Kamis, 25 Oktober 2018

PEMELIHARAAN BENIH BELUT



                                      Gambar terkait
Setelah berbagai bahan dan media untuk budidaya belut disediakan dengan baik, hal selanjutnya yang hams Anda iakukan adalah memilih bibit belut yang berkuaiitas baik. Pemilihan bibit belut ini menentukan keberhasilan Anda dalam budidaya belut. Bibit yang ak4n ditangkap dengan cara alami (menggunakan bubu) biasanya termasuk bibit baik karena tidak mengalami perlakuan buruk yang mampu menurunkan kualitasnya. Sebaiknya, hindari penggunaan bibit dengan cara disetrum karena akan roenghasilkan keturunan yang tidak berkuaiitas dan pertumbuhannya terhambat (kuntet). Namun, akan lebih baik lagi apabila Anda menggunakan biblt dari basil budidaya karena tidak mudah terkena hama dan penyakit yang akan menghambat pertumbuhannya.
Pemilihan bibit untuk belut dapat dilakukan dengan] dua cara, yaitu sebagai berikut.
  1. Bibit yang dihasilkan dari perkawinan antara belut sawah dan belut rawa.
  2. Bibit yang diperoleh dari basil tangkapan menggunakan bubu (tidak disetrum).
Namun,jenis bibit yang digunakan oleh salah satu peternak belut di Cibaduyut, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, adalah bibit yang berasal dari hasil pemijahan sendiri dengan cara melakukan perkawainan silang antara belut sawah dan belut rawa.
Jenis bibit belut yang bagus untuk diternakkan adalah bibit yang memiliki warna rata di bagian punggung, yaitu warna kuning kecokelatan. Pada bagian ekornya terdapat coretan atau garis seperti batik berwarna kuning atau oranye. Apabila Anda memelihara bibit seperti ini, maka hasil yang akan diperoieh adalah bibit dengan ukuran besar mencapai pergelangan tangan.
Agar memperoleh belut dengan kualitas baik dan tidak menghasilkan keturunan yang abnormal, diperlukan syarat pemilihan yang tepat. Secara garis besar, syarat pemilihan benih belut antara lain sebagai berikut:
  1. Memiliki ukuran tubuh kecil
  2. Memiliki warna kuning kecokelatan.H
  3. Usia bibit belut berkisar 2-4 bulan.
  4. Belut memiliki kelamin ganda (hermaprodit).
  5. Pada bagian tubuh terlihat tidak cacat (mulus), artinya tubuh harus utuh dan tidak ada bekas gigitan.
  6. Gerakan belut terlihat lincah dan agresif.
  7. Belut terlihat sehat. Hal ini terlihat dari tubuhnya keras dan tidak lemas saat dipegang.
Induk belut yang baik dapat dikenal dari penampilannya. Untuk itu, Anda harus mengetahui ciri-ciri yang tampak dari induk betina dan induk jantan belut.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bibit belut,antara lain sebagai berikut:
1.Umur Bibit
Belut yang berkualitas baik untuk dijadikan bibit adalah bibit belut yang berumur 2-4 bulan. Sebab, pada usia 2-4 bulan, bibit belut sudah cukup dewasa untuk melakukan pembesaran. Anda juga harus memerhatikan, dalam budidaya belut tidak disarankan menebar belut dengan selisih usia yang berbeda jauh. Hal ini akan mengakibatkan kanibalisme belut yang umurnya lebih tua kepada belut yang umurnya lebih muda.
2. Ukuran Bibit
Disarankan dalam budidaya belut sebaiknya menggunakan bibit belut dengan ukuran antara 5-8 cm. Hal ini karena jenis bibit dengan ukuran 5-8 cm akan lebih tahan terhadap serangan berbagai jenis penyakit. Selain itu, bibit belut dengan ukuran ini tidak mudah stres dan perilakunya sudah mendekati ukuran belut dewasa. Dengan begitu, penanganannya pun akan lebih mudah. Mungkin sebagian dari Anda ada yang mengeluhkan betapa sulitnya melakukan pengukuran belut dan akan banyak menyita waktu. Namun, sadarilah dengan melakukan pengukuran ini, Anda akan memperoleh manfaat besar. Cara paling mudah dan tidak menyita waktu saat mengukur belut adalah dengan menggunakan jari tangan sendiri.
3.Penampilan Bibit Yang Baik
Perilaku ataci tingkah laku sesjaorang dapat dari penampila Hal itu bukan hanya berlaku untuj manusia, ternyata pemilihan bibit belut juga harus memerhatikan penampilan bibit belut itu sendiri.Anda dapat mengamati penampilan bibit belut dari jenis belut yang akan digunakan untuk bibit. Misalnya untuk jenis belui sawah, penamppilannya memiliki warn cokelat Itetapi lebih gelap. Atau saat, Anda menggunakan bibitHasi persilangan belut sawah (betina) dan belut rawa(jantan) akan memiliki penampilan seperti belut sawah
4. Ukuran Bibit untuk Kolam yang Sama Harus Seragam
Selain bibit yang berukuran 5-8 cm, ternyata jenis belut yang akan digunakan untuk bibit juga harus memiliki ukuran yang sama dalam setiap kolamnya. Mengapa demikian? Hal ini berhubungan dengan kompetisi mencari atau memperoleh makanan. Bibit belut yang berukuran besar akan banyak memperoleh makanan dibandingkan dengan belut yang berukuran kecil. Selain itu, apabila dalam satu kolam terdapat bibit dengan ukuran yang berbeda-beda, kecenderungan untuk melakukan kanibalisme semakin besar.
5. Bibit Tidak Stres
Pemilihan bibit belut yang tidak mengalami stres sangat perlu dilakukan oleh Anda. Bibit belut yang dibeli atau dipindahkan dari jarak jauh akan mengalami stres karena mengalami perjalanan yang cukup jauh. Hal yang dapat Anda lakukan adalah dengan penyeleksian bibit belut dalam sebuah ember bersamaan dengan air bawaannya dan
ditambahkan air secukupnya. Berdasarkan hal tersebut, Anda dapat mengetahui bahwa bibit belut yang berenang aktif menandakan bibit tidak stres, sedangkan bibit yang mengambang dengan kepala di atas menandakan bibit mengalami stres. Sebaiknya, bibit yang mengalami stres tidak langsung ditebar, tetapi dimasukkan dalam kolam karantina. Setelah tidak stres, boleh langsung ditebar.
6.Bibit Tidak Cacat atau Terkena Penyakit
Pemilihan bibit yang tidak cacat atau terkena penyakit juga sangat penting dilakukan. Luka kecil yang ada pada tubuh belut akan menimbulkan infeksi yang dapat mematikan belut. Selain itu, bibit yang terserang penyakit akan menyebarkan penyakit pada belut-belut lain yang , satu kolam dengan belut tersebut.
Dalam tahap pembesaran bibit belut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu sebagai berikut:
1.Tahap Pembesaran
Pada tahap pembesaran tahap 1 ini Anda harus melakukan proses pembesaran dari ukuran awal bibit belut 5-8 cm hingga menjadi belut dengan ukuran 14-16 cm. Pembesaran pada tahap ini berlangsung selama 2 bulan. Setelah itu, Anda harus mengurangi kepadatan belut dalam kolam. Ada beberapa langkah yang harus Anda lakukan pada pembesaran belut tahap 1 ini, antara lain sebagai berikut.
a. Penyeleksian bibit
Tahap penyeleksian bibit sangat penting dilakukan agar bibit yang akan ditebar dapat berkembang dengan baik. Tahap penyeleksian ini harus ditentukan berdasarkan ukurannya harus seragam. Misalnya, bibit dengan ukuran 0,5-0,6 cm, bibit dengan ukuran 6,1-7,0 cm, dan bibit dengan ukuran 7,1-8,0 cm. Setiap bibit tersebut harus dimasukkan dalam kolam yang berbeda-beda. Hal ini dilakukan agartidakterjadi perebutan makanan.
b. Menentukan kepadatan bibit    
Jumlah bibit belut yang dimasukkan dalam pembesaran ftahap 1ini kepadatan populasi cukup tinggi. Biasanya, jumlah bibit yang ditebar pada tahap 1 ini sebanyak 100-110 cm bibit per meter persegi atau kg bibit per meter persegi
c. Penebaran bibit dengan baik
Proses penebaran bibit harus dilakukan dengan baik agar bibit belut yang ditebar tidak mengalami stres yang dapat mengakibatkan kematian. Ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan saat menebarkan bibit, antara lain sebagai berikut.
1)    Pastikan media yang ada dalam kolam sudah terfermentasi dengan sempurna.
2)    Isi kolam dengan air yang cukup banyak, yaitu 15 cm di atas media. Lalu, diamkan selama dua hari.
3)    Masukkan bibit dalam kolam bersamaan dengan air bawaannya.
4)    Masukkan bibit menggunakan ember dengan posisi miring, sehingga air kolam dapat bercampur dengan sempurna dengan air yang terdapat dalam ember. Biarkan beberapa saat.
5)    Dengan sendirinya, bibit belut yang ada dalam ember akan beradaptasi dengan air yang ada dalam kolam. Sehingga, bibit akan meninggalkan ember dan masuk dalam kolam.
2. Tahap Pembesaran 2
Ada beberapa langkah yang harus Anda lakukan paaa pembesaran belut tahap 2 ini, antara lain sebagai benkut:
a. Penyeleksian bibit
Sama seperti penyeleksian bibit beluttahap 1, bibit harus diseleksi berdasarkan ukuran agar seragam. Perbedaan Dengan melakukan seleksi dan pengelompokkan ini akan mengurang, kanibalisme, sehingga peluang keberhasilan usaha budidaya belut semakin besar.
b. Menentukan kepadatan bibit
Dalam pembesaran belut tahap 2 juga harus memerhatikan kepadatan bibit belut. Populasi belut dalam pembesaran tahap 2 ini lebih berkurang jumlahnya. Pada pembesaran tahap 2 ini, jumlah bibit yang digunakan sebanyak 25-30 ekor per m2 luas kolam. Untuk itu, diperlukan bibit dengan bobot 1,5 kg per m2 (l,5kg=25-30 ekor).

TIPS MELAKUKAN BUDIDAYA BELUT
Sebuah tips sangat berarti bagi Anda yang ingin memulai usaha budidaya belut. Dengan mengikuti setiap tips yang diberikan dengan baik, Anda akari berhasil dalam memulai usaha budidaya belut. Ada beberapa tips yang dapat Anda lakukan saat budidaya belut, antara lain sebagai berikut.
  1. Perhatikan suhu udara yang baik untuk budidaya belut, yaitu antara 25°-28°C.
  2. Sediakan lahan yang cukup untuk pembenihan dan pemeliharaan belut.
  3. Perhatikan kualitas air. Jangan menggunakan air  yang tercemar llmbah, racun, dan zat berbahaya lainnya.Selain itu, air juga harus memilik, kadar oksigen yang cukup       
  4. Sediakan bibit yang berkualitas. Pilihlah bibit yang agresif, lincah, sehat, mulus (tidak ada bekass: gigitan), tidak lemas, dan tubuhnya padat.
  5. Gunakan pakan yang bermutu dan bergizi seperti cacing tanah, bekicot, serangga, ikan kecil, dan sebagainya
Sumber :
http://www.seputarikan.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar