Selasa, 24 Juli 2018

BUDIDAYA CACING TANAH UNTUK PAKAN IKAN



                                                    
  Cacing tanah merupakan salah satu binatang yang hidup dibawah permukaan tanah. Hewan ini banyak dijumpai saat kita menggali tanah yang basah atau lembab serta tanah yang banyak mengandung pupuk. Memang bagi sebagian orang cacing tanah merupakan binatang yang terlihat menjijikkan. Ia juga dianggap sebagai sumber parasit dan penyakit. Namun tahukah anda bahwa ternyata cacing tanah ini memiliki banyak manfaat.
Cacing tanah ini ternyata memiliki banyak manfaat baik untuk pakan ternak maupun untuk obat bagi manusia. Kandungan protein yang tinggi dalam tuuh cacing tentu mampu menjadi sumber pakan protein yang baik bagi ternak seperti ikan. Selain itu ternyata cacing tanah juga dapat diolah menjadi obat mujarab penurun panas bagi manusia. Bahkan akhir-akhir ini industi kosmetik juga memanfaatkan cacing untuk bahan dasar produk pkosmetik mereka karena manfaat cacing untuk pelembab dan peremajaan kulit.
Karena tingginya permintaan pasar, harga cacing mencapai nilai ekonomis yang fantastis dan menggiurkan. Maka kini cacing tanah yang semula dianggap binatang menjijikkan malah justru mulai banyak dibudayakan masyarakat. Cacing tanah yang dibudidayakan ialah jenis Lumbricus Rubellus yaitu dengan ciri warna tubuhnya merah. Cacing tanah jenis lumbricus rubellus ini adalah yang paling cepat pertumbuhan serta perkembangbiakannya.
Tidak ada kesulitan yang berarti dalam cara budidaya cacing tanah lumbricus rubellus, Maka dari itu anda pun pasti juga akan bisa membudidayakan cacing tanah dengan baik. Agar hasilnya lebih optimal maka sebaiknya anda mengetahui terlebih dahulu cara budidaya cacing tanah yang baik agar nantinya budidaya cacing tanah anda berjalan lancar. Nah, berikut kami sajikan informasi mengenai cara budidaya cacing tanah yang baik sebagi panduan anda.
1. Persiapan Media dan Tempat Budidaya Cacing Lumbricus Rubellus
            
·       Jika pada budidaya burung puyuh atau budidaya lovebird kita membutuhkan kandang, begitu juga pada budidaya cacing. Hanya saja kandang untuk budidaya cacing ini sangat sederhana dan tidak perlu ditutup.
·         Kandang ini berbentuk box kotak yang diisi media tanah untuk memelihara cacing.
·         Pembuatan tempat dan media budidaya cacing ini  juga cukup mudah.
·         Anda hanya perlu membuat box kayu dengan ukuran 90 x 50 x 30 cm dengan jumlah yang menyesuaikan luas lahan untuk memelihara cacing tanah.
·         Untuk efisiensi lahan maka buatlah rak untuk menyusun box tadi.
            Tanah yang diisikan pada box adalah tanah yang kaya humus seperti pupuk kompos atau pupuk kandang. Isi box dengan tanah humus hingga ketinggian 5-10 cm dari batas atas box. Pastikan tempat budidaya tidak terpapar cahaya matahari langsung dan basahi sedikit media tanah menggunaka air.
2. Persiapan Bibit Cacing Lumbricus Rubellus
                  Jika anda haya ingin membudidayakan dalam skala kecil (kurang dari 10 box) maka anda bisa mencari bibit cacingnya langsung ditanah yang lembab dan banyak sampah/kotoran organik. Untuk 10 box anda bisa mencari antara 500 – 1000 cacing dengan berbagai ukuran. Agar bibit cacing menjadi lebih banyak, ikuti langkah berikut :
·         Siapkan sebuah box khusus pembiakan bibit cacing lumbricus rubellus
·         Isi dengan bibit cacing yang diperoleh dari alam bebas tadi
·         Tunggu hingga 2 bulan sambil terus diberi makan berupa kompos seperti daun-daunan / sayuran kering.
·         Setelah 2 bulan maka  cacingnya sudah berkembang biak menjadi banyak dan bisa dipindahkan ke media budidaya yang sudah didiapkan sebelumnya.
Cara diatas efisien untuk budidaya dalam skala kecil, namun jika anda ingin membudidayakan cacing tanah dalam skala besar (diatas 100 box) maka sebaiknya anda membeli bibit siap pakai pada peternak cacing lainnya. Karena jika anda ingin melakukan pembibitan sendiri tetunya akan memakan waktu cukup lama bagi anda. Idealnya untuk setiap box diidi dengan 50-100 ekor cacing.
Cacing ini tergolong hewan hermaprodit yag mampu berubah jenis kelamin, namun ia tetap tidak bisa membuahi dirinya sendiri tanpa ada perkawinan dari cacing lain. Perkembang biakan cacing ini tergolong cukup cepat karena dari 100 ekor cacing bisa menjadi 100.000 cacing dalam waktu 1 tahun. Sepasang cacing yang kawin akan menghasilkan 1 kokon (telur). Dalam 2 minggu kokon ini akan menetas menjadi sekitar 20 ekor cacing.

3. Pemindahan Bibit Cacing
Untuk memindahkan bibit cacing ke media box maka lakukan langkah berikut ini :
·         Basahi tanah dalam media box budidaya terlebih dahulu
·         Pastikan pH tanahnya normal antara 5,5 – 7,5
·         Isi tiap box dengan 50-100 ekor cacing
Perhatikan pada hari pertama. Anda harus memeriksa tiap 3 jam sekali apakah ada cacing yang keluar atau tidak. Jika ada cacing yang keluar dan berusaha pergi dari box itu karena ia merasa tidak nyaman dengan kondidi tanah dalam box mungkin karena kadar pH yang tidak tepat atau suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin.
Jika tidak ada cacing yang kabur berarti mereka sudah merasa nyaman dengan lokasi yang baru. Ingat untuk menjauhkan media dari sinar langsung baik sinar matahari atau lampu. Karena cacing ini merupakan binatang yang sensitif terhadap cahaya.

4. Pemberian Pakan Cacing
   Cacing ini menyukai bahan-bahan organik sebagai makanannya. Kompos dan pupuk kandang bisa menjadi sumber pakan bagi cacing. Untuk kompos, anda bisa memanfaatkan sampah daun kering atau limbah sayuran dan pupuk kandangnya anda bisa mengambul dari berbagai jenis.
Namun yang paling bagus adalah kotoran sapi atau kerbau. Ada yang perlu diperhatikan yakni sebaiknya pakan yang diberikan sudah dalam keadaan gembur (halus). Hal ini untuk memudahkan pencernaan cacing nantinya. Utamanya ialah saat pemberian pakan kompos seperti limbah sayuran yang umumnya masih kasar.
Nah untuk menghaluskannya maka gunakanlah metode bokashi atau fermentasi. Caranya cukup mudah yakni :
·         Siapkan seember air lalu larutkan 1/4 kg gula atau tetes tebu
·         Campurkan sebotol EM4 pada larutan gula tersebut.
·         Simpan di tempat gelap minimal 24 jam (semakin lama semakin baik)
·         Kumpulkan sisa sayuran / sisa buah-buahan / bahan kompos lalu percikkan larutan EM4 tadi secara merata.
·         Tutup dan tunggu 1-2 hari.
·         Kini limbah kompos siap diberikan pada cacing.
Tujuan bokashi ialah agar bakteri dalam pencernaan cacing lebih mudah mencerna kompos yang hampir terurai. Pemberian pakan pada cacing dilakukan sekali dalam sehari dalam kondisi pakan masih basah. Pemberiannya dengan menebarkannya secara merata pada permukaan tanah.
Anda harus bisa memperkirakan jumlah pakan yang diberikan yaitu untuk berat 1 kg cacing maka pakannya juga sekitar 1 kg juga. Dan juga sebaiknya dilakukan selingan menu yakni diganti tiap beberapa hari menggunakan kompos sayur, lalu kompos buah, kompos daun kering, dan pupuk kandang.

5. Penggantian Media Tanah
Karena perkembangbiakan cacing ini sangat pesat, maka tanah yang sudah terlalu banyak cacing dan kokon (telur) harus diganti. Penggantian biasa dilakukan tiap 1-2 bulan sekali. Yakni Cacing dikeluarkan semuanya dari media tanah lalupindahkan ke media tanah yang baru. Nah, tanah kascing (bekas cacing) ini didiamkan agar kokon menetas dan mengembangkan cacing-cacing baru.
6. Pembuatan Media Sarang Bertelur
Agar telur cacing mudah dikumpulkan, buatlah sebuah media yang mana menjadi lokasi favorit cacing untuk bertelur. Caranya ialah dengan membuat campuran antara pupuk kandang, kompos kering, kertas dan jerami. Jangan dicacah terlalu lembut dalu tanam membentuk gundukan pada media box tanah. Cacing yang ingin bertelur akan menuju lokasi tersebut dan meletakkan telurnya disana. Anda akan lebih mudah mengumpulkan telur dari sarang tersebut ketika anda melakukan penggantian tanah.

7. Penanggulangan Hama
Sebagaimana budidaya lainnya semisal dalam teknik menanam semangkacara budidaya ikan lele atau cara menanam rambutan yang tidak mungkin terlepas dari adanya hama pengganggu. Keberhasilan dan keoptimalan hasil panen dari cara budidaya cacing ini juga dipengaruhi oleh hama pengganggu. Hama pengganggu cacing berasal dari binatang lain yang kbanyakan dari jenis serangga.
Binatang yang mengganggu dan menyerang cacing diantaranya ialah semut, kumbang, lipan, tikus, ayam, bebek, kadal, kutu, lintah dl. Namun yang paling sering ialah semut, karena semut ini berusaha untuk memangsa cacing. Cara untuk mengendalikannya ialah dengan menempatkan media box dalam rak susun lalu pada setiap kaki rak kita beri kapur anti serangga.

8. Panen Cacing
    Panen cacing ini dapat dilakukan setiap 6 bulan sekali. Ada dua keuntungan yang bisa kita peroleh yakni cacing itu sendiri dan tanah kascing yang bisa dijual sebagai pupuk organik mahal karena mengndung unsur hara yang terurai sempurna.
Untuk memisahkan cacing dari tanahnya anda takperlu mengaduk-aduk tanah tersebut. Anda cukup menggunakan lampi neon atau petromaks yang didekatkan diatas permukaan tanah box maka cacing akan keluar dengan sendirinya ke permukaan karena sifat cacing yang sensitif terhadap cahaya. Dengan begitu anda bisa mengambil cacing dengan mudah.
Setelah diambil cacingnya maka ambil kokon pada sarang lalu pisahkan dari tanah kascing untuk ditempatkan pada media box baru. Tanah kascing ini bisa dikumpulkan sebagai pupuk
Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar