Mas koki (Carassius
auratus) merupakan ikan hias air tawar yang hingga saat ini tetap memiliki
banyak penggemar. Spesies ini memiliki daya tarik tersendiri karena
mempunyai keunikan pada bentuk tubuh dan warnanya. Ikan mas koki merupakan ikan
hias yang masuk kelompok famili Cyprinidae. Selain
dipelihara sebagai hobi, ikan
mas koki juga dapat dimanfaatkan sebagai lahan bisnis yang menjanjikan.Bentuk badannya yang gendut lucu, berjambul, dengan mata lebar serta sisik berwarna cerah, membuat ikan ini banyak dikoleksi pengemar ikan hias. Ikan mas koki banyak dibudidayakan karena proses budidayanya tidak rumit . Daya tarik tersendiri yang dimiliki oleh ikan mas koki memberikan sebuah jalan bagi para petani ikan hias untuk meningkatkan produk mengingat permintaan pasar yang tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri.
mas koki juga dapat dimanfaatkan sebagai lahan bisnis yang menjanjikan.Bentuk badannya yang gendut lucu, berjambul, dengan mata lebar serta sisik berwarna cerah, membuat ikan ini banyak dikoleksi pengemar ikan hias. Ikan mas koki banyak dibudidayakan karena proses budidayanya tidak rumit . Daya tarik tersendiri yang dimiliki oleh ikan mas koki memberikan sebuah jalan bagi para petani ikan hias untuk meningkatkan produk mengingat permintaan pasar yang tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri.
Klasifikasi Ikan
Mas Koki
Ikan mas koki berasal dari keturunan ikan
karper hitam atau ikan mas. Sistematika ikan mas koki berdasarkan ilmu
taksonomi adalah:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyrinidae
Genus : Carrassius
Spesies : Carassius auratus
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyrinidae
Genus : Carrassius
Spesies : Carassius auratus
Morfologi Ikan Mas Koki
|
Ikan mas
koki memiliki ciri-ciri bentuk tubuh pendek dan bulat, mata lebardan besar, bersirip, disisi
tubuhnya terdapat gurat sisi dan
mempunyai lembaran insang. Ikan mas koki memiliki
variasi bentuk mata yaitu bentuk bulat, lonjong, kerucut terpotong, bulat
beruas, selestial dan mata balon, sedangkan bentuk sirip ekor dibedakan menjadi
karpium atau tunggal, melebar atau rangkap dua, rangkap tiga dan jenis sirip
yang berbentuk kupu-kupu.
Habitat dan Pola Hidup
Habitat dan Pola Hidup
Habitat ikan mas koki adalah air yang
tergenang, aliran airnya lambat, dangkal bersih dan biasanya berada di daerah
sungai atau danau. Ikan mas koki dapat bertahan hidup pada air ber pH 6-7
dengan suhu 27-30C, kandungan oksigen terlarut lebih dari 5 ppm. Lingkungan
hidup ikan mas koki adalah aquarium, bak semen, kolam, bak fiber dan lain-lain,
tergantung media yang dipilih untuk membudidayakan ikan mas koki. Media apapun
yang di pergunakan yang paling penting adalah kualitas air yang selalu terjaga
kebersihan dan kondisinya. Kualitas air yang baik akan menunjang kelangsungan
hidup dan keindahan ikan.
Media pemeliharaan tidak boleh mengandung
zat-zat yang berbahaya seperti amoniak yang di hasilkan oleh sisa makanan dan
kotoran ikan. Dalam jumlah tertentu amoniak tidak berbahaya, tetapi dalam
jumlah banyak akan mengakibatkan kematian pada ikan Mas koki. Untuk
menghilangkan amoniak perlu dilakukan proses filterisasi pada air kolam atau
aquarium atau menggantikan air dalam aquarium atau kolam secara periodik.
KEGIATAN BUDIDAYA
Kegiatan Pembenihan
Meliputi :
Pemeliharaan induk-Pemijahaan-Penetasan
Telur-Pemeliharaan Larva, dan Pemanenan Larva
Pemeliharaan Induk
Wadah Pemeliharaan
Induk
Wadah pemeliharaan induk ikan mas koki
dilakukan secara terpisah antara kolam jantan dan betina. Kolam yang
digunakan berupa kolam semen yang berukuran 5x3 m dengan ketinggian air
0,5 m. Kolam pemeliharaan induk tersebut berfungsi sebagai tempat pemeliharaan induk-induk
yang akan dan telah dipijahkan. Pada masing-masing kolam
terdapat inlet dan outlet kolam sebagai tempat
saluran air masuk dan keluar kolam.
|
Kolam
Induk Jantan
|
|
Kolam
Induk Betina
|
Pemberian Pakan
Pemberian pakan induk mas koki berupa pakan buatan (pelet terapung). Menurut Budhiman dan Lingga (2007), pemberian pakan induk ikan mas koki dalam kolam pemeliharaan yang baik adalah cacing darah. Hal ini karena pakan cacing darah tidak mengandung banyak lemak dan dapat mempercepat pematangan gonad induk mas koki.
Pemberian pakan induk mas koki diberikan sehari dua kali, yaitu pada pagi hari pukul 07.00-08.00 WIB dan sore hari pukul 15.30-16.30 WIB. Pemberian pakan induk mas koki dilakukan secara adlibitum (sekenyang-kenyangnya).
Pemberian pakan induk mas koki berupa pakan buatan (pelet terapung). Menurut Budhiman dan Lingga (2007), pemberian pakan induk ikan mas koki dalam kolam pemeliharaan yang baik adalah cacing darah. Hal ini karena pakan cacing darah tidak mengandung banyak lemak dan dapat mempercepat pematangan gonad induk mas koki.
Pemberian pakan induk mas koki diberikan sehari dua kali, yaitu pada pagi hari pukul 07.00-08.00 WIB dan sore hari pukul 15.30-16.30 WIB. Pemberian pakan induk mas koki dilakukan secara adlibitum (sekenyang-kenyangnya).
|
Pakan
Induk
|
Pengelolaan
Kualitas Air
Pada kolam pemeliharaan induk, digunakan air
yang bersumber dari irigasi non teknis dengan sistem pengelolaan secara
mengalir (flow trhough). air dari kolam tandon dialirkan menuju kolam
induk melalui pipa paralon dan masuk ke kolam melalui inlet. Kemudian
air kolam mengalir keluar melalui outlet kolam yang juga
berupa pipa paralon.
Demikian seterusnya pengelolaan air pada
kolam pemeliharaan induk jantan dan betina. Selain itu, pengurasan dan
pembersihan kolam juga tetap perlu dilakukan apabila kondisi air kolam mulai
terlihat kotor dan terdapat banyak partikel tersuspensi yang menyebabkan air
kolam tidak jernih. Hal ini dilakukan untuk
mejaga kualitas dan kelangsungan hidup induk mas koki dalam kolam tersebut.
Parameter kualitas air pada kolam
pemeliharaan induk penting untuk diketahui untuk menjaga terjadinya kondisi
kualitas air yang buruk. Pada kolam pemeliharaan induk dilakukan pengontrolan
terhadap parameter kualitas air yaitu suhu, pH, dan NO2 air.
Parameter kualitas air kolam pemeliharaan induk ikan
mas koki
No.
|
Parameter
|
Kisaran
|
1
|
Suhu (ºC)
|
20 – 22
|
2
|
pH
|
7,0 – 7,5
|
3
|
NO2 (ppm)
|
0,2 - 1
|
Pemijahan
1. Persiapan Wadah
Wadah pemijahan digunakan sebagai tempat
pertemuan antara induk jantan dan induk betina yang telah matang gonad.
Wadah yang digunakan pada pemijahaan berupa akuarium berukuran
80x40x40 cm (1-2 pasang), bak fiber ukuran 3,5x1,5 m (10-15 pasang), dan
wadah yang dilapisi waring atau happa dengan ukuran 1x2 m.
Wadah pemijahan sebelumnya dibersihkan terlebih dahulu kemudian diisi air hingga ketinggian 30 cm. Pada akuarium dan bak fiber diberi aerasi agar suplai oksigen tetap tercukupi, namun pada bak penjualan yang dilapisi waring tidak menggunakan aerasi. Aerasi dapat diganti dengan cara membuat air tetap mengalir ke bak tersebut.
|
Aquarium,
Bak Fiber, dan Bak Semen diselimuti Waring.
|
Setelah
akuarium selesai dibersihkan dan diisi air kemudian diletakkan substrat pemijahan
berupa eceng gondok. Eceng gondok yang akan digunakan diambil dari kolam
pemeliharaan eceng gondok lalu dibersihkan dan dibilas hingga bersih. Eceng
gondok tersebut kemudian ditempatkan dalam wadah pemijahan yang telah disiapkan
untuk pemijahan.
Seleksi
Induk
Pemijahan ikan mas
koki yang dilakukan adalah pemijahan alami yang dilakukan secara
berpasangan. Perbandingan induk jantan dan betina adalah 2 : 1. induk yang akan
diseleksi pada kolam pemeliharaan induk dipuasakan terlebih dahulu. Seleksi
induk dilakukan untuk memilih induk jantan dan betina yang telah matang gonad.
Ciri-ciri
induk jantan mas koki yang telah matang gonad adalah pada bagian operkulum bila
diraba akan terasa kasar, kemudian bagian perutnya bila diurut secara pelan ke
arah lubang genital maka akan keluar cairan berwarna putih. Sedangkan pada
induk betina bagian perutnya akan besar serta lembek dan jika diurut ke arah
lubang genital, maka akan keluar cairan berwarna kuning dan lubang genital akan
berwarna kemerahan
Penempatan induk
pada aquarium pemijahan Setelah induk hasil
seleksi dipilih, selanjutnya induk diukur panjang dan berat tubuhnya.
Berikut ini adalah data induk yang dipijahkan pada pemijahan ke-2. Induk
jantan yang dipijahkan berjumlah 4 ekor dan induk betina berjumlah 2 ekor.
Setelah pengambilan data selesai kemudian induk ditempatkan pada akuarium
pemijahan.Induk
dipuasakan hingga proses pemijahan selesai dilaksanakan.
|
Induk
Mas Koki Dalam Aquarium
Penetasan Telur dapat dilihat dan
diamati telur hasil pemijahan dari dua pasang induk ikan mas
koki dalam akuarium. Telur-telur hasil
pemijahan tersebut menempel pada substrat eceng gondok. Induk ikan yang telah
memijah kemudian diambil dan
dikembalikan ke kolam pemeliharaan induk.
|
|
Telur
Hasil Pemijahan
Menurut Budhiman dan Lingga (2007), cepat tidaknya
penetasan telur bergantung pada suhu air. Semakin tinggi suhu, maka semakin cepat telur
menetas. Penetasan telur akan berhasil bila aerasi dalam media
pemijahan ditingkatkan. Oleh karena itu, suhu air dalam akuarium
tersebut tetap dipertahankan agar tidak mengalami penurunan. Selain itu,
aerasi ditambahkan dalam akuarium tersebut agar kadar oksigen terlarut
meningkat. Ketika dilakukan pengukuran kualitas air, maka diketahui bahwa
ternyata suhu air dalam akuarium tersebut adalah 20°C.
Perhitungan
berat telur hasil pemijahan dilakukan dengan cara menghitung selisih berat
induk betina sebelum pemijahan dengan berat induk setelah pemijahan. Kemudian
digunakan metode gravimetri untuk mengetahui fekunditas telur, yaitu dengan
mengambil telur sampel dan menghintung jumlah telur sampel tersebut. Diambil
sampel telur sebanyak 1 gram dan dihitung jumlah telur tersebut dalam 1 gram.
Telur tersebut dibiarkan menempel pada substrat eceng gondok
hingga menetas. Penetasan telur terjadi pada hari keempat setelah pemijahan.
Pada substrat eceng gondok terlihat
beberapa telur yang tidak menetas. Kemudian dilakukan perhitungan telur
yang tidak menetas untuk mengetahui daya tetas telur (hatching rate).
Kegiatan pendederan I
Persiapan wadah
Setelah
penempatan induk ke aquarium persiapan wadah pemeliharaan harus segera
dilakukan karena pada saat larva ditebar ke kolam pemeliharaannya kolam
tersebut telah siap digunakan. Larva ikan mas koki dipelihara di kolam
pemeliharaan berupa kolam semen berukuran 5x3x0,6 m .
Proses persiapan kolam yang dilakukan untuk
pemeliharaan larva yaitu pengeringan, pemupukan, dan pengisian air.
Pengeringan kolam dilakukan dengan membuka bagian outlet kolam
agar semua air keluar bersama kotoran. Tujuan pengeringan kolam adalah untuk
menghilangkan kotoran yang dapat munculnya penyakit pada kolam. Pengeringan
kolam dilakukan selama satu hari.
|
Setelah dilakukan
pengeringan kolam, kemudian dilakukan pemupukan pada kolam tersebut. Pupuk yang
digunakan yaitu pupuk organik (kotoran ayam). Banyaknya pupuk yang ditebar ke
dalam kolam sebanyak 3,7 kg. Dosis pupuk yang ditebar dalam kolam adalah 250 –
300 gr / m².
Tujuan dilakukan pemupukan pada kolam adalah untuk menumbuhkan pakan alami dalam kolam tersebut. Setelah pupuk ditebar kemudian dilakukan pengisian air hingga ketinggian 30 cm. Kolam yang telah diisi air kemudian dibiarkan beberapa hari hingga pakan alami tumbuh dalam kolam.
Tujuan dilakukan pemupukan pada kolam adalah untuk menumbuhkan pakan alami dalam kolam tersebut. Setelah pupuk ditebar kemudian dilakukan pengisian air hingga ketinggian 30 cm. Kolam yang telah diisi air kemudian dibiarkan beberapa hari hingga pakan alami tumbuh dalam kolam.
Penebaran Larva
Larva yang telah berumur 4 hari kemudian
dipindahkan dari aquarium ke kolam
pemeliharaan tersebut. Larva diambil dari akuarium menggunakan scope
net dan diletakkan dalam ember berisi air. Larva
kemudian ditebarkan pada 3 kolam yang berukuran sama.
padat tebar pada
pendederan I yang optimal adalah 250 ekor/m2, jadi padat tebar pada
kolam pendederan ini adalah 3750 ekor. Namun pada kegiatan pendederan ini
penulis menebar larva sebanyak 2880 ekor/kolam. Penghitungan dilakukan larva
dengan cara manual. Penebaran larva dilakukan pada pagi hari pukul 07.00-08.00
WIB. Proses aklimatisasi larva dilakukan dengan memiringkan perlahan-lahan
ember berisi benih di permukaan air kolam.
Penebaran
Larva
|
Pemberian Pakan
Larva yang dipelihara dalam kolam tersebut
memperoleh pakan dari pakan alami (plankton) yang tumbuh dalam kolam tersebut.
Selain pakan alami, larva ikan mas koki juga memperoleh makanan tambahan berupa
pakan buatan yaitu pakan udang berupa bubuk dengan merk dagang feng li FL-0.
Pem pakan tambahan tersebut dilakukan
sehari 3 kali, yaitu pada pagi hari pukul 07.00 – 08.00, siang hari pukul
11.00-12.00, dan sore hari pukul 15.30–16.30 WIB, pemberian pakan dilakukan
secara adlibitum (sekenyang-kenyangnya). Pakan
tersebut diberikan hingga larva ikan mas koki berumur 1,5 bulan. Selanjutnya
pemberian pakan diganti dengan pakan buatan (pelet terapung)dengan merek dagang
matahari sakti pemberian pakan terus diberikan hingga
tahap pembesaran ikan mas koki.
Pertumbuhan larva
Untuk mengetahui pertumbuhan larva maka perlu
dilakukan sampling. Sampling dilakukan secara rutin setiap 7 hari sekali dengan
mengukur panjang dan berat larva ikan mas koki. Setelah dilakukan sampling
larva, maka diperoleh data pertumbuhan panjang dan berat larva
Timbangan
Digital dan Penggaris
|
Hama dan penyakit
Pad Hama yang
menyerang larva adalah burung capinis (nama lokal), kepiting, dan ular. Tidak
ada pemberantasan hama secara serius, untuk mencegah hama menyerang larva
dilakukan pengontrolan / monitoring pada kolam dan sekitarnya.
Pada kegiatan sampling kelima atau larva telah berusia 39 hari ditemukan
penyakit yang menyerang larva pada masa pendederan I ini yaitu Argulus
sp (kutu air). Penyakit ini menyerang pada bagian tubuh, insang, dan
sisik larva ikan mas koki. Kutu air melukai kulit dalam rangka mendapatkan
darah korbannya sehingga sering menimbulkan memar merah pada bekas
"gigitannya". Selain dengan tanda ini, kehadiran parasit itu
sendiri dapat mudah dilihat dengan mata telanjang berupa mahluk transparan
berbentuk bulat mendatar dengan diameter 5 - 12 mm. Sepasang bintik mata
dapat dilihat dibagian kepalanya.
Ikan yang terjangkit akan menjadi gelisah,
meluncur kesana kemari, atau terkadang melompat keluar dari permukaan air serta
menggosokan badannya pada dasar kolam. Serangan yang parah bisa menyebabkan
ikan manjadi malas, kehilangan nafsu makan, dan warna berubah mejadi opak
sebagai akibat produksi lendir yang berlebihan.
Senyawa organfosforus diketahui efektif dalam
menghilangkan Argulus. Alternatif lain adalah dengan perendaman jangka pendek
dalam luratan standar formalin (37-47 %) sebanyak 0.125 mg/liter air selama
satu jam atau dalam larutan kalium permanganat dengan dosis 10 mg/liter selama
30 menit.
Namun dikarenakan bahan tidak tersedia
penulis telah mencoba pengobatan dengan menggunakan garam dapur. Larva yang
terserang oleh parasit ini di ambil dari wadah pemeliharaan lalu kutu air
diambil menggunakan pincet. Luka yang ditinggalkan selanjutnya dibubuhi
air yang sudah mengandung garam. dosis 25 ppm.
Setelah pengobatan selesai, ikan dipindahkan
ke aquarium yang telah terisi air. Larva butuh waktu 2-3 hari setelah
pengobatan untuk kembali kepada keadaan normal. Apabila larva telah terlihat
normal kembali, larva dipindahkan ke kolam pemeliharaan.
|
Argulus
sp (kutu
air)
|
Manajemen kualitas air sangat penting
dilakukan untuk mencegah penurunan kualitas air kolam pemeliharaan larva.
Penurunan kualitas air dapat mengakibatkan menculnya hama dan penyakit yang
dapat menyerang larva hingga menyebabkan kematian.
Manajemen kualitas air kolam dilakukan dengan
mengontrol parameter kualitas air kolam. Pengontrolan kualitas air dilakukan
setiap 7 hari sekali untuk mencegah penurunan kualitas air pada kolam larva
tersebut.
Sumber :
http://bdp11-vedca2.blogspot.co.id/2013/07/budidaya-ikan-koki.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar