Kamis, 29 Maret 2018

BUDIDAYA IKAN NILEM



                                     

Ikan nilem adalah salah satu komoditas ikan air tawar yang belum banyak di budidayakan di berbagai wilayah dan saat ini ikan nilem baru banyak dikembangkan didaerah tasikmalaya.
Ikan nilem ini mempunyai cita rasa yang sangat spesifik dan gurih dibanding ikan air tawar lainnya karena ikan ini mengandung sodium glutamat dalam daging yang terbentuk alami yang mungkin disebabkan pengaruh kebiasaan makan  pakan alami phito dan zoo plankton terutama ganggang yang tumbuh akibat pemupukan kolam. 
Ikan nilem tahan terhadap penyakit, ikan nilem termasuk dalam kelompok omnivora,  di alam makanannya berupa periphiton

Dan tumbuhan penempel dengan demikian ikan nilem dapat berfungsi sebagai pembersih jaring apung. Potensi lain yang dimiliki  ikan nilem sampai saat ini telurnya yang sangat digemari oleh masyarakat karena cita rasanya yang gurih dan telur ikan nilem ine telah di ekspor ke Negara lain seperti Singapura, Taiwan, Malaysia dan Hongkong yang katanya sebagai pengganti kapier dan sebagai bahan pembuat saos. Ikan nilem juga diolah menjadi dendeng, abon, pepes dan snek ikan (baby fish) terutama yang mempunyai ukuran 5-7 gram.
Dengan pertimbangan keunggulan komperatif tersebut diatas ikan nilem sangat memungkinkan  sekali untuk dibudidayakan dan dikembangkan diberbagai wilayah.


Ketersediaan benih sebagai unsur yang mutlak dalam budidaya. Usaha budidaya tidak cukup bila hanya mengandalkan benih secara alami, karena bersifat musiman seperti ikan nilem (Osteochilus hasselti) yang ditemukan hanya pada awal musim hujan. Penyediaan benih tidak hanya dalam jumlah yang cukup dan terus-menerus, tetapi diperlukan mutu yang baik serta tepat sasaran.
Sejalan dengan perkembangan teknologi diberbagai bidang ilmu termasuk bidang perikanan, budidaya ikan sedang mengarah ke berbagai budidaya intensif. Intensifikasi di bidang perikanan menuntut adanya ketersediaan benih dalam jumlah dan mutu yang memadai secara kontinyu. Kontinyuitas ketersediaan benih tersebut membutuhkan kegiatan pembenihan yang intensif pula. Pembenihan yang intensif membutuhkan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pemijahan dapat dilakukan dengan cara alami atau buatan. Pemijahan alami dimaksudkan pemijahan yang dilakukan secara alami antara jantan dan betina di dalam media pemijahan. Sedangkan pemijahan buatan dilakukan di luar media pemijahan, biasanya dilakukan dengan bantuan manusia atau dengan stripping (pemijahan). Saat ini, telah dijual dipasaran hormon gonadotropin yang dibuat dari ekstrak kelenjar hipofisa, ikan salmon dengan nama dagang ovaprim produksi Syndel Co, Vancoaver, Canada.
Adanya keberhasilan penemuan ekstrak hormon tersebut dapat memacu terjadinya peningkatan proses pemijahan. Sehingga, dalam usaha kegiatan pemijahan ikan akan memberikan dan meningkatkan hasil benih ikan yang berkualitas.

Moorflogi Ikan Nilem 
Ikan nilem (Osteochilus hasselti) merupakan ikan endemik (asli) Indonesia yang hidup di sungai – sungai dan rawa – rawa. Ciri – ciri ikan nilem hampir serupa dengan ikan mas. Ciri – cirinya yaitu pada sudut – sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut – sungut peraba. Sirip punggung disokong oleh tiga jari – jari keras dan 12 – 18 jari – jari lunak. Sirip ekor berjagak dua, bentuknya simetris. Sirip dubur disokong oleh 3 jari – jari keras dan 5 jari – jari lunak. Sirip perut disokong oleh 1 jari – jari keras dan 13 – 15 jari – jari lunak. Jumlah sisik – sisik gurat sisi ada 33 – 36 keping, bentuk tubuh ikan nilem agak memenjang dan piph, ujung mulut runcing dengan moncong (rostral) terlipat, serta bintim hitam besar pada ekornya merupakan ciri utama ikan nilem. Ikan ini termasuk kelompok omnivora, makanannya berupa ganggang penempel yang disebut epifition dan perifition 
 
 

Klasifikasi Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
Ikan nilem (Osteochilus hasselti) menurut Saanin (1968) diklasifikasikan dalam:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Craniata
Class : Pisces
Subclass : Actinopterygi
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Cyprinoidae
Famili : Cyprinidae
Genus : Osteochilus
Species : Osteochilus hasselti


Pemilihan Induk 
Sebelum dilakukan pemijahan pemilihan induk adalah faktor penting. 
Keberhasilan pemijahan sangat ditentukan oleh kualitas induk dan lingkungan pemijahan induk harus memenuhi persyaratan yaitu:
Betina : Umurnya mencapai 1-1,5 tahun, berat badan sekitar 100 gram, bila diurut pelan-pelan kearah genital ikan mengeluarkan cairan berwarna kekuning-kuningan.

Jantan : Perut mengembung dan terasa empuk ketika diraba, 8 bulan berat badan sekitar 100 gram, bila diurut perlahan-lahan kearah genital induk jantan akan mengeluarkan cairan seperti susu,
Dengan menejemen induk yang lebih intensif rematurasi induk ikan nilem diperlukan waktu sekitar 3 bulan, dan dengan pakan yang intensif protein 30-42% sangat bagus untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas telur dan benih yang dihasilkan.

Kualitas Air 
Ikan nilem akan melakukan pemijahan pada kondisi oksigen berkisar antara 5 – 6 ppm, karbondioksida bebas yang optimum untuk kelangsungan hidup ikan yaitu ≤ 1 ppm. Menurut Susanto (2001) suhu yang optimum untuk kelangsungan hidup ikan nilem berkisar antara 18 – 280C, dan untuk pH berkisar antara 6,7 – 8,6. Sedangkan menurut PBIAT Muntilan (2007), untuk kandungan ammonia yang disarankan adalah 0,5 ppm.

Reproduksi Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) 
Reproduksi pada ikan dikontrol oleh kelenjar pituitari yaitu kelenjar hipotalamus, hipofisis – gonad, hal tersebut dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari lingkungan yaitu temperatur, cahaya, cuaca yang diterima oleh reseptor dan kemudian diteruskan ke sistem syaraf kemudian hipotalamus melepaskan hormon gonad yang merangsang kelenjar hipofisa serta mengontrol perkembangan dan kematangan gonad dalam pemijahan .
Reproduksi merupakan kemampuan indivudu untuk menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Ikan memiliki ukuran dan jumlah telur yang berbeda, tergantung tingkah laku dan habitatnya. Sebagian ikan memiliki jumlah telur banyak, namun ukurannya kecil, sehingga sintasan rendah. Sebaliknya ikan memiliki telur sedikit, ukurannya besar. Kegiatan reproduksi pada setiap jenis hewan air berbeda-beda, tergantung kondisi lingkungnya.
Pemijahan adalah proses perkawinan antara ikan jantan dan ikan betina yang mengeluarkan sel telur dari betina, sel sperma dari jantan dan terjadi di luar tubuh ikan (eksternal). Dalam budidaya ikan, teknik pemijahan ikan dapat dilakukan dengan tiga macam cara, yaitu:
1. Pemijahan ikan secara alami, yaitu pemijahan ikan tanpa campur tangan manusia, terjadi secara alamiah (tanpa pemberian rangsangan hormon),
2. Pemijahan secara semi intensif, yaitu pemijahan ikan yang terjadi dengan memberikan rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad, tetapi proses ovulasinya terjadi secara alamiah di kolam,
3. Pemijahan ikan secara intensif, yaitu pemijahan ikan yang terjadi dengan memberikan rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad serta proses ovulasinya dilakukan secara buatan dengan teknik stripping atau pengurutan (Gusrina, 2008).

Pemijahan Buatan
Metoda pemijahan ini adalah dengan penyuntikan menggunakan hormone reproduksi pada ikan jantan dan betina dengan tujuan agar menghasilkan pemijahan yang serentak dibandingkan dengan tanpa penyuntikan . 
Sistem ini akan memberikan hasil anakan yang dihasilkan lebih seragam dan akan memudahkan pemeliharaannya. 
Penyuntikan untuk ovulasi, menggunakan hormon ovaprim dengan dosis 0.3 ml/kg bobot ikan diberikan satu kali, sirip punggung. Pengeluaran telur (ovulasi) terjadi 9-11 jam setelah penyuntikan dan biasanya terjadi pada kisaran suhu air inkubasi 21-25°C.
Untuk mendapatkan jumlah sperma yang lebih banyak dapat dilakukan penyuntikan pada ikan jantan dengan ovaprim dosis 0.2 ml/kg dari bobot ikan. Pengeluaran sperma dilakukan sebelum pengeluaran telur (stripping betina), selanjutnya sperma diawetkan dalam larutan fisiologis atau larutan infuse NaCI 0.9% d encerkan 100 kali dan disimpan pada suhu antara 4-5°C (Legendre et al.1998), Pada kondisi demikian sperma nilem dapat bertahan hingga 8-12 jam dengan viabilitas > 80%.

Persiapan Pemijahan

Mengkoleksi telur dengan melakukan pemijahan atau “stripping” pada bagian perut ikan betina yang sudah di ovulasi.
1. Setelah diketaui terjadi ovulasi dibiarkan sekitar 30 menit - 1jam.
2. Melakukan stripping dan telur ditampung dalam wadah/Waskom.
3. Selanjutnya telur dan sperma dicampurkan dalam wadah dan diaduk secara perlahan menggunakan bulu ayam agar pembuahan dapat merata.
4. Tambahan air sumber yang bersih sebayak 1-2 kali volume telur untuk mengaktifkan sperma.
5. Proses pembuahan berlangsung selama 0.5 menit, setelah itu dilakukan pembilasan dengan air bersih untuk membuang sisa sperma yang mati.
6. Telur yang dibuahi beri tanda dg inti telur berkembang 3-5 kali dari diameter awal dan berwarna transparan. Melakukan aerasi selama 24 jam digunakan sebagai media penetasan.
7. Melakukan inkubasi telur dengan cara menebarkan telur kedalam akuarium.
8. Telur yang dibuahi menetas dala, 23-27 jam pada suhu inkubasi 21-27°C. Penetasan dapat juga dilakukan didalam corong penetasan system air mengalir.

Pemeliharaan Larva

Pemeliharaan larva setelah menetas, larva siap diberi pakan dengan nauvili artemia setelah berumur 3-4 hari, dengan frekuensi setiap 4 jam. Selama 5 hari setelah itu ikan bias diberikan pakan buatan selama 15 hari dalam akuarium, setelah itu benih dideder kekolamk pendederan yang sudah dilakukan pemupukan, dengan pupuk TSP dan Urea masing-masing 10 g/m³, dilakukan pemupukan sebanyak ½ dosis dari pemupukan , selama pemeliharaan benih ikan diberikan pakan buatan sebanyak 4% dari bobot biomassa.

Pendederan ini berlangsung selama 3 bulan, biasanya dicapai ukuran benih 5-7 cm atau sekitar 5 gram dan siap dipanen. 
Hasil pemanenan ini benih diolah menjadi snek ikan/babyfish atau dibesarkan ke kolam pembesaran

Sunber :
http://kelompoktujuhplus.blogspot.co.id/2013/06/budidaya-ikan-nilem.html

KEPITING SOKA




                                                      Image result for cara budidaya kepiting soka

Kepiting soka adalah sebutan untuk kepiting yang dikonsumsi saat keadaan kulitnya masih lunak karena baru berganti kulit. Pastinya sebelum dikonsumsi harus dimasak terlebih dahulu.
Walaupun daging kepiting mengandung kolesterol namun kandungan lemak jenuhnya rendah. Selain itu, daging kepiting juga tinggi protein, sumber mineral dan vitamin. Kandungan selenium yang terdapat pada kepiting dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus serta dapat mencegah kanker dan kerusakan kromosom.
Fisheries Research and Development Corporation di Australia mengatakan bahwa pada 100 gram kepiting mengandung 22 mg omega 3 EPA, 58 mg omega 3 DHA dan 15 mg omega 6 yang sangat penting bagi pertumbuhan dan kecerdasan anak.

Terlebih lagi apabila anda memiliki hobi di bidang perikanan dan lokasi tempat tinggal merupakan tempat yang cocok untuk budidaya kepiting soka maka ini dapat menjadi peluang bisnis yang besar untuk anda. Namun, budidaya kepiting soka tidak bisa dilakukan secara asal-asalan. Maka dari itu pada artikel ini kita akan membahasnya secara terperinci.

Peluang Bisnis Budidaya Kepiting Soka

Kenapa memilih kepiting soka? Permintaan kepiting soka semakin hari semakin meningkat. Itu dikarenakan kulitnya yang lunak membuat kepiting soka dapat dinikmati seluruh bagian tubuhnya. Sehingga dalam mengonsumsinya tidak diperlukan usaha yang besar seperti pada artikel cara makan kepiting yang diperlukan teknik untuk membuka cangkang-cangkangnya yang sangat keras untuk dapat menikmati daging kepiting.

Budidaya kepiting soka adalah salah satu peluang usaha yang dapat mendatangkan untung besar. Bagaimana tidak, popularitas kepiting jenis ini langsung naik dan banyak diburu oleh para konsumen karena diketahui bahwa seluruh bagian dari kepiting ini dapat di santap. Jadi kita tidak perlu lagi memakan kepiting dengan teknik kuno dimana kita harus bersusah payah mengorek cangkang kepiting yang keras untuk mengambil dagingnya.

                                  Image result for cara budidaya kepiting soka
             
Peluang Bisnis Budidaya Kepiting Soka
Saat ini permintaan akan kepiting soka terus meningkat. Ini adalah peluang bagi kita yang memiliki hobi beternak, apalagi jika tempat tinggal kita memiliki situasi lingkungan yang pas untuk beternak kepiting. Sementara ini menu masakan kepiting soka masih belum begitu banyak tersedia di restoran-restoran meskipun penggemarnya sudah mulai menjamur. Inilah kesempatan yang perlu kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk mendapatkan keuntungan besar. Akan tetapi, beternak kepiting soka tidak bisa dilakukan secara asal-asalan. Kita perlu mempelajari teknik budidaya kepiting soka dengan sungguh-sungguh.
Persiapan Lahan Budidaya Kepiting Soka

Pada tulisan ini akan kita bahas bersama mengenai cara budidaya kepiting soka dan juga beberapa tips yang bisa kita pakai untuk mengembangkan usaha ini agar dapat berjalan dengan baik. Kita mulai pembahasan kita ini dari topik mempersiapkan lahan untuk budidaya kepiting soka. Lokasi atau lahan yang paling ideal untuk mengembangkan usaha ini yaitu pertambakan yang terletak di sekitar tanaman mangrove tumbuh. Umumnya tanah tambak yang dipakai adalah lumpur berpasir. Sementara kedalaman tambak hendaknya tidak kurang dari 80 cm.

Sudah pasti dalam memulai sebuah binis, kita harus melakukan persiapan untuk meminimalisir terjadinya kegagalan. Budidaya kepiting soka sebenarnya tidak terlalu sulit, namun harus disertai pula keahlian dan keterampilan untuk melakukan bisnis ini.
Untuk itu, anda harus mengetahui apa saja yang perlu dipersiapkan dalam memulai bisnis ini. Ini dia persiapan yang harus anda lakukan untuk memulai budidaya

 1.       Pilih Lokasi yang Tepat

Pilih lokasi yang airnya bersih, jernih dan tidak tercemar dengan tingkat salinitas 15 sampai 35 ppt, suhu air 24 sampai 32 derajat celcius, oksigen terlarut minimal 3 ppm dan pH air 6,5 sampai 8,5.
Lokasi paling bagus membangun bisnis ini adalah pertambakan yang di sekitarnya tumbuh tanaman mangrove. Biasanya tanah tambah yang digunakan adalah lumpur berpasir dan kedalaman tidak kurang dari 80 cm.

2.      Pembuatan  kandang
Kandangnya berupa kotak-kotak dengan ukuran 15 cm x 15 cm x 20 cm. Kemudia kotak-kotak itu diletakkan di bawah permukaan tambak. Buat juga jalan yang terbuat dari bambu di antara tatanan kotak-kotak tersebut untuk memudahkan para petani melakukan pengamatan.
Kandangnya berupa kotak-kotak dengan ukuran 15 cm x 15 cm x 20 cm. Kemudia kotak-kotak itu diletakkan di bawah permukaan tambak. Buat juga jalan yang terbuat dari bambu di antara tatanan kotak-kotak tersebut untuk memudahkan para petani melakukan pengamatan.

                                                    Image result for cara budidaya kepiting soka

 3. Pemilihan Bibit
Kita harus memastikan bahwa bibit kepiting yang kita pakai adalah bibit-bibit yang baik untuk dibudidayakan menjadi kepiting soka. Pembibitan bisa dilakukan dengan cara memilih bakal kepiting soka yang baik, yakni yang mempunyai berat sekitar 0,1 ons sampai 0,5 ons. Bibit kepiting soka nantinya akan diolah dengan cara-cara tertentu yang akan kita pelajari di sub judul yang berikutnya. Bakal kepiting soka yang tadinya berjenis kelamin jantan akan mengalami proses perubahan jenis kelamin menjadi kepiting betina ketika dipanen.
 
                                                     Image result for cara budidaya kepiting soka
4. Cara Beternak Kepiting Soka
Cara beternak kepiting soka sebenarnya mudah, namun dibutuhkan keahlian khusus dan tangan-tangan terampil untuk melakukannya. Oleh sebab itu, kita perlu mengerti betul tentang teknik beternak kepiting soka sebelum mempraktekannya. Cara ternak kepiting soka yaitu dengan melakukan proses yang disebut dengan pemotongan atau cutting, yakni memotong kaki-kaki dan capit-capit bakal kepiting soka yang tentunya harus dilakukan dengan teknik yang benar. Proses tersebut dilakukan untuk merangsang bakal kepiting soka masuk ke tahap molting (tahap pelunakan cangkang).
Dalam memelihara kepiting soka perlu dilakukan proses pemotongan kaki-kaki serta capit-capit dari bakal kepiting. Proses ini dilakukan untuk merangsang merangsang terjadinya pergantian kulit dengan cepat.
Memelihara kepiting soka tidak dilakukan dengan cara menebar bakal-bakal kepiting secara sembarangan ke dalam tambak, melainkan kita harus menempatkannya ke dalam keramba-keramba setelah proses cutting dilakukan, lalu membenamkannya ke dalam tambak. Proses cutting hingga masa panen hanya akan berlangsung singkat, yakni sekitar 15 hari saja, karena kalau terlalu lama maka cangkang yang telah memasuki tahap pelunakan bisa mengeras lagi.

Pakan yang digunakan untuk pembesaran kepiting soka pada umumnya yaitu daging kerang, ikan rucah, maupun pelet. Daging kerang dan ikan rucah yang setengah kering dicincang hancur dan diberikan secukupnya. Jikapakan yang kemarin-kemarin masih ada berarti porsi bisa kita kurangi. Namun jika pakan dimakan habis, maka bisa kita tambah.
Cara Perawatan dan Panen
Perawatan yang harus kita lakukan yaitu diantaranya adalah menjaga sirkulasi air supaya teratur dan mengendalikan hama. Jika sirkulasi air tidak bagus,maka banyak kepiting yang akan mati. Sementara untuk mengendalikan hama kita bisa menebarkan obat-obatan anti hama yang ramah lingkungan ke dalam air. Ketika tiba masa panen, maka kita angkat kepiting-kepiting soka, kemudian kita rendam di dalam air tawar selama 30 menit. Selanjutnya hasil panen siap untuk didistribusikan.

Sumber : 
https://afikrubik.com/budidaya-kepiting-soka/

Selasa, 27 Maret 2018

BUDIDAYA IKAN MANFISH



                                       

Manfish atau angelfish adalah ikan dari suku (Chiclidae) yang sudah melegenda di dunia ikan hias. ikan ini menjadi lambang ikan hias air tawar karena namanya sudah mendunia. ikan yang berasal dari sungai amazone dan aliran anak sungainya yang tersebar luas di beberapa negara di amerika selatan ini terbagi dalam 3 jenis, yaitu pterophylum scalare, Pterophyllum altum, dan pterophyllum leopoldi. dari ketiga jenis tersebut kemudian berkembang menjadi beberapa varian sebagai hasil dari kawin silang atau mutasi. sangat sulit mencari ikan yang asli dari tangan peternak ikan karena bentuknya yang sangat mirip.
bentuk tubuh ikan manfish seperti segitiga dan busur anak panah. gaya berenangnya yang elegan membuatnya dikenal dengan sebutan angelfish. karakter ikan yang gemar bergerak zig-zag ini cukup tenang, bahkan saat gugup karena belum beradaptasi di akuarium. ikan ini dapat dicampur dengan ikan apapun asalkan bukan tipe predator atau suka mengejar ikan lain.

Manfish dikenal sebagai induk yang baik bagi anak-anaknya. mereka akan menjaga dan merawat anak-anaknya hingga mampu hidup mandiri. namun untuk alasan bisnis, sebaiknya penetasan telur dan pembesaran benih dilakukan sendiri dalam bak khusus, tidak di campur dengan induknya. dengan demikian induk bisa bereproduksi lagi dalam waktu yang relatif singkat.
ikan ini mulai terlihat agresif terhadap sesamanya setelah berumur 8-12 bulan denngan saling menggigit mulut (jaw-locking) seperti dilakukan kebanyakan ikan siklid. gigitan tersebut tidak mematikan seperti ikan siklid lain yang berukuran raksasa. bekas-bekas luka akan sembuh dengan sendirinnya.


Secara umum, seperti kebanyakan ikan dari suku Cichlidae, ukuran tubuh ikan jantan lebih besar dibanding ikan betina pada umur yang sama.

untuk peternak pemula dapat memelihara beberapa ekor ikan manfish muda dalam satu akuarium. setelah beberapa waktu akan terlihat ikan yang berpasangan dan memisahkan diri dari kelompoknya. sepasang ikan tersebut kemungkinan besar adalah jantan dan betina yang sudah jodoh sehingga dapat diambil sebagai indukan untuk dimasukan dalam akuarium tersendiri.

Peternak ikan hias yang sudah berpengalaman biasa membedakan jantan dan betina berdasarkan bentuk kepala. ikan jantan lebih nonong dibanding ikan betina. ikan dewasa atau siap memijah berumur lebih dari 1 tahun atau berukuran sekitar 7-8 cm.

papila (lubang pengeluaran telur pada betina dan lubang pengeluaran sperma pada jantan) terlihat berbeda. ikan jantan mempunyai papila yang runcing, sedangkan ikan betina mempunyai papila yang membulat untuk mengeluarkan telur. papila hanya keluar atau terlihat jelas pada ikan dewasa menjelang memijah.

Dari segi perilaku juga terdapat perbedaan yang khas. ikan jantan lebih agresif mempertahankan teritorialnya, biasanya di sudut aquarium atau kolam. pejantan yang dominan akan mempertahankan wilayahnya dan mengusir ikan jantan lain yang mencoba mendekatinya.


Persiapan Induk

Membeli sepasang indukan langsung dari peternak ikan memang bisa dilakukan untuk menyingkat waktu, tetapi biasanya harganya sangat mahal. bagi peternak pemula, bnisa dicoba dengan membeli sekitar 20 ekor manfish muda (panjang 4-5cm) dan memeliharanya dalam satu aquarium. untuk strain bisa apa saja karena mereka bisa dikawinkan walau berbeda warna. terdapat beberapa varietas diantaranya gelap, putih, keemasan, dan campuran warna. jangan sekali sekali membeli ikan dewasa dalam satu kelompok karena yang dijual biasanya pejantan semua, ikan betina sudah diketahui dan biasanya tidak dijual karena digunakan sebagai indukan.

sebagai peternak, kita harus tahu bahwa inbreeding hasilnya akan mengecewakan dibanding out-crossing pada beberapa hasil perkawinan generasi berikutnya. inbreeding atau perkawinan sedarah atau satu indukan sebaiknya dihindari. untuk mengantisipasinya, belilah ikan dari beberapa tempat sehingga setelah jantan dan betina diketahui, dapat langsung dipijahkan dengan kemungkinan inbreeding sangat kecil.

Persiapan wadah

tidak ada kata standar dalam budi daya, tetapi setidaknya gunakan aquarium ukuran 60x50x50cm untuk sepasang indukan ikan manfish. tinggi air aquarium sebaiknya di atas 40cm karena ikan ini lebih suka air yang dalam dibanding air yang luas. sebaiknya manfish dipelihara disituasi yang gelap (redup) dan suasana tenang tidak gaduh, tidak banyak lalu lalang orang, apalagi anak-anak karena akan membuatnya stress dan tidak mau memijah.

untuk memijahkan manfish, siapkan akuarium, lalu masukan sepasang indukan dalam aquarium tersebut. selama dipelihara di aquarium pemijahan, berikan pakan berupa kutu air, jentik nyamuk, cacing darah, maupun cacing sutera. akan lebih baik lagi jika diberi pakan beripa artemia.
jangan lupa untuk memasukan potongan paralon atau pot keramik untuk tempat menempel telur ikan manfish. dapat pula memakai potongan keramik lantai yang direkatkan dengan lem kaca. ikan manfish biasanya suka menempelkan telur pada objek yang ada di akuarium.
setelah telur menempel di alat penempel telur dan selesai dibuahi, posisikan mendatar. sebelum diletakan di akuarium pemijahan, peletak telur harus disterilkan dengan direndam dalam cairan methlyne blue, malachet green, atau cairan ynag mengandung kedua bahan tersebut setidaknya selama lima menit.

Kualitas Air

Air yang digunakan bisa air dari sumber apa pun, tetapi harus sesuai dengan kebutuhan ikan. untuk air PDAM atau air ledeng harus diendapkan terlebih dahulu selama satu hari atau diaerasi (diberi pompa oksigen selama 1-2 jam biasanya sudah berhasil mengeluarkan klorin atau kaporit dari air) sebelum digunakan. demikian pula semua air yang berasal dari berbagai sumber, idealnya didiamkan dulu seharian (12-24 jam) untuk menghilangkan berbagai gas yang terjebak dalam bentuk cair.

Manfish tidak memerlukan kualitas air yang sempurna, seperti penggunaan berbagai filter seperti UV filter, carbon filter, dan sebagainya. ikan ini hanya butuh air segar (air baru) tiap beberapa periode. ikan ini toleran pada pH 6-8,5, namun perubahan kualitas air yang drastis bisa membuatnya stres.

Pergantian air setiap 10-20% setiap hari berdasarkan air lama yang terbuang selama penyiponan untuk membuang sisa pakan atau kotoran. penggantian dengan air baru harus dilakukan dengan air yang sudah diendapkan dan diberi aerasi.

Ikan manfish hidup dengan baik pada suhu 27-29 derajat celcius. pada suhu yang lebih rendah dari 25 derajat celcius, ikan rentan terhadap berbagai penyakit, seperti white spot dan berbagai penyakit sekunder yang lebih berbahaya. jika ikan stress, suhu air dapat dinaikan pada kisaran 32-35 derajat celcius, sedangkan pada suhu 34-36 derajat celcius, berbagai parasit, white spot, ich dan lain-lain akan mati. untuk menaikan suhu, digunakan heater sehingga suhu akan stabil sesuai angka yang telah ditetapkan.

Pakan Induk

pemberian pakan untuk induk dilakukan 2-3 kali sehari dengan jumlah kira-kira habis dimakan dalam waktu 5 menit. setelah itu dilakukan penyiponan untuk membuang sisa pakan dan kotoran sehingga kualiutas air tetap terjaga. untuk jenis pakan yang digunakan dapat berupa pelet atau cacing sutera yang sudah direndam metil biru, kutu air, dan cacing darah.

eknik Pemijahan

Pemijahan dilakukan di akuarium berukuran 60x50x40 cm3 dengan tinggi air ± 30 cm. Ke dalam akuarium tersebut diberikan aerasi untuk menyuplai oksigen.
Ikan manfish akan menempelkan telurnya pada substrat yang halus, misalnya potongan pipa PVC yang telah disiapkan/ditempatkan dalam akuarium pemijahan. Karena ikan manfish cenderung menyukai suasana yang gelap dan tenang, maka pada dinding akuarium dapat ditempelkan kertas atau plastik yang berwarna gelap.

Induk manfish akan memijah pada malam hari. Induk betina menempelkan telurnya pada substrat dan diikuti ikan jantan yang menyemprotkan spermanya pada semua telur, sehingga telur-telur tersebut terbuahi. Jumlah telur yang dihasilkan setiap induk berkisar antara 500-1000 butir. Selama masa pemijahan tersebut, induk tetap diberi pakan berupa cacing Tubifex, Chironomous atau Daphnia.


Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva

Telur yang menempel pada substrat selanjutnya dipindahkan ke akuarium penmetasan telur (berukuran 60x50x40 cm3) untuk ditetaskan. Pada air media penetasan sebaiknya ditambahkan obat anti jamur, antara lain Methyline Blue dengan dosis 1 ppm. Untuk menjaga kestabilan suhu, maka ke dalam media penetasan telur tersebut digunakan pemanas air (water heater) yang dipasang pada suhu 27-28oC.

Telur manfish akan menetas setelah 2-3 hari, dengan derajat penetasan telur berkisar 70-90%. Selanjutnya paralon tempat penempelan telur diangkat dan dilakukan perawatan larva hingga berumur ± 2 minggu.

Pakan yang diberikan selama pemeliharaan larva tersebut berupa pakan alami yang sesuai dengan bukaan mulut larva dan memiliki kandungan protein yang tinggi, antara lain nauplii Artemia sp. Pakan tersebut diberikan 2 kali sehari ( pagi dan sore ) hingga larva berumur ± 10 hari dan dilanjutkan dengan pemberian cacing Tubifex.

Pendederan dan Pembesaran


Setelah berumur ± 2 minggu, benih tersebut dapat dilakukan penjarangan untuk kemudian dilakukan pendederan sampai ikan berumur satu bulan.

Langkah berikutnya adalah memanen benih tersebut untuk dipindahkan ke dalam bak/wadah pembesaran. Dalam hal ini dapat digunakan bak fiber atau bak semen, tergantung wadah yang tersedia. Selama masa pembesaran, diupayakan agar ada aliran air ke dalam wadah pembesaran walaupun sedikit. Padat penebaran untuk pembesaran ikan manfish berkisar 100 ekor/m2. Pakan yang diberikan berupa cacing Tubifex atau pellet sampai benih berumur ± 2 bulan. Ukuran yang dicapai biasanya berkisar 3 - 5 cm. Jika pakan dan kualitas air mendukung, sintasan pada masa pembesaran dapat mencapai 70-90%. Selanjutnya benih manfish dapat dibesarkan lagi hingga mencapai ukuran calon induk atau induk dengan padat penebaran yang lebih kecil.


Penyakit dan Penanggulangannya
Ikan manfish dikenal cukup peka terhadap serangan penyakit, untuk itu diperlukan pengelolaan secara baik dengan menjaga kualitas air dan jumlah pakan yang diberikan. Beberapa jenis parasit yang biasa menyerang benih/induk Manfish antara lain adalah : Trichodina sp., Chillodonella sp. dan Epystilys sp. Sedangkan bakteri yang menginfeksi adalah Aeromonas hydrophilla.

Beberapa jenis obat yang dapat digunakan untuk menanggulangi serangan penyakit parasitek antara lain : Formalin 25%, NaCl 500 ppm. Sedangkan untuk penyakit bakterial dapat digunakan Oxytetrachycline 5 - 10 ppm dengan cara perendaman 24 jam.

Sumber :
http://ikanangelfish.blogspot.co.id/search/label/Pakan