Ikan
Patin adalah sekelompok ikan berkumis atau yang
termasuk dalam genus dan
famili .
Nama “Patin” juga diberikan pada salah satu anggotanya yaitu P. nasutus.
Kelompok hewan ini memiliki banyak nilai ekonomi, seperti patin dan patin siam
(P. hypophthalmus synonim. P. sutchi, atau beberapa menyebutnya jambal siam).
Beberapa anggotanya hidup di Sungai Mekong dan diketahui memiliki ukuran sangat
besar hingga mencapai panjang dua meter lebih.
Ikan patin merupakan
jenis ikan air tawar yang dapat dikomsumsi oleh manusia.Produknya
termasuk unggulan sehingga banyak Pembudidaya
yang mencoba usaha budaya ikan patin ini,Tekstur daging ikan patin ini memiliki
banyak lemak dan agak basah namun tidak memiliki banyak duri.Harga ikan patin
dipasaran cenderung stabil sehingga usaha budaya ikan patin ini cukup
menjajikan dan berpotensi menghasilkan pendapatan besar.
Secara umum budidaya
ikan patin terdiri dari dua kegiatan yakni pembenihan dan pembesaran. Kegiatan
pembenihan ikan patin masih
tergolong sesuatu yang jarang diketahui sebab selama ini masyarakat lebih
memilih mengambil benih ikan patin di Balai-balai penangkaran, sehingga
usaha dibidang pembenihan ini sangan potensial dibandingkan di bidang
pembesaran, apalagi
proses yang dibutuhkan untuk panen sangatlah singkat dibandingkan
pembesarannya, dan
proses pembenihan ikan patin ini meliputi beberapa proses
yaitu:
1.Memilih indukan
yang siap di pijah
2.Menyiapkan hormon
atau kelenjar hipofisa
3.Induce breeding
atau proses kawin suntik
4.Striping atau
kegiatan pengurutan
5.Proses penetasan
larva
6.Proses
pemeliharaan larva dan
pendederan
7.Proses pemanenan dan
pengangkutan
Proses Pembenihan
Pada Budidaya Ikan Patin
Kegiatan pembenihan
ikan patin upaya untuk menghasilkan benih pada ukuran tertentu sehingga
yang dihasilkan adalah benih yang diproduksi setelah masa pendederan.
1.
Pemilihan
indukan
Untuk memilih indukan yang sudah
matang gonad atau siap kawin dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara visual
dan dengan alat bantu.
Cara
Visual
Indukan ditangkap kemudian perhatikan besar kecilnya perut. Selain itu juga
dapat dengan melihat warna kulit yang ada pada sekitar genital, jika warnanya
kemerahan berarti telur telah matang. Atau juga dengan meraba perut, jika
lembek berarti telur telah matang gonad.
Adapun
kriteria indukan Patin yang siap dipijahkan adalah:
· Berumur tiga tahun
· Ukuran antara 1,5-2
kilogram
· Perut membesar ke arah
anus
· Perut terasa empuk
dan halus saat diraba
· Kloaka membengkak
dan berwarna merah tua Kulit
pada bagian perut lembek dan tipis
· Ketika kloaka
ditekan maka akan keluar beberapa butir telur dengan bentuk bundar yang
besarnya seragam sedangkan pada induk jantan akan mengeluarkan cairan
sperma berwarna putih.
2. Menyiapkan hormon hipofisa dengan menggunakan ikan donor.
Induk dengan
berat 1 kg memerlukan hipofisa dari 3 kg sampai 4 kg ikan donor. Atau bisa juga
dengan menggunakan ovaprim sesuai dengan dosis pada label.
3. Penyuntikan indukan dengan hormon ovaprim/hipofisa,
adapaun tahapannya:
·
Induk-induk yang terpilih diberok (dipuasakan)
dalam hapa atau bak penampungan selama satu hari.
·
Seleksi induk siap pijah melalui pengecekan
kualitas telur dengan melihat apakah sudah benar-benar matang dan seragam.
·
Penyuntikan hormon dilakukan 2 kali, yang pertama
sebanyak 1/3 bagian, dan yang kedua sebanyak 2/3 bagian dengan selang waktu
penyuntikan 8 jam (waktu ovulasi 6 jam sampai 8 jam).
4. Striping atau pengurutan
Merupakan proses mengeluarkan telur ikan patin dari
indukannya dengan cara mengurut perut indukan ke arah lubang saluran telur
hingga perut mengempis dan telur keluar semua. Kemudian campurkan sperma yang
telah diambil dengan cara membedah induk jantan dan mengambil gonadnya.
Campurkan telur dan sperma dengan ditambah larutan garam fisiologis (NaCl) dan
diaduk dengan menggunakan bulu ayam.
5.
Penetasan
telur
Hal yang
mesti dilakukan adalah mempersiapkan medianya dengan kualitas air yang memiliki
suhu 27 – 30oC, pH 6,5 - 7,5, DO > 5mg/l, dan ketinggian air 25 –
30cm. Padat tebar telur antara 6 – 10 butir/cm dan diinkubasi selama 25 - 30
jam.
6.
Pemeliharaan
larva dan pendederan
Setelah 4
– 6 jam setelah menetas segera larva dipindahkan ke media pemeliharaan larva
dengan kualitas air suhu 28 -30oC, pH 6,5 - 7,5, DO > 5mg/l, dan
ketinggian air 30 – 50cm. Larva ditebar dengan kepadatan 15 ekor/l, dan diberi
pakan berupa artemia dan cacing sutra. Kemudian untuk pendederan benih ditebar
dikolam terpal dengan ketinggian 80 – 90cm dengan padat tebar 20 ekor/m2.
7.
Hama dan
Penyakit
Hama
Serangan hama biasanya tidak separah serangan
penyakit, hanya biasanya berukuran lebih besar daripada ikan dan bersifat
pemangsa.
Penyakit
Secara umum penyakit yang menyerang ikan patin
digolongkan ke dalam dua golongan yaitu penyakit yang timbul akibat adanya
gangguan factor bukan patogen, penyakit ini tidak menular. Yang kedua yaitu
penyakit yang timbul karena organisme patogen.
a. Penyakit non infeksi
Contoh penyakit non infeksi yaitu keracunan dan
penyakit kekurangan gizi. Beberapa factor yang menyebabkan keracunan yaitu
pemberian pakan yang kurang baik kualitasnya atu pencemaran air media akibat
tumpukan bahan organic.
b. Penyakit Infeksi
NO
|
JENIS PENYAKIT
|
GEJALA
|
1.
|
Parasit
(Bintik Putih/White Spot)
|
o Ikan berkumpul di tempat yang gelap
o Menggosok-gosokan tubuhnya
|
2.
|
Bakteri
(Aeromonas sp)
|
o Menyerang bagian punggung, perut dan pangkal ekor yang disertai dengan
pendarahan
|
3.
|
Jamur
(Saproglegnia )
|
o Luka di bagian tubuh, tutup insang, punggung, dan sirip yang ditumbuhi
benang halus seperti kapas berwarna putih
|
Penanggulangan Penyakit
NO
|
JENIS PENYAKIT
|
PENGOBATAN
|
|
BAHAN KIMIA
|
BAHAN ALAMI
|
||
1.
|
Parasit
(Bintik Putih/White Spot)
|
Formalin 20 ppm
Malachite green 4 gr/lt selama 24 jam
|
Sambiloto yaitu dengan cara mengambil ekstraknya
dan dilarutkan ke dalam air
|
2.
|
Bakteri
(Aeromonas sp)
|
PK 10-20 ppm selama 30-60 menit
|
Memakai kunyit dengan cara diparut. Kunyit
ini berfungsi untuk mengobati borok atau luka dan mempercepat pengeringan
|
3.
|
Jamur
(Saproglegnia )
|
Malachite green 2-3 gr/m3air selama 30
menit pengobatan diulang selama 3 hari berturut-turut
|
Memakai rimpang lengkuas yang diparut dan diambil
ekstraknya
|
8.
Pengemasan
Benih Dalam Budidaya Ikan Patin
Pengemasan benih
ikan patin harus dapat menjamin keselamatan benih selama pengangkutan. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pengemasan benih ikan patin yaitu:
·
Sediakan
kantong plastik sesuai kebutuhan. Setiap kantong dibuat rangkap
untuk menghindari kebocoran
·
Benih
ikan telah di puasakan selama 18 jam, supaya menghindari kematian dari amoniak
yang ditimbulkan oleh kotoran ikan
·
Satu
persatu kantong diisi dengan oksigen murni (perbandingan air dan oksigen=1:2)
Setelah itu diikat dengan karet gelang
·
Kantong-kantong
yang berisi benih dimasukkan kedalam kardus/styrofoam, untuk
menghindari benturan yang mengakibatkan kebocoran
·
Lama
pengangkutan benih ikan patin dapat diangkut selama 10 jam dengan tingkat
kelangsungan hidup mencapai 98,67%
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar