Kamis, 28 Februari 2019

KEMATIAN BUDIDAYA IKAN AKIBAT UP WELLING


                                   Hasil gambar untuk AKIBAT UP WELLING
Danau merupakan suatu ekosistem yang kompleks. Banyak fenomena-fenomena fisika yang mempengaruhi kestabilan suatu ekosistem danau, salah satunya adalah upwelling. Upwellingmerupakan fenomena yang biasa terjadi di suatu wilayah perairan seperti danau/waduk dan lautan/samudra yang dipengaruhi olehwind-driven motion (angin bergerak) yang kuat, dingin yang biasanya membawa massa air yang kaya akan nutrien ke arah permukaan laut. Sebaliknya, downwelling ditandai dengan bertemunya arus dan intrusi air hangat .  Selain itu upwelling juga dapat diartikan sebagai  fenomena naiknya massa air danau. Gerakan naiknya massa air ini juga diakibatkan karena adanya stratifikasi seperti lapisan yang memiliki perbedaan densitas pada setiap lapisannya karena dengan bertambahnya kedalaman perairan maka suhunya akan semakin turun dan densitas meningkat hal ini menimbulkan energi untuk menggerakkan massa air secara vertikal. Fenomena upwelling salah satunya dipengaruhi oleh angin dan adanya proses divergensi ekman. Angin yang mendorong lapisan air permukaan menyebabkan kekosongan di bagian atas, sehingga air yang berasal dari bawah menggantikan kekosongan yang berada di atas. Oleh karena itu suhu air yang dari dasar perairan belum terkena atmosfer sehingga suhu dan oksigennya masih rendah. Di daerah upwelling biasanya banyak terdapat ikan karena arus ini mengandung larutan nutrien seperti nitrat dan fosfat, sehingga cenderung banyak mengandung fitoplankton sebagai pakan alami ikan.
Fenomena arus balik atau upwelling, pada lingkungan perairan, baik itu di laut maupun perairan tawar, bahkan payau merupakan peristiwa alam yang terjadi  secara alamiah. Upwelling atau arus balik massa air terjadi ketika ada perbedaan suhu dalam perairan, antara suhu air di permukaan (bagian atas) dengan suhu air yang berada di dasar danau. Ketika terjadi penurunan suhu udara, misalnya ketika peralihan musim dari musim kemarau ke penghujan, suhu udara turun. Kondisi ini juga terjadi ketika cuaca dalam kondisi mendung dan tanpa matahari. Akibatnya, suhu permukaan air turun.
 Akibat dari perbedaan suhu air ini, terjadi arus air dari dasar laut ke permukaan. Fenomena ini tidaklah mengherankan, mengingat air yang bersuhu yang lebih rendah memiliki densitas yang lebih tinggi daripada air yang bersuhu hangat. Sehingga air dingin akan tenggelam, sebaliknya air yang lebih hangat akan terapung ke arah permukaan.
 Di perairan laut, fenomena upwelling menciptakan kondisi permukaan air yang kaya akan nutrient bagi ikan. sehingga, di tempat-tempat tersebut, banyak terdapat fitoplankton yang tumbuh subur. Makanan alami pun melimpah sehingga di daerah ini akan ditemui banyak ikan.
 Upwelling memberikan dampak negatif pada perairan danau, waduk dan tambak karena dapat mematikan kultivan yang ada di dalamnya. Hal ini disebabkan karena semakin banyaknya biota yang dibudidayakan di Keramba Jaring Apung (KJA) sehingga  terjadi residu penumpukan sisa pakan buatan/pelet. Selain itu hasil metabolisme dari kultivan seperti urine dan feses. Terakumulasinya bahan-bahan organik tersebut menyebabkan turunnya kadar oksigen dan meningkatnya kadar NH3, NO2 dan H2S yang pada konsentrasi tertentu dapat mematikan ikan. Kotoran ikan dapat menimbulkan deposisi yang meningkat di dasar perairan, selanjutnya mengakibatkan penurunan kadar oksigen di bagian dasar
Fenomena upwelling merupakan gejala alam yang terjadi secara rutin, khususnya di awal musim penghujan saat cuaca mendung dimana intensitas cahaya matahari sangat rendah sehingga menyebabkan rendahnya laju fotosintesis dan rendahnya produksi oksigen (O2) dalam air. Pada kondisi hujan terus-menerus, suhu permukaan air rendah sehingga massa air di dasar danau/waduk lebih hangat yang berakibat massa air (baik berupa padatan maupun gas) di bawah itu naik ke atas yang membawa senyawa toksik (NH3 dan H2S) sehingga ikan-ikan sulit bernafas karena konsentrasi oksigennya minim yang mengakibatkan kematian massal ikan. Fenomena ini biasanya ditandai dengan mulai mabuk atau mengambangnya ikan di permukaan air, bahkan lebih parah lagi matinya ikan yang hidup di dasar perairan. Kematian secara massal ikan budidaya sistem KJA mencapai kerugian milyaran rupiah akibat upwelling sudah sering terjadi di berbagai perairan yang memiliki kawasan pengembangan KJA. Banyak kasus kematian ikan massal di danau/waduk di Indonesia dintaranya: 1). Waduk Cirata-Jawa Barat pada Oktober hingga Desember 2009 dilaporkan sekitar 50 ton ikan mati, 2). Danau Maninjau-Sumbar dilaporkan 13.000 ton ikan mati pada tahun 2009, sekitar 2.000 ton ikan mati di Danau Maninjau pada November 201, 3). Waduk Jatiluhur-Jawa Barat dilaporkan 3.500 ton ikan mati pada bulan Februari 2006, 4). Danau Tondano-Sulawesi Utara dilaporkan 300 ton ikan mati pada bulan November 2010, 5). Waduk Dharma - Jawa Barat dilaporkan 41,7 ton ikan mati pada bulan Oktober 2010.
            Usaha untuk menanggulangi dampak upwelling yang sangat merugikan ini salah satunya dengan cara adanya penataan ruang perairan, pengaturan jumlah unit KJA yang beroperasi, teknik budidaya dan konstruksi KJA serta cara pemberian pakan akan sangat menentukan kelestarian lingkungan perairan.

Kematian massal ikan yang dibudidayakan di kantong mengambang (Jakapung) akibat upwelling sering terjadi di berbagai perairan danau dan waduk. Beberapa waktu lalu, ratusan ton ikan di Danau Maninjau di Sumatera Barat meninggal menyebabkan hilangnya uang hingga ratusan juta rupiah. Kasus kematian ikan yang cukup umum juga sering terjadi di Danau Batur, Kintamani, Bangli, Bali dan di beberapa daerah lain. Jadi, bagaimana mengatasi masalah?

Fenomena upwelling yang kerap terjadi pada awal musim hujan, saat mendung atau saat hujan. Upwelling atau umbalan adalah peristiwa air yang naik di dasar danau karena suhu air di permukaan lebih dingin dari suhu di bawahnya. Dalam kondisi curah hujan terus menerus, suhu permukaan air rendah sehingga massa air di bagian bawah danau lebih hangat menghasilkan massa air (baik padat maupun gas) di bawahnya naik ke atas yang membawa senyawa beracun (NH3 dan H2S) sehingga Ikan sulit bernafas karena konsentrasi oksigen minimal yang mengakibatkan kematian masal pada ikan.
Untuk mengatasi kematian massal ikan, yang bisa dilakukan dengan memanen ikan lebih awal. Untuk bisa memanen ikan tadi, peternak ikan harus rajin memantau kondisi kualitas air setiap hari. Entah menggunakan peralatan khusus atau secara alami dengan memperhatikan karakteristik awal upwelling. Bila kualitas air mendadak turun, ikan harus segera dipanen. Panen ikan dikumpulkan dalam wadah di luar waduk / danau yang dilengkapi dengan aerator / blower untuk suplai oksigen tambahan.
 Tip lainnya adalah menggunakan kantong jaring ganda di jakapung. Cara ini untuk mengurangi toksisitas di bagian bawah danau yang disebabkan oleh sisa makanan yang tidak dikonsumsi oleh ikan yang ditanam di kantong bersih pertama. Pada prinsipnya jakapung ganda ganda ini lebih menghemat tempat/lokasi pemeliharaan dibanding jakapung tunggal. Jaring pertama yang ukurannya lebih kecil untuk memeilhara ikan karper. Sedangkan lapisan kedua yang lebih besar untuk wadah pemeliharaan nila. Dengan cara ini pakan ikan mas yang terbuang bisa lebih ditekan karena dimanfaatkan oleh nila.
 Selain itu, trik lain yang bisa digunakan adalah memindahkan lokasi jakapung bila akan terjadi umbalan ke lokasi perairan yang lebih dalam. Memindahkan lokasi jakapung ke lokasi yang lebih dalam dapat mengurangi risiko terjadinya umbalan (holomictic), karena cenderung lebih stabil atau sulit untuk diaduk.
 Tip lain yang bisa dilakukan adalah menyediakan bak fiberglass yang dilengkapi dengan blower / aerator di lokasi budidaya jakapung. Ikan yang mulai terlihat lelah (berenang terengah-engah di permukaan air) bisa ditangkap dan ditampung dalam bak penampung. Cara lain yang bisa dilakukan adalah mengganti jenis ikan yang dibudidayakan dengan jenis ikan yang bisa hidup di perairan dengan konsentrasi oksigen rendah (DO), seperti ikan patin  dan lele.

Sumber :
http://fifiazulti86.blogspot.com/
https://www.isw.co.id/

PENYAKIT PADA IKAN MAS KOKI


                                      Hasil gambar untuk ikan mas koki
Ikan mas koki sangat rentan sekali terhadap penyakit terutama kalau kita lalai dalam hal menjaga kebersihan akuarium baik disengaja maupun tidak disengaja. Perubahan cuaca yang ekstrim juga dapat menurunkan kekebalan tubuh ikan mas koki terhadap jamur, bakteri dan parasit yang ada di akuarium. Untuk pengaruh cuaca penanggulangannya bisa menggunakan pensetabil suhu atau heater akuarium yang bisa kita beli di toko- toko akuarium atau ikan hias atau di pasar pasar ikan.
Lalu bagaimana jika ikan mas koki kita mengalami sakit???? jawabannya adalah Segera Diobati. Jadi ikan mas koki harus segera kita diobati jika sudah ada ciri- ciri sebagai berikut:1.    Perubahan sikap ikan mas koki dari yang tadinya aktif menjadi cenderung pendiam kadang diam di dasar kadang diatas.
2.    Gerakan yang kurang lincah.
3.    Perubahan warna menjadi lebih pucat.
4.    Ada bercak- bercak pada tubuh ikan mas koki.
5.    Sirip dan ekor terlihat lebih layu atau rusak, sobek atau patah, teliti juga bagian ujungnya terkadang ada bercak merah.
6.    Nafsu makan berkurang.
7.    Wajah ikan mas koki menjadi lebih murung, terlihat lesu karena mata yang menjadi tidak cling langi.
Lalu penyakit apa yang sedang di derita ikan mas koki kesayangan kita dan bagaimana cara mengobatinya???

Ikan mas koki bisa dibilang ikan yang rentan terhadap suatu penyakit. Banyak orang bilang ikan koki gampang mati. Bisa benar bisa juga tidak pernyataan itu. Sebab kematian ikan mas koki sesungguhnya bukan hanya di karenakan jenis ikan ini lemah, melainkan ada faktor lain penyebab kematian ikan koki ini, yaitu kesalahan dari sang pemelihara yang belum mengerti akan karakteristik ikan ini sehingga kesehatan ikan terganggu dan akhirnya mati.
Contoh kesalahan pemelihara yang sering terjadi adalah: 


1.    Kebersihan air yang tidak dijaga dan tercemar amoniak, misalnya akibat dari pemberian makan yang salah, filter yang kurang baik, sirkulasi air yang kurang tepat dan cara penggantian air yang kurang tepat. Ingat, ikan mas koki sangat tidak tahan terhadap amoniak terlaru dalam air.
2.    Kurangnya oksigen terlarut dalam air, yang diakibatkan oleh pemasangan aerator yang kurang pas dan sirkulasi air yang kurang bagus.
Pada pokok bahasan kali ini dengan judul Penyakit Pada Ikan Mas Koki dan Pengobatannya lebih menjurus pada faktor kesalahan yang pertama diatas yaitu "Kebersihan air yang tidak dijaga". Kotornya air akan menimbulkan berbagai parasit, bakteri dan jamur, yang secara otomatis karena air ini adalah media hidup bagi si ikan koki maka ikan koki akan dengan mudah terserang parasit, bakteri atau jamur tersebut dan akhirnya jatuh sakit dan apabila tidak ditangani dengan benar akan segera menyebar ke seluruh penghuni akuarium bahkan sampai kematian berantai. hahahahaha serem kan???

Umumnya penyakit dapat timbul akibat salah pemeliharaan pada ikan mas koki. Ikan mas koki yang mati sesungguhnya bukan hanya dikarenakan lemah namun akibat kekeliruan didalam perawatan ikan mas koki tersebut terutama pada kualitas air seperti, Air yang tercemar amoniak, kurang oksigen, serta lama tidak diganti. Kondisi air tersebut bisa mengganggu kesehatan ikan. pengaturan air yang pas salah satunya dengan pemakaian filter yang dapat membuat situasi akuarium bersih serta nyaman untuk ikan. Pengamatan pada penyakit mesti dikerjakan tiap-tiap hari dengan menyelidiki adakah koki yang alami pergantian sikap misalnya tidak aktif berenang, sering berdiam di dasar kolam atau di permukaan dan tidak nafsu makan.

Berikut penyakit penyakit yang dapat menyerang ikan mas koki yang dapat kita amati dari luar beserta cara pengobatannya:

1.Lernaea ( cacing perioder )
Penyebab : parasit yang melekat serta menusuk layaknya jarum. menembus tutup insang, badan, sirip serta mata.
Tanda-tanda : tampak ada luka di lebih kurang area yang terserang.
Penanggulangan : penyembuhan dikerjakan gunakan dipterex atau sumition 50ec dengan dosis 1cc/m3air. atau dengan merendam mas koki yang sakit sepanjang 10 menit didalam larutan formalin dengan dosis 250 mg formalin : 100 liter air. perendaman di lagi tiga kali sepanjang tiga hari. untuk memberantas mata rantai penyakit, rendam juga akuarium didalam larutan tetracyclin dengan dosis 250 mgtetracyclin : 250 liter air sekurangnya 5 jam. ulangilah tiga kali didalam tiga hari.

2. Jamur ( saprolegniasis )
Penyebab : jamur yang nampak saat suhu dingin.
tanda-tanda : tubuh ikan terlihat layaknya diselimuti kapas. sisi yang terserang umumnya kepala, tutup insang serta sirip.
Penanggulangan : ikan mas koki yang diserang penyakit direndam didalam larutan malachite green dengan dosis 3 gr/m3 air sepanjang 20 menit.

3. Bakteri aeromonas ( punctata )
Penyebab : bakteri ganas aeromonas.
Tanda-tanda : badan ikan jadi suram serta tidak cerah, kulitnya seperti melepuh. berenang amat lemah di permukaan air dengan megap-megap kekurangan oksigen.
Penanggulangan : dengan pencampuran 50 mg terramicine 50 mg/kg pakan serta diberikan dengan berturut-turut sepanjang 7 hari. tetapi, ikan yang terinfeksi berat baiknya dimusnahkan.

4. Bakteri pseudomonas
Penyebab : bakteri psedomonas flurescens.
Tanda-tanda : kulit ikan alami pendarahan. luka umumnya lantas memborok sirip jadi grepes serta habis.
Penanggulangan : dengan mencampurkan oxytetracyclin 25 mg/kg pakan. diberikan sepanjang 7 hari berturut-turut.

5. Bintik putih ( white spot )
Penyebab : protozoa ichthyophtirius multifilis yang ganas.
Tanda-tanda : seluruh atau beberapa tubuh ikan mas koki terlihat dihiasi bintik kecil berwarna putih. pada infeksi berat, dapat terlihat tanda-tanda selaput putih. ikan jadi gatal serta kerap menggosok-gosokan badannya dan berenang kepermukaan dengan amat lemah.
Penanggulangan : dibuatkan larutan methylene blue 1 persen ( 1 gram didalam 100 cc air ) lantas campuran ini di ambil 2-4 cc digabung dengan 4 liter air serta ikan mas koki yang diserang penyakit lantas direndam didalamnya sepanjang 24 jam. kerjakan penyembuhan ulangan hingga ikan pulih.

Tips Selama Pengobatan Ikan Mas Koki
Untuk pengobatan sebaiknya gunakan heater atau pemanas pada akuarium untuk mensetabilkan suhu. setel pada suhu 29 atau 30 derajat celcius pada akuarium memperhangat suhu akuarium yang nantinya berfungsi untuk mempercepat proses penyembuhan ikan. Ingat, jika agan punya ikan jenis sapu2 diakuarium sebaiknya ikan sapu- sapu dipindahkan terlebih dahulu karena ikan ini tidak kuat pada suhu tersebut.
Untuk pencegahan serta penularan penyakit pada ikan lain sebaiknya ikan yang sakit tersebut dipisahkan atau  di karantina pada wadah terpisah bisa berupa bak, ember, panci yang penting diberi aerator dan penggantian seperempat air yang rutin setiap hari. Akan lebih baik lagi kalau agan sediakan akuarium atau wadah khusus khusus karantina ikan yang sakit.
Sumber :
http://www.goldenwestindo.com/berbagai-jenis-dan-tipe-makanan-ikan

Selasa, 26 Februari 2019

BAGAIMANA KITA MENGENAL IKAN SEGAR ?


                                  Hasil gambar untuk ciri ikan segar

1.  Ciri-ciri ikan segar
Kesegaran ikan dapat diketahui dengan cara mengamati penampilan fisik, mata, insang, tekstur, dan baunya. Ketika masih segar, ikan tampak cemerlang, mengilap keperakan sesuai jenis. Lendir di permukaan tubuh tidak ada sampai tipis, bening, dan encer. Sisik tertanam kuat dan tidak mudah lepas, perut utuh, dan lubang anus tertutup. Matanya cembung, cerah, putih jernih, pupil hitam, tidak berdarah. Insangnya merah cerah tidak berlendir atau sedikit berlendir. Tekstur dagingnya pejal, lentur, dan jika ditekan cepat pulih. Baunya segar atau agak amis.
Akan tetapi, begitu ikan mati mulai terjadi proses perusakan ikan. Yang pertama terjadi adalah autolisis yang disebabkan oleh aktivitas enzim-enzim yang ada pada ikan. Enzim-enzim ini bekerja tidak terkendali sehingga terjadi perombakan dalam tubuh ikan, terutama proteinnya. Mutu ikan pun mulai turun. Penampilan ikan menjadi lebih suram, tidak cemerlang, sisik mudah lepas, mata kemerahan, cokelat atau buram. Dari proses ini dihasilkan senyawa-senyawa sederhana yang disukai bakteri.

2.  Proses perusakan pada ikan
Proses perusakan akibat aksi enzim ini berlangsung terus sampai bakteri tumbuh dan mengambil alih proses kerusakan. Insang pun menjadi kecokelatan atau kepucatan, berlendir tebal. Daging lembek mudah terurai, jika ditekan sulit pulih kembali bekasnya. Bau makin amis lalu menjadi tidak sedap dan busuk, terutama pada insang dan perut. Ikan pun akhirnya busuk.
Berbeda dengan daging yang masih bagus meskipun sudah 7 - 12 jam setelah hewan dipotong, proses perusakan pada ikan berlangsung jauh lebih cepat. Oleh karena itu, proses penurunan mutu kesegaran ikan ini harus dihambat. Penghambatan ini harus dilakukan sejak awal, yaitu sejak ikan ditangkap, didaratkan, selama transportasi hingga pengolahan. Pengesan merupakan cara paling sederhana untuk menghambat penurunan mutu ikan tanpa banyak menyebabkan perubahan sehingga sifat ikan segar masih ada.
Begitu sampai di tempat pengolahan, ikan harus segera ditangani dengan baik. Ikan disortasi menurut jenis, mutu, dan ukurannya. Ikan yang pecah perut, pecah, atau patah (rusak fisik)  dipisahkan.  Sambil disortasi,  ikan disiangi  dengan cara dipotong kepala dan dibuang isi perutnya.

3.  Penyimpanan ikan segar
Jika Karena sesuatu hal proses pengolahan bakso belum dapat dilakukan, atau ikan digunakan sebagai cadangan, maka ikan terpaksa disimpan dulu sampai tiba saatnya diolah. Untuk penyimpanan jangka panjang, mungkin pembekuan lebih cocok, tetapi untuk penyimpanan jangka pendek cukup dengan dies di dalam peti insulasi. Ikan disortasi, disiangi, dan dicuci bersih kemudian disusun berlapis-lapis berselang-seling antara ikan dan es.
Ke dalam peti insulasi dihamparkan hancuran es 5 - 10 cm lalu ikan disusun berlapis-lapis berselang-seling dengan hancuran es sampai peti insulasi penuh. Di bagian paling atas ditimbun hancuran es agak lebih tebal dan peti ditutup. Perbandingan esrikan sebanyak 1:1 hingga 1:3. Dengan cara seperti ini suhu ikan dapat dipertahankan rendah (sekitar 0°C) dan kesegaran ikan dapat dipertahankan hingga beberapa hari.
Jika akan digunakan, peti insulasi dibongkar dan ikan dikeluarkan hati-hati. Ikan yang baru dikeluarkan dari peti dibersihkan, dagingnya diarnbil dengan cara difilet.

Untuk membuat bakso dari daging ikan hiu atau ikan pari diperlukan perlakuan khusus untuk mengurangi bau pesingnya. Di Indonesia, kedua jenis ikan ini biasa diasin atau diasap secara tradisional dalam jumlah dan pada lingkungan yang terbatas. Sudah terbukti pula bahwa daging kedua jenis ikan ini dapat diolah menjadi bakso yang lezat.  Sebagai bahan pembuat bakso, penggunaan daging ikan hiu atau ikan pari dapat dicampurkan dengan daging ikan lain (kakap, tenggiri, tawes, atau daging lain) atau tanpa campuran. Dengan penanganan yang baik, rasa maupun bau pesing pada bakso hiu atau bakso pari tidak terasa lagi.

1.   Penyebab bau pesing
Rasa dan bau pesing yang menjadi ciri daging ikan hiu dan pari disebabkan oleh tingginya kandungan senyawa urea di dalam darah. Sebenarnya, adanya urea dalam darah ikan laut bukan hal yang aneh karena semua ikan laut memproduksi urea di dalam darah dan cairan tubuh. Bedanya, ikan laut mampu mengeluarkan urea dari dalam tubuh, tetapi ikan hiu dan pari tidak memiliki kemampuan tersebut. Akibatnya, urea terpaksa ditimbun di dalam darah. Begitu ikan mati, urea dalam darah diubah oleh bakteri menjadi amoniak. Amoniak inilah yang berbau pesing dan bahkan berbahaya bagi kesehatan.
Kandungan urea pada setiap jenis hiu atau pari tidak sama sehingga bau dan rasa pesingnya pun tidak sama. Ada yang sangat pesing dan ada yang kurang pesing. Hiu macan (Galeocerdo cuvier) misalnya, mengandung urea sekitar 1.990 mg %, sedangkan hiu martil (Sphyma zygaena) 2.330 mg %. Hal ini menunjukkan bahwa untuk menghilangkan urea beberapa jenis hiu atau pari memerlukan perlakuan lebih banyak daripada jenis lain.

2.  Cara mengurangi bau pesing pada daging ikan hiu dan ikan pari
Kandungan urea pada daging ikan hiu atau ikan pari memang mustahil dihilangkan. Namun, jika kandungan urea tersebut dikurangi sebanyak mungkin, rasa pesing dan bahayanya lebih kecil.
Pengurangan bau dan rasa pesing juga dapat dilakukan dengan penanganan yang baik dan benar, pengurangan kandungan urea secara efektif, atau penggunaan suhu rendah yang tepat dan cocok. Pembuangan darah dan pencucian daging dalam air tawar atau larutan garam atau larutan asam dapat mereduksi kandungan urea dalam jumlah besar. Kalau kandungan urea dalam daging sudah di bawah 1.200 mg %, bau pesing sudah tidak terasa lagi. Jika digarami, digoreng, atau ditambah bumbu yang mampu mengalahkan bau pesing, ikan dengan kandungan urea 1.400 mg % pun sudah tidak terasa bau pesingnya.


3.  Pembuangan darah dan penanganan di atas kapal
Salah satu cara untuk mengurangi bau pesing pada daging ikan adalah dengan penanganan yang baik dan benar yang diterapkan sejak ikan ditangkap. Penghilangan darah juga banyak mengurangi kandungan urea. Pembuangan darah hendaknya dilakukan selagi ikan masih hidup. Jika darah tidak segera dibuang, selain kandungan ureanya tinggi juga mempengaruhi warna daging. Terlebih jika setelah ditangkap ikan ditangani secara kasar sehingga memar atau terjadi pembekuan darah pada daging.
Cara pembuangan darah akan menentukan banyaknya darah yang dapat dikeluarkan. Jika pisau ditusukkan langsung ke jantung ikan hiu maka darah yang keluar hanya 2 % saja. Kalau yang dipotong saluran darah di dekat tulang pektoral maka darah yang keluar 2 - 2,5 %. Cara yang paling baik adalah dengan memotong pangkal ekor (sirip kaudal). Ketika bagian ini dipotong, jantung hiu masih berdenyut dan darah terpompa ke luar hingga 5 – 6 %. Jika ikan hiu cukup besar, kepala dipotong lalu isi perut diambil dan air dipompakan kuat-kuat melalui saluran darah utama agar darahnya tercuci. Setelah darah dibuang, ikan segera dies (0°C) atau dibekukan (-40°C) sehingga proses pembusukan terhambat. Jangan membiarkan hiu mati terlalu lama dalam air atau tergeletaktanpa terurus. Setelah mati, hiu harus segera dies sehingga kerusakan daging akibat aktivitas bakteri terhambat dan amoniak yang dikandungnya rendah.

4.  Pencucian urea daging
Selain pembuangan darah, urea dalam daging ikan juga dapat dikurangi dengan pencucian, perendaman dalam air, atau dalam larutan garam atau larutan asam. Dengan pemanasan pun urea dapat berkurang, tetapi cara ini biasanya kurang efektif.
Sebelum penghilangan bau pesing, daging diambil lalu dipotong menjadi filet yang lebamya 5 - 10 cm, panjang 10 cm, dan tebal 5 cm, atau lebih kecil lagi. Dengan potongan kecil ini urea akan lebih banyak kontak dengan larutan pencuci sehingga lebih mudah dan lebih banyak urea yang dapat dihilangkan.
Filet direndam air tawar sambil dicuci dan digosok-gosok lalu dibiarkan terendam di dalam air beberapa jam. Secara periodik, air diganti. Demikian seterusnya sampai bau pesing daging tidak terasa. Jika direndam dalam air selama 8 jam, kandungan ureanya turun 40 %. Makin kecil ukuran filet, makinbanyak urea yang dapat dibuang. Filet 50 - 70 g yang direndam selama 1 - 2 jam, kandungan ureanya tinggal 1.000 - 1.200 mg %. Jika dicacah halus, perendaman selama 20 - 25 menit maka urea di dalam daging ikan tinggal 400 - 600 mg %. Jika setelah direndam lalu dipres, urea di dalam daging tinggal 300 - 350 mg %.
Jika menggunakan larutan garam, filet dicuci larutan garam dapur 5% dan direndam beberapa saat. Pencucian dan perendaman ini dilakukan berulang kali sampai bau pesing hilang. Jika digunakan larutan asam, filet direndam dalam larutan asam laktat 1,5% atau asam sitrat 1,5% atau larutan vinegar lalu dicuci bersih dengan air tawar atau larutan qaram.

Sumber :
https://cocoper6-cocoper6.blogspot.com/2011/01/ciri-ciri-ikan-yang-segar.html

Senin, 25 Februari 2019

BURUNG PARUH MERAH : MOMOK BAGI PEMBUDIDAYA IKAN


Hasil gambar untuk burung pemangsa ikan air tawar                                                
Hama adalah organisme yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan budi daya. baik secara langsung maupun tidak langsung. Hama berupa predator (pemangsa). kompetitor (penyaing), dan perusak sarana. Untuk menanggulangi serangan hama, lebih ditekankan pada sistem pengendalian hama terpadu. yaitu pemberantasan hama yang berhasil, tetapi tidak mengakibatkan kerusakan ekosistem. Dengan kata lain, apabila masih ada cara yang dapat dilakukan dan temyata memberikan hasil baik maka tidak perlu menggunakan obat-obatan, apalagi obatobatan buatan pabrik (pestisida anorganik). Pemberian obatobatan sering menimbulkan masalah baru yang merugikan, misalnya lahirnya generasi penyakit yang tahan terhadap obat-obatan yang diberikan.
Jenis burung yang ada di dunia ini bermacam macam. Dari semua jenis burung yang ada di dunia semuanya memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri.
Dari jenis makanannya pun berbeda beda. Ada yang emakan serangga, ada yang memakan buah buahan dan ada juga yang memakan biji bijian.
Dari jenis makanannya itu, menjadikan jenis burung tersebut mempunyai bentuk paruh yang berbeda. Misalnya saja untuk burung pemakan ikan.
Burung pemakan ikan biasanya mempunyai bentuk paruh yang besar dan lebar.
Tindakan pencegahan dengan mempersiapkan kolam pemeliharaan yang optimal berupa pintu yang tidak memungkinkan organisme lolos ke dalam kolam, menutup permukaan kolam. dan memagar daerah sekitar kolam akan memberikan andil yang sangat besar dalam usaha penanggulangan hama. Beberapa hama yang kemungkinan dapat mengganggu ikan di kolam terpal adalah sebagai berikut:
1. Insekta
Kolam terpal mudah diserang insekta. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi serangan insekta. Insekta biasanya ditangkap dengan menggunakan jaring yang mempunyai ukuran mata jaring kecil. Membersihkan rumput dan tumbuhan lain yang ada di sekitar kolam terpal juga mempakan tindakan yang efektif untuk merusak telur dan larva insekta. Penutupan permukaan kolam terpal dengan jaring yang bermata jala kecil cukup efektif dalam mencegah insekta.
2. Katak dan ular
Katak yang kelaparan akan menelan benih ikan. Katak dapat diberantas dengan cara menangkapnya satu per satu dengan menggunakan jaring. Cara lain yang cukup efektif dalam menanggulangi hama katak adalah dengan membuang telurtelurnya yang biasanya mengapung di air. Sementara hama ular yang biasanya menyerang ikan. jarang menyerang ikan pada kolam budi daya yang selalu dikontrol. Serangan ular dapat ditanggulangi dengan cara menangkap ular tersebut. Penangkapan ular dilakukan pada sore atau malam hari dengan menggunakan jaring atau dipukul dengan sebilah bambu atau sepotong kayu.
3. Burung dan mamalia
Burung dan mamalia pemakan ikan dapat dihentikan dengan cara memasang perangkap untuk menangkapnya. Perangkap ini hendaknya diikat dengan kuat ke pohon atau ke patok yang ditanam cukup dalam dan kuat agar tidak dibawa lari oleh burung atau mamalia. Cara lain dalam menanggulangi burung dan mamalia adalah dengan memasang umpan ikan yang telah dibubuhi racun. Penggunaan umpan beracun ini harus hati-hati karena dapat termakan oleh ikan peliharaan. Permukaan kolam terpal yang ditutup dengan menggunakan jaring dapat menghindari serangan burung.
Mungkin selama ini banyak orang awam yang hanya mengenal burung-burung  laut saja yang mengandalkan ikan sebagai pakan utamanya. Anda tentu mengenal burung pinguin, burung pemakan ikan yang tidak bisa terbang tetapi sangat mahir berenang.

Ada salah satu jenis burung pemakan ikan yang memiliki keindahan pada warnanya dan juga mahir menangkap ikan dengan mengandalkan kecepatannya. Inilah burung pemakan ikan yang dikenal dengan nama Raja Udang atau Burung Tengkek Udang.

Burung Raja Udang, Burung Pemakan Ikan Yang Lincah Dengan Warna Bulu Yang Indah
Burung Raja Udang punya warna bulu biru kehijauan yang menjadikan burung ini tampak sangat mempesona. Apabila burung Tengkek Udang ini keadaan menukik pada aliran air maka akan tampak bayangan biru kehijauan dari bulunya.  

Raja-udang adalah nama umum bagi sejenis burung pemakan ikan dari suku Alcedinidae. Di seluruh dunia, terdapat kurang lebih 90 spesies burung raja-udang. Pusat keragamannya adalah di daerah tropis di Afrika, Asia dan Australasia.
Tak hanya warnanya yang cantik, Tengkek Udang ini juga punya suara yang bagus untuk digpakai sebagai burung masteran. 
Burung Tengkek Udang ini termasuk burung pemburu yang cerdik. Hal ini disebabkan dari tempatnya bertengger, burung Tengkek Raja Udang bisa sabar dalam menunggu makanannya. Hal ini terbukti jika burung ini sangat lincah. 

Dari 45 spesies yang keluarga raja udang di Indonesia, beberapa jenis yang paling dikenal antara lain 
  • Raja-udang erasia (Alcedo atthis)
  • Raja-udang punggung-merah (Ceyx rufidorsa)
  • Pekaka emas (Pelargopsis capensis)
  • Cekakak batu (Lacedo pulchella)
  • Cekakak belukar (Halcyon smyrnensis)
  • Cekakak jawa (Halcyon cyanoventris)
  • Cekakak sungai (Todirhamphus chloris)
  • Cekakak suci (Todirhamphus sanctus)
  • Cekakak-pita biasa (Tanysiptera galatea)
Cekakak jawa banyak ditemukan di daerah pinggiran sungai di hutan-hutan yang ada di Jawa dan Sumatera. Bulunya berwarna biru terang, dengan campuran sedikit warna hitam pada bulu sayap dan kepala. Paruh berwarna kemerahan, membuat burung ini terlihat cantik. Tak hanya itu saja, kelihaian Tengkek Udang ini juga dapat kita saksikan jika ada ikan yang muncul pada permukaan air. Maka dari itu, burung Raja Udang ini akan melesat menggunakan kecepatan yang tinggi. 
Kemudian menukik ke dalam air untuk menyambar ikan itu. Burung Tengkek Udang ini ibaratnya seperti anak panah. Sangat cermat dalam menangkap mangsa dengan begitu tepat. Burung ini biasa hinggap di dahan pohon dengan ketinggian 1-2 meter dari permukaan air, untuk mengawasi mangsanya. Raja udang memiliki penglihatan yang tajam dengan filter polarisasi, untuk memotong refleksi air, sehingga lebih baik dalam melihat mangsanya. Begitu waktunya tepat, dan dengan perhitungan cermat, ia akan menukik untuk menciduk mangsanya dari dalam air. Sewaktu berada di dalam air, matanya akan tertutup membran. Utu berarti ia sama sekali tidak melihat mangsanya, dan hanya mengandalkan naluri dan perhitungan saja.
Setelah berhasil mendapatkan mangsanya, misalnya ikan, dia akan menggigit ekor ikan dan memukulkan badan dan kepala ikan ke batu atau dahan pohon agar mati. Dengan demikian, raja udang bisa memperkecil risiko tersedak akibat mengkonsumsi ikan yang hidup.
Setelah menyantap mangsanya, beberapa menit kemudian, bagian yang tidak dicerna oleh tubuhnya seperti tulang dan diri akan dimuntahkan kembali. Satu satu kebiasaan burung ini adalah berdandan usai makan. Ia akan mengolesi bulu-bulunya dengan minyak yang keluar dari tubuhnya, sehingga bulu-bulu bersifat anti-air, dan bisa mengurangi risiko tenggelam sewaktu berburu ikan di dalam air.
Raja udang termasuk burung penyendiri. Sifatnya sangat teritorial, karena setiap hari harus mengkonsumsi makanan dengan porsi 60% dari bobot badannya. Jika bobot badannya 50 gram, maka saban hari dia harus memperoleh makanan seberat 30 gram! Hal itulah yang membuat burung ini tidak cocok dipelihara dalam sangkar dan mudah mati.

Sumber :
https://ternakdanburung.blogspot.com/2017/12/mengenal-jenis-burung-pemakan-ikan-yang.html