Kamis, 26 April 2018

BIOSECURITY BIDANG BUDIDAYA UDANG


                                   


Biosecurity didefinisikan sebagai suatu perangkat aturan, perlengkapan atau peralatan yang sangat penting untuk melakukan pencegahan, pengendalian dan pemberantasan  penyakit infeksi yang bisa menyebabkan kerugian besar secara ekonomi.

Biosecurity didefinisikan sebagai suatu kemampuan untuk mencegah kerugian-kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit melalui pemberantasan patogen penyebab penyakit beserta carriernya.


Biosecurity dihubungkan dengan kegiatan untuk mengurangi kemungkinan kontaminasi patogen dan berikut penyebarannya. Beberapa kegiatan ditujukan untuk mengeluarkan patogen. Dua kondisi yang memungkinkan pengeluaran patogen dapat berjalan. Pertama, tingkat serangan kebanyakan patogen terhadap udang ( budidaya ataupun liar) tidak 100 %, yaitu keberadaan udang yang bebas dari spesifik patogen . Kedua, patogen dipindahkan dari satu tempat ketempat lain, jadi secara prinsip patogen dalam kodisi bebas dapat di jaga. Untuk bergunanya pandangan ini perlu metoda yang dapat dipercaya untuk mendeteksi patogen dan pengetahuan yang cukup dari biologi patogen untuk keberhasilan penghilangannya.  Sebab dua kondisi diatas dapat dilak,ukan biosecurity dapat dilakukan untuk manajemen penyakit termasuk pengeluaran. Kenyataannya, dibanyka lokasi biosecurity tidak hanya mungkin tetapi harus dalaksnakan unutk  keberhasilan budidaya udang.


Pentingnya menerapkan Biosecurity pada kegiatan perikanan adalah :
·         Adanya bakteri patogen dan bakteri yang merugikan di lingkungan/perairan
·         Kondisi lingkungan terus berubah
·         Food  Safety  bagi konsumen
·         Mencegah kerugian secara ekonomi akibat kegagalan panen



Patogen dapat masuk ke areal pertambakan  atau ke kolam dapat melalui udara, air maupun tanah. Kemungkinan masuknya patogen ke areal pertambakan antara lain; (1). Inang yang terinfeksi, dimana patogen berkembang dudalam tubuhnya,(2). Carrier biologis yang bukan inang, termasuk disini adalah predator yang memakan udang terinfeksi atau membawanya tapi ianya tidak menadi inang dari patogen yang menginfeksi udang, contohnya adalah burung camar dan serangga dan (3). Sesuatu objek yang terkontaminasi patogen, meliputi air, kendaraan , keranjang dan pakaian.
Virus Taura  diketahui dapat bertahan dalam saluran pencernaan burung camar . Penyebaran melalui kotoran ini menghasilkan penyebaran yang lebih luas dibandingkan dengan penyebaran udang terinfeksi dengan mulut. Hal ini karena burung dapat bermigrasi ratusan mile dalam beberapa hari dan menyimpan virus didalam ususnya. Ini menjadi peringatan bagi petambak yang mempunyai kolam terbuka untuk dapat menghidari kontaminasi dari udara. Diantaranya sebisa  mungkin memilih lokasi tambak yang jauh dari pertambakan lain.
Penghalang secara fisik dari jalur kontaminasi ini meliputi menutup seluruh permukaan kolam atau memelihara udang di tempat tertutup (Indoor system). Ini akan mahal dan mungkin tidak dapat diimplementasikan dalam industri budidaya udang. Bagaimanapun, dalam beberapa kasus kerugian dari penyakit udang bisa berarti kecuali kalau implementasi penutupan peemukaan kolan tidak menguntungkan. Beberapa negara sangat ketat dalam mengimpor produk udang yang mengandung agen terinfeksi dan tanpa skala keamanan untuk mencegah kontaminasi  pasar dimana harga menjadi turun meski udang terinfeksi dapat dipanen. Disain biosekuriti ideal untuk fasilitas budidaya adalah menutup fasilitas budidaya dan menggunakan kembali air budidaya. Sistem ini telah digunakan pada tingkat komersial pematangan dan reproduksi Litopenaeus vannamei . Walaupun pematangan komersial dan pemeliharaan larva tidak sepenuhnya mengadopsi system resirkulasi, umumnya tertutup dan beberapa mensirkulasi sampai 75 % per hari.
Mungkin yang paling penting jalur kontaminasi patogen adalah masuknya air baru. Patogen dapat berada di air karena adanya inang alami atau dari sumber terkontaminasi. Untuk mengurangi kemungkinan kontaminasi karena masuknya air baru meliputi seleksi lokasi, mengurangi penggunaan air dan men-treatmen air.Untuk mengurangi kontaminasi di sumber air buangan dari kupasan atau kepala udang terinfeksi harus di treat dengan bahan kimia atau di-disinfeksi secara fisik atau lebih baik kalau tidak dibuang ke perairan terbuka. Dianjurkan untuk merebus atau menguburnya,. Pembakaran juga efektif untuk memusnahkan sumber kontaminasi patogen..
Sebagai proteksi dari pertambakan lain, idealnya, buangan dari pertambakan terinfeksi harusnya di treat terlebih dahulu sebelum dilepaskan ke perairan. Pada area dimana patogen ada secara alami, peringatan harus diindahkan sebelum membuang air dari kolam terinfeksi. Kandungan patogen di dalam air dari kolam terinfeksi bisa sangat tinggi karena di kolam terdapat udang dengan densitas tinggi daripada dialam dan bagaimanapun di kolam berpotensi untuk meningkatkan patogen.
Kemungkinan masuknya patogen ke pertambakan dimana sumber airnya terkontaminasi dapat dikurangi dengan mengurangi air yang digunakan untuk pergantian. Kenyataannya, ini tidak bisa berlangsung lama sebelum sisten tidak ganti air menjadi layak, terutama di kolam . Sistem budidaya tidak ganti air akan memecahkan dua masalah penyakit yang besar dalam budidaya, kontaminasi pertambakan dari masuknya air baru dan kontaminasi sumber air dari buangan pertambakan terinfeksi. Disini diperlukan lebih banyak penelitian dan perhatian.
Untuk mengurangi kemungkinan masuknya hewan carrier dari masuknya air baru, dapat dilakukan dengan pemasangan filter, saringan, perlakuan kimia atau dipanaskan . Penggunaan air tanah atau memompa air yang dibawah permukaan dapat juga dilakukan untuk tujuan ini. Selain itu semua perlu diperhatikan waktu untuk pergantian air tehadap siklus alami populasi patogen  atau menjadwal waktu pergantian air disesuaikan dengan pertambakan sebelah. Jangan mengganti air bila tambak sebelah yang terinfeksi sedangn membuang air.

Apabila kita mengabaikan penerapan Biosecurity maka berbagai penyakit akan muncul, sebagai contoh :
1. Virus IHHNV ((Infectious Hypodermal and Haematopoietic Necrosis Virus)


Udang yang terkena Virus IHHNV
2. Taura Syndrome Virus

Udang yang terkena Taura Syndrome Virus
3. White Spot Syndrome Virus (WSSV)
                                             
Udang yang terkena WSSV
4. Infectious Myonecrosis Virus (IMNV)
Udang yang terkena IMNV
5. White Fesces
Kotoran udang menjadi putih akibat penyakit White Fesces
Penular penyakit ini dapat melalui udara, darat dan air. adapun yang berpotensi menyebarkan penyakit pada kegiatan perikanan diantaranya Manusia, Hewan, Peralatan, Kondisi Alam, dan Sistem.
A. Manusia
Mobilitas manusia sangat tinggi, bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Manusia merupakan carrier penyakit yang paling berbahaya. Oleh karena itu, semua yang terlibat dalam kegiatan budidaya baik langsung maupun tidak langsung, harus memperoleh informasi yang lengkap dan jelas mengenai biosecurity.
Aktivitas manusia yang tinggi di kolam meningkatkan penyebaran penyakit
Penerapan Biosecurity pada manusia :
1. Alas kaki dilepas dan diganti dengan perlengkapan khusus ketika memasuki daerah sensitif.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7ZPShyphenhyphenSoUJk5IMkE7z6UIUgF7gZ9vsryXPDtEMD4ZyZ8Ertnlvlzwo73RWGkzuiL7fl3JUbC7RSvNBaRX_KB3hKVG3GJkpYMouOgh_f067vL3n7P1tLt1T4UsTLwl2YKDUgK4BB4GAb8/s320/bio6.jpg
Penggantian alas kaki

2. Menggunakan pakaian khusus bila memasuki fasilitas sensitif
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQgK-UBxB90C_zCkQU_UdaDIcM5YS5ebiYgC4Rs3un-7zs3k1VGNWjkTfa-A8ws-pvJeJjtlJDWKRe2rtJ9pjbXuyl-UyKITGD-C8BKd_mJi2WFysUBtkGpcyo2FWAacKeCb5uMkrDz5Y/s320/bio7.jpg
Pakaian khusus
3. Peralatan tidak steril tidak boleh berada di tambak
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglk74w-gvENHrOoOxxjD1cWxsBVl0yO3xfyXj_nTq7I5sjJE-h9_ltfXmiKBb2hD72gwUBYYq9q6278PjXv7pDl5RQhCMLsKVrEf_U2iOtwqAniTk6fSpv14DOmyxHOSicKN1QpsWFbQ8/s400/bio8.jpg
Sandal tidak boleh naik ke jembatan anco dan pematang tambak

B. Hewan
Hewan bisa masuk ke kawasan budidaya melalui :
·         Darat : kepiting, kodok, ular, ayam, kambing, bebek, angsa, unggas liar dan hewan liar lainnya.
·         Air : ikan liar, udang liar, crustaceae kecil, kepiting, ular, serangga air.
·         Udara : Burung, serangga, mikroorganisme yang terbawa angin atau aerosol.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDY084e1IODE02u44a9IJIN3K5Vd0D-59FKitAZ-cR3gcfl6v1UhwpUxSvgDyXswJFjRG2r8whif1d16jh7t1BU6JQPcZXQMS3RI4ZL0-YNdubBRXO8hHekMVnraLxaihyphenhyphenfbxcvNXu-P4/s400/bio9.jpg
Berbagai jenis hewan liar yang biasa masuk ke tambak
yang berpotensi menyebarkan penyakit
Penerapan Biosecurity untuk mencegah hewan liar masuk lahan budidaya:
1. Multiple Screening
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTcD60N9yCD5Gob-G2T5OpYYqHI9T7OUZD3vrh4UGW-bH08dNT2MX8-GJffyuX1SCutJZgch3WuZ3fl7m5yMm7OLvjrB0lPcR8eRql52dzJgqZMSdkB32ExH-UsUBmIb7rmff1DfX4TDQ/s400/bio10.jpg
Penerapapa Multiple Screening di Tambak
2. Crab Protecting Wall
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbAGM3sRx-HFc8fmTsxUb5VH2Dw45qZy0AwAivkNWRCZ6l4UgWVh6NoSqPZZcrYGMKE2RCNjme4sPYaDTmk0oIC0hYTjIIi1SIC8ZvEpfsTMMHZhTPf3uMX6VAY44HHyZnmq7dAlIkopk/s320/bio11.jpg
Penerapan jaring pencegah kepiting
 3. Bird Scaring Line
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSP-5iOQBvHfH2s_YGZhcRvPOiTBMaDFys7ShkwHoFy0VL9fiTTzM12h8cvH-6Ox1k3-R5gajg8yzDdXmtPTR35O-28SlaVpWRn-aGIXV-2J7t0fZFtaCqf6kkk-QvgwwRQptH1LWFoAw/s400/bio12.jpg
Penerapan Bird Scaring Line di Tambak
C. Peralatan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaW3XeVJadSXARvoVjvB2MXi68r4T5yxNpqrJlDSULLLlzmgMez5ZieiOMrqtpQQf2vb0c7t0kF_RF3q2ebTVymJtFhKz6glQ4mqvh9UVhocdIgR12TnQe0O9gJespFVL4gViEV-HzW0Q/s400/bio14.jpg
Peralatan yang biasa digunakan di tambak
Setiap selesai menggunakan peralatan di tambak/lahan perikanan, peralatan tersebut harus dicuci dan dikeringkan.

D. Kondisi Alam
1. Lokasi pertambakan di bawah garis pasang surut, sehingga air pasang bisa masuk ke tambak dan ada potensi terjadi kontaminasi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGoTYyC5pRtL3zm7yAbWRZM6GsdCo1dBkkyjgtcUg4nt705LaGc56UXqDKp7uufbFprPihys_GQzQWEWje6ltNA-OYLxcJkdk0_cFjpeij3AAiNoWlv0crelaufLvW2eJ_Bedjx4p5hWA/s320/bio15.jpg
Air pasang tinggi bisa melimpas diatas tanggul tambak

2. Lokasi tambak berpasir, porous, sehingga bisa terjadi kontaminasi silang antar tambak atau antara tambak dengan kanal distribusi.

E. Sistem
Sistem budidaya terbuka (Open System) lebih besar kemungkinan terjadi kontaminasi, baik secara mikrobiologis maupun kimiawi. Carrier  bisa masuk ke dalam sistem melalui air.

Upaya Pencegahan kontaminasi penyakit :
1. Bak pencuci
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnZh7_dRq1_bv527WASoAAW91wsaoYZfskxl2RYwCpuhxnSgH5X-LouqeJRGlVqdMMQ7KpNBMDtI0SwDYsZ0pCr1eO-prh2XIufqnvmqdesKx7gwxoVXlT9UqgTyHYms4G6chTNUkDK_M/s320/bio17.jpg
Pembuatan bak pencuci sebelum masuk ke area tambak
2. Foot Bath dan Disinfectant
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNTtL04_JKhvunkCIkkMMJ5jusfUL9y8S4jIDof75GOMzLKqfZEwhbqhQunmcna_i3YNNMhNsmDpeD1YvVmr9z2srzdPAKYI71zEvH5UzmQEDpwtakmtthC2QL1CuI6gkNiCbdnps6TtU/s320/bio18.jpg
Penerapan Foot Bath dan Penyemprotan Disinfectant untuk mencegah kontaminasi bibit penyakit


Sumber :
2.       http://ismailfishery.blogspot.co.id/2015/11/biosecurity-udang.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar