Kamis, 28 Februari 2019

KEMATIAN BUDIDAYA IKAN AKIBAT UP WELLING


                                   Hasil gambar untuk AKIBAT UP WELLING
Danau merupakan suatu ekosistem yang kompleks. Banyak fenomena-fenomena fisika yang mempengaruhi kestabilan suatu ekosistem danau, salah satunya adalah upwelling. Upwellingmerupakan fenomena yang biasa terjadi di suatu wilayah perairan seperti danau/waduk dan lautan/samudra yang dipengaruhi olehwind-driven motion (angin bergerak) yang kuat, dingin yang biasanya membawa massa air yang kaya akan nutrien ke arah permukaan laut. Sebaliknya, downwelling ditandai dengan bertemunya arus dan intrusi air hangat .  Selain itu upwelling juga dapat diartikan sebagai  fenomena naiknya massa air danau. Gerakan naiknya massa air ini juga diakibatkan karena adanya stratifikasi seperti lapisan yang memiliki perbedaan densitas pada setiap lapisannya karena dengan bertambahnya kedalaman perairan maka suhunya akan semakin turun dan densitas meningkat hal ini menimbulkan energi untuk menggerakkan massa air secara vertikal. Fenomena upwelling salah satunya dipengaruhi oleh angin dan adanya proses divergensi ekman. Angin yang mendorong lapisan air permukaan menyebabkan kekosongan di bagian atas, sehingga air yang berasal dari bawah menggantikan kekosongan yang berada di atas. Oleh karena itu suhu air yang dari dasar perairan belum terkena atmosfer sehingga suhu dan oksigennya masih rendah. Di daerah upwelling biasanya banyak terdapat ikan karena arus ini mengandung larutan nutrien seperti nitrat dan fosfat, sehingga cenderung banyak mengandung fitoplankton sebagai pakan alami ikan.
Fenomena arus balik atau upwelling, pada lingkungan perairan, baik itu di laut maupun perairan tawar, bahkan payau merupakan peristiwa alam yang terjadi  secara alamiah. Upwelling atau arus balik massa air terjadi ketika ada perbedaan suhu dalam perairan, antara suhu air di permukaan (bagian atas) dengan suhu air yang berada di dasar danau. Ketika terjadi penurunan suhu udara, misalnya ketika peralihan musim dari musim kemarau ke penghujan, suhu udara turun. Kondisi ini juga terjadi ketika cuaca dalam kondisi mendung dan tanpa matahari. Akibatnya, suhu permukaan air turun.
 Akibat dari perbedaan suhu air ini, terjadi arus air dari dasar laut ke permukaan. Fenomena ini tidaklah mengherankan, mengingat air yang bersuhu yang lebih rendah memiliki densitas yang lebih tinggi daripada air yang bersuhu hangat. Sehingga air dingin akan tenggelam, sebaliknya air yang lebih hangat akan terapung ke arah permukaan.
 Di perairan laut, fenomena upwelling menciptakan kondisi permukaan air yang kaya akan nutrient bagi ikan. sehingga, di tempat-tempat tersebut, banyak terdapat fitoplankton yang tumbuh subur. Makanan alami pun melimpah sehingga di daerah ini akan ditemui banyak ikan.
 Upwelling memberikan dampak negatif pada perairan danau, waduk dan tambak karena dapat mematikan kultivan yang ada di dalamnya. Hal ini disebabkan karena semakin banyaknya biota yang dibudidayakan di Keramba Jaring Apung (KJA) sehingga  terjadi residu penumpukan sisa pakan buatan/pelet. Selain itu hasil metabolisme dari kultivan seperti urine dan feses. Terakumulasinya bahan-bahan organik tersebut menyebabkan turunnya kadar oksigen dan meningkatnya kadar NH3, NO2 dan H2S yang pada konsentrasi tertentu dapat mematikan ikan. Kotoran ikan dapat menimbulkan deposisi yang meningkat di dasar perairan, selanjutnya mengakibatkan penurunan kadar oksigen di bagian dasar
Fenomena upwelling merupakan gejala alam yang terjadi secara rutin, khususnya di awal musim penghujan saat cuaca mendung dimana intensitas cahaya matahari sangat rendah sehingga menyebabkan rendahnya laju fotosintesis dan rendahnya produksi oksigen (O2) dalam air. Pada kondisi hujan terus-menerus, suhu permukaan air rendah sehingga massa air di dasar danau/waduk lebih hangat yang berakibat massa air (baik berupa padatan maupun gas) di bawah itu naik ke atas yang membawa senyawa toksik (NH3 dan H2S) sehingga ikan-ikan sulit bernafas karena konsentrasi oksigennya minim yang mengakibatkan kematian massal ikan. Fenomena ini biasanya ditandai dengan mulai mabuk atau mengambangnya ikan di permukaan air, bahkan lebih parah lagi matinya ikan yang hidup di dasar perairan. Kematian secara massal ikan budidaya sistem KJA mencapai kerugian milyaran rupiah akibat upwelling sudah sering terjadi di berbagai perairan yang memiliki kawasan pengembangan KJA. Banyak kasus kematian ikan massal di danau/waduk di Indonesia dintaranya: 1). Waduk Cirata-Jawa Barat pada Oktober hingga Desember 2009 dilaporkan sekitar 50 ton ikan mati, 2). Danau Maninjau-Sumbar dilaporkan 13.000 ton ikan mati pada tahun 2009, sekitar 2.000 ton ikan mati di Danau Maninjau pada November 201, 3). Waduk Jatiluhur-Jawa Barat dilaporkan 3.500 ton ikan mati pada bulan Februari 2006, 4). Danau Tondano-Sulawesi Utara dilaporkan 300 ton ikan mati pada bulan November 2010, 5). Waduk Dharma - Jawa Barat dilaporkan 41,7 ton ikan mati pada bulan Oktober 2010.
            Usaha untuk menanggulangi dampak upwelling yang sangat merugikan ini salah satunya dengan cara adanya penataan ruang perairan, pengaturan jumlah unit KJA yang beroperasi, teknik budidaya dan konstruksi KJA serta cara pemberian pakan akan sangat menentukan kelestarian lingkungan perairan.

Kematian massal ikan yang dibudidayakan di kantong mengambang (Jakapung) akibat upwelling sering terjadi di berbagai perairan danau dan waduk. Beberapa waktu lalu, ratusan ton ikan di Danau Maninjau di Sumatera Barat meninggal menyebabkan hilangnya uang hingga ratusan juta rupiah. Kasus kematian ikan yang cukup umum juga sering terjadi di Danau Batur, Kintamani, Bangli, Bali dan di beberapa daerah lain. Jadi, bagaimana mengatasi masalah?

Fenomena upwelling yang kerap terjadi pada awal musim hujan, saat mendung atau saat hujan. Upwelling atau umbalan adalah peristiwa air yang naik di dasar danau karena suhu air di permukaan lebih dingin dari suhu di bawahnya. Dalam kondisi curah hujan terus menerus, suhu permukaan air rendah sehingga massa air di bagian bawah danau lebih hangat menghasilkan massa air (baik padat maupun gas) di bawahnya naik ke atas yang membawa senyawa beracun (NH3 dan H2S) sehingga Ikan sulit bernafas karena konsentrasi oksigen minimal yang mengakibatkan kematian masal pada ikan.
Untuk mengatasi kematian massal ikan, yang bisa dilakukan dengan memanen ikan lebih awal. Untuk bisa memanen ikan tadi, peternak ikan harus rajin memantau kondisi kualitas air setiap hari. Entah menggunakan peralatan khusus atau secara alami dengan memperhatikan karakteristik awal upwelling. Bila kualitas air mendadak turun, ikan harus segera dipanen. Panen ikan dikumpulkan dalam wadah di luar waduk / danau yang dilengkapi dengan aerator / blower untuk suplai oksigen tambahan.
 Tip lainnya adalah menggunakan kantong jaring ganda di jakapung. Cara ini untuk mengurangi toksisitas di bagian bawah danau yang disebabkan oleh sisa makanan yang tidak dikonsumsi oleh ikan yang ditanam di kantong bersih pertama. Pada prinsipnya jakapung ganda ganda ini lebih menghemat tempat/lokasi pemeliharaan dibanding jakapung tunggal. Jaring pertama yang ukurannya lebih kecil untuk memeilhara ikan karper. Sedangkan lapisan kedua yang lebih besar untuk wadah pemeliharaan nila. Dengan cara ini pakan ikan mas yang terbuang bisa lebih ditekan karena dimanfaatkan oleh nila.
 Selain itu, trik lain yang bisa digunakan adalah memindahkan lokasi jakapung bila akan terjadi umbalan ke lokasi perairan yang lebih dalam. Memindahkan lokasi jakapung ke lokasi yang lebih dalam dapat mengurangi risiko terjadinya umbalan (holomictic), karena cenderung lebih stabil atau sulit untuk diaduk.
 Tip lain yang bisa dilakukan adalah menyediakan bak fiberglass yang dilengkapi dengan blower / aerator di lokasi budidaya jakapung. Ikan yang mulai terlihat lelah (berenang terengah-engah di permukaan air) bisa ditangkap dan ditampung dalam bak penampung. Cara lain yang bisa dilakukan adalah mengganti jenis ikan yang dibudidayakan dengan jenis ikan yang bisa hidup di perairan dengan konsentrasi oksigen rendah (DO), seperti ikan patin  dan lele.

Sumber :
http://fifiazulti86.blogspot.com/
https://www.isw.co.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar