primitif. Mereka memiliki bintik mata yang dapat
merasakan cahaya gelap dan lubang chemosensory yang membantu mereka
mengidentifikasi mangsa.
Ubur-ubur adalah sejenis binatang laut tak bertulang
belakang yang termasuk dalam filum Cnidaria, ubur-ubur yang dimaksud disini adalah hewan dari kelas Schypozoa, sehingga sering disebut ubur-ubur sejati agar tidak
dibingungkan dengan hewan lain yang juga disebut ubur-ubur seperti: Ctenophora (ubur-ubur
sisir) dan Cubozoa (ubur-ubur
kotak). Sebagai anggota Cnidaria, mereka memiliki dua bentuk tubuh yaitu polip
yang menempel di dasar laut dan medusa yang dapat berenang bebas dan berbentuk
cangkir terbalik.
Umumnya mereka berukuran 2 sampai 40 cm, tapi ubur-ubur
yang lebih besar bisa mencapai 1-2 meter, misalnya spesies terbesarnya Cyanea capillata atau lebih
dikenal dengan Surai singa. Schypozoa dapat ditemukan di lautan di seluruh dunia, dari
permukaan sampai laut dalam. Schypozoa tidak ditemukan di air tawar. Schypozoa
memakan beragam makanan seperti Krustasea atau Ikan yang mereka buru menggunakan organel
nematosista yang terdapat di tentakelnya. Nematosista sendiri adalah ciri khas
filum Cnidaria, berupa sel berbentuk jarum yang berfungsi menusuk dan mengirim
racun ke mangsanya.
Ubur-ubur dewasa memiliki dua bentuk tubuh dasar:
Medusa yang dapat berenang bebas (motil) dan Polip yang menempel pada substrat
(sesil). Kedua bentuk tersebut memiliki simetri radial. Hewan ini tidak punya
kepala dan mulut serta anusnya terletak di lubang yang sama, sisi yang dekat
mulut disebut oral dan sebaliknya disebut aboral. Ubur-ubur memiliki tentakel
yang dipenuhi nematosista disisinya. Medusa memiliki mesoglea yang tebal dan
elastis, sehingga medusa dapat meluncur di air dan bentuknya kembali seperti
semula
Schypozoa
mendapat makanan dengan berbagai cara: predasi atau berburu mangsa, menyerap
zat organik yang larut di air, menyaring partikel makanan di air, dan
mendapatkan nutrisi dari alga simbiotik di dalam selnya. Kebanyakan Cnidaria
mendapatkan makanan lewat predasi, beberapa Cnidaria yang bersimbiosis dengan
alga memberikan perlindungan, karbon dioksida dan tempat yang terkena cahaya
matahari bagi alganya.
Ubur-ubur menggunakan nematosistanya untuk
melumpuhkan mangsanya kemudian dimasukkan kedalam mulut menggunakan tentakelnya,
setelah masuk rongga pencernaan, sel kelenjar di gastroderm mensekresikan enzim
untuk mencerna makanan, nutrisi yang didapatkan disalurkan ke seluruh tubuh
menggunakan aliran air yang dikontrol silia di gastroderm atau gerakan otot.
Nutrisi dikirimkan ke lapisan sel terluar lewat difusi.
Sisa makanan yang tidak dapat dicerna dikeluarkan
lewat mulut juga menggunakan aliran air.
Schypozoa tidak punya organ pernafasan, tapi bernafas
lewat kedua lapisan sel dengan menyerap oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida
ke sekitarnya. Beberapa Cnidaria yang bersimbiosis dengan alga fotosintetik
dapat mengalami kelebihan oksigen yang berakibat fatal, sehingga mereka
memproduksi antioksidan untuk menetralisir oksigen yang berlebih.
Semua Cnidaria mampu beregenerasi, mereka dapat
menggunakan kemampuan ini untuk bereproduksi secara aseksual. Medusa memiliki
kemampuan regeneraasi terbatas, tapi polip mampu melakukannya secara penuh.
Sehingga polip seperti koral mampu tumbuh kembali walaupun dihancurkan predator.
Cnidaria
mengalami reproduksi dengan daur hidup antara bentuk polip dan medusa. Pada
Schypozoa (Ubur-ubur) dan Cubozoa (Ubur-ubur kotak), larvanya berenang sampai
mendapatkan tempat yang cocok untuk menempel, kemudian larva tumbuh menjadi
polip. Polip tumbuh besar sampai dewasa kemudian menarik tentakelnya serta
memotong tubuhnya secara horizontal, proses ini disebut strobilasi. Bagian yang
terpotong berenang bebas sebagai medusa muda. Medusa tumbuh sampai dewasa
sedangkan polip melanjutkan proses strobilasi. Medusa dewasa memiliki kelenjar
reproduksi di gastroderm-nya, kelenjar ini dapat menghasilkan sel telur atau
sperma yang dapat dikeluarkan saat musim kawin tiba. Telur yang dibuahi menjadi
larva dan memulai daur hidupnya lagi.
Peristiwa bergantinya cara reproduksi dari seksual
(tahap medusa) ke aseksual (tahap polip) atau sebaliknya disebut metagenesis,
proses ini juga dapat ditemukan pada beberapa tumbuhan misalnya lumut, dimana
cara reproduksinya berganti dari pembuatan spora yang aseksual ke pembuatan
gamet yang seksual.
Coronatae
Nausithoe aurea, salah satu anggota
Coronatae
Coronatae disebut juga ubur-ubur mahkota. Mereka dibedakan
dengan ubur-ubur lainnya karena lekukan di payungnya yang membuat hewan ini
mirip seperti mahkota. Kebanyakan spesies tinggal di laut dalam sehingga mereka
memiliki kemampuan bioluminesen atau menghasilkan cahaya sendiri. Kemampuannya
akan aktif jika hewan ini disentuh. Kemampuannya dapat dia gunakan untuk
mengejutkan dan menipu predator yang mencoba memangsanya, bioluminesen juga
dapat digunakan untuk menarik perhatian mangsa. Terdapat sekitar 54 spesies
yang telah teridentifikasi di tahun 2016 dan terbagi dalam enam famili.[
Rhizostomae
Ubur-ubur meriam (Stomolophus
meleagris), salah satu anggota Rhizostomae
Rhizostomae atau Rhizostomeae adalah ordo Schypozoa
yang tidak punya tentakel, tapi mereka memiliki delapan lengan bercabang dan
penuh nematosista, lengan ini semakin ke pusat semakin menjadi satu, mereka
juga memiliki mulut yang kecil yang berjumlah banyak tidak seperti Schypozoa
lainnya.
Jelatang laut (Chrysaora
quinquecirrha), salah satu anggota Semaeostomeae.
Rhizostomae memiliki anggota yang dijadikan
konsumsi oleh manusia (baik untuk makanan maupun pengobatan). Industri makanan
dari ubur-ubur dapat ditemukan di China dan Asia tenggara, ubur-ubur untuk
dimakan juga diimpor ke Jepang. Ubur-ubur yang dapat dimakan adalah dari ordo
Rhizostomae, misalnya ubur-ubur meriam (Stomolophus meleagris) dan
ubur-ubur api (Rhopilema esculentum). Ubur-ubur biasanya
dikeringkan atau digarami sebelum dimasak. Sekitar lebih dari 90 spesies telah
teridentifikasi.
Semaeostomeae
Semaeostomeae adalah ubur-ubur yang paling dikenal
masyarakat. Ciri khas mereka adalah memiliki empat tentakel oral (tentakel
panjang yang menempel di mulut), tentakel ini juga memiliki sel penyengat
nematosista. Tentakel lain menempel di sisi payung ubur-ubur.
Semaeostomeae dapat ditemukan di lautan di seluruh
dunia. Kelompok ini terdiri dari lima ordo: Cyaneidae, Drymonematidae,
Pelagiidae, Phacellophoridae, dan Ulmaridae.
SUMBER :
http://nationalgeographic.co.id