Senin, 25 Februari 2019

BURUNG PARUH MERAH : MOMOK BAGI PEMBUDIDAYA IKAN


Hasil gambar untuk burung pemangsa ikan air tawar                                                
Hama adalah organisme yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan budi daya. baik secara langsung maupun tidak langsung. Hama berupa predator (pemangsa). kompetitor (penyaing), dan perusak sarana. Untuk menanggulangi serangan hama, lebih ditekankan pada sistem pengendalian hama terpadu. yaitu pemberantasan hama yang berhasil, tetapi tidak mengakibatkan kerusakan ekosistem. Dengan kata lain, apabila masih ada cara yang dapat dilakukan dan temyata memberikan hasil baik maka tidak perlu menggunakan obat-obatan, apalagi obatobatan buatan pabrik (pestisida anorganik). Pemberian obatobatan sering menimbulkan masalah baru yang merugikan, misalnya lahirnya generasi penyakit yang tahan terhadap obat-obatan yang diberikan.
Jenis burung yang ada di dunia ini bermacam macam. Dari semua jenis burung yang ada di dunia semuanya memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri.
Dari jenis makanannya pun berbeda beda. Ada yang emakan serangga, ada yang memakan buah buahan dan ada juga yang memakan biji bijian.
Dari jenis makanannya itu, menjadikan jenis burung tersebut mempunyai bentuk paruh yang berbeda. Misalnya saja untuk burung pemakan ikan.
Burung pemakan ikan biasanya mempunyai bentuk paruh yang besar dan lebar.
Tindakan pencegahan dengan mempersiapkan kolam pemeliharaan yang optimal berupa pintu yang tidak memungkinkan organisme lolos ke dalam kolam, menutup permukaan kolam. dan memagar daerah sekitar kolam akan memberikan andil yang sangat besar dalam usaha penanggulangan hama. Beberapa hama yang kemungkinan dapat mengganggu ikan di kolam terpal adalah sebagai berikut:
1. Insekta
Kolam terpal mudah diserang insekta. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi serangan insekta. Insekta biasanya ditangkap dengan menggunakan jaring yang mempunyai ukuran mata jaring kecil. Membersihkan rumput dan tumbuhan lain yang ada di sekitar kolam terpal juga mempakan tindakan yang efektif untuk merusak telur dan larva insekta. Penutupan permukaan kolam terpal dengan jaring yang bermata jala kecil cukup efektif dalam mencegah insekta.
2. Katak dan ular
Katak yang kelaparan akan menelan benih ikan. Katak dapat diberantas dengan cara menangkapnya satu per satu dengan menggunakan jaring. Cara lain yang cukup efektif dalam menanggulangi hama katak adalah dengan membuang telurtelurnya yang biasanya mengapung di air. Sementara hama ular yang biasanya menyerang ikan. jarang menyerang ikan pada kolam budi daya yang selalu dikontrol. Serangan ular dapat ditanggulangi dengan cara menangkap ular tersebut. Penangkapan ular dilakukan pada sore atau malam hari dengan menggunakan jaring atau dipukul dengan sebilah bambu atau sepotong kayu.
3. Burung dan mamalia
Burung dan mamalia pemakan ikan dapat dihentikan dengan cara memasang perangkap untuk menangkapnya. Perangkap ini hendaknya diikat dengan kuat ke pohon atau ke patok yang ditanam cukup dalam dan kuat agar tidak dibawa lari oleh burung atau mamalia. Cara lain dalam menanggulangi burung dan mamalia adalah dengan memasang umpan ikan yang telah dibubuhi racun. Penggunaan umpan beracun ini harus hati-hati karena dapat termakan oleh ikan peliharaan. Permukaan kolam terpal yang ditutup dengan menggunakan jaring dapat menghindari serangan burung.
Mungkin selama ini banyak orang awam yang hanya mengenal burung-burung  laut saja yang mengandalkan ikan sebagai pakan utamanya. Anda tentu mengenal burung pinguin, burung pemakan ikan yang tidak bisa terbang tetapi sangat mahir berenang.

Ada salah satu jenis burung pemakan ikan yang memiliki keindahan pada warnanya dan juga mahir menangkap ikan dengan mengandalkan kecepatannya. Inilah burung pemakan ikan yang dikenal dengan nama Raja Udang atau Burung Tengkek Udang.

Burung Raja Udang, Burung Pemakan Ikan Yang Lincah Dengan Warna Bulu Yang Indah
Burung Raja Udang punya warna bulu biru kehijauan yang menjadikan burung ini tampak sangat mempesona. Apabila burung Tengkek Udang ini keadaan menukik pada aliran air maka akan tampak bayangan biru kehijauan dari bulunya.  

Raja-udang adalah nama umum bagi sejenis burung pemakan ikan dari suku Alcedinidae. Di seluruh dunia, terdapat kurang lebih 90 spesies burung raja-udang. Pusat keragamannya adalah di daerah tropis di Afrika, Asia dan Australasia.
Tak hanya warnanya yang cantik, Tengkek Udang ini juga punya suara yang bagus untuk digpakai sebagai burung masteran. 
Burung Tengkek Udang ini termasuk burung pemburu yang cerdik. Hal ini disebabkan dari tempatnya bertengger, burung Tengkek Raja Udang bisa sabar dalam menunggu makanannya. Hal ini terbukti jika burung ini sangat lincah. 

Dari 45 spesies yang keluarga raja udang di Indonesia, beberapa jenis yang paling dikenal antara lain 
  • Raja-udang erasia (Alcedo atthis)
  • Raja-udang punggung-merah (Ceyx rufidorsa)
  • Pekaka emas (Pelargopsis capensis)
  • Cekakak batu (Lacedo pulchella)
  • Cekakak belukar (Halcyon smyrnensis)
  • Cekakak jawa (Halcyon cyanoventris)
  • Cekakak sungai (Todirhamphus chloris)
  • Cekakak suci (Todirhamphus sanctus)
  • Cekakak-pita biasa (Tanysiptera galatea)
Cekakak jawa banyak ditemukan di daerah pinggiran sungai di hutan-hutan yang ada di Jawa dan Sumatera. Bulunya berwarna biru terang, dengan campuran sedikit warna hitam pada bulu sayap dan kepala. Paruh berwarna kemerahan, membuat burung ini terlihat cantik. Tak hanya itu saja, kelihaian Tengkek Udang ini juga dapat kita saksikan jika ada ikan yang muncul pada permukaan air. Maka dari itu, burung Raja Udang ini akan melesat menggunakan kecepatan yang tinggi. 
Kemudian menukik ke dalam air untuk menyambar ikan itu. Burung Tengkek Udang ini ibaratnya seperti anak panah. Sangat cermat dalam menangkap mangsa dengan begitu tepat. Burung ini biasa hinggap di dahan pohon dengan ketinggian 1-2 meter dari permukaan air, untuk mengawasi mangsanya. Raja udang memiliki penglihatan yang tajam dengan filter polarisasi, untuk memotong refleksi air, sehingga lebih baik dalam melihat mangsanya. Begitu waktunya tepat, dan dengan perhitungan cermat, ia akan menukik untuk menciduk mangsanya dari dalam air. Sewaktu berada di dalam air, matanya akan tertutup membran. Utu berarti ia sama sekali tidak melihat mangsanya, dan hanya mengandalkan naluri dan perhitungan saja.
Setelah berhasil mendapatkan mangsanya, misalnya ikan, dia akan menggigit ekor ikan dan memukulkan badan dan kepala ikan ke batu atau dahan pohon agar mati. Dengan demikian, raja udang bisa memperkecil risiko tersedak akibat mengkonsumsi ikan yang hidup.
Setelah menyantap mangsanya, beberapa menit kemudian, bagian yang tidak dicerna oleh tubuhnya seperti tulang dan diri akan dimuntahkan kembali. Satu satu kebiasaan burung ini adalah berdandan usai makan. Ia akan mengolesi bulu-bulunya dengan minyak yang keluar dari tubuhnya, sehingga bulu-bulu bersifat anti-air, dan bisa mengurangi risiko tenggelam sewaktu berburu ikan di dalam air.
Raja udang termasuk burung penyendiri. Sifatnya sangat teritorial, karena setiap hari harus mengkonsumsi makanan dengan porsi 60% dari bobot badannya. Jika bobot badannya 50 gram, maka saban hari dia harus memperoleh makanan seberat 30 gram! Hal itulah yang membuat burung ini tidak cocok dipelihara dalam sangkar dan mudah mati.

Sumber :
https://ternakdanburung.blogspot.com/2017/12/mengenal-jenis-burung-pemakan-ikan-yang.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar