Kerang darah (Anadara granosa) adalah
sejenis kerang yang biasa dimakan oleh warga Asia Timur dan Asia Tenggara.
Disebut dengan kerang darah karena anggota suku arcidae ini menghasilkan
hemoglobin dalam cairan merah yang dihasilkannya.
Sekarang ini setiap kali kita
berkunjung ke rumah makan seafood kali lima ataupun restoran besar pastinya
kita akan selalu saja menemukan menu dari masakan yang berbahan kerang. Kerang
akan diolah untuk menjadi berbagai macam jenis menu yang nikmat dan juga lezat.
Kerang juga mempunyai banyak sekali manfaat bagi kesehatan tubuh karena kerang
mengandung protein dan juga vitamin yang tinggi. Karena itulah kerang ini
memiliki banyak sekali penggemar sehingga prospek untuk memulai bisnis budidaya
kerang darah ini pun cukup cerah kedepannya.
Kerang merah ini banyak ditemukan di
kawasan Indo-Pasifik dan tersebar mulai dari pantai Afrika timur hingga
Polinesia. Kerang merah ini gemar memendam diri dalam pasir atau lumpur dan
tinggal pada mintakat pasang surut. Ukuran dewasa kerang ini yaitu sekitar 5-6
cm untuk panjangnya dan 4-5 cm untuk lebarnya.
Di
Indonesia ada beberapa jenis kerah darah yang dapat dibudidayakan, diantaranya
adalah A. granosa, A. inflate , A. rhombea A. nodifera, A.indica dan , A.
antiguata. Tekhnik untuk bisa memulai budidaya kerang darah ini juga terbilang
cukup sederhana dan juga mudah. Pertamanya, bibit dikumpulkan dari alam lalu
dibesarkan di tambak tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil yang jauh lebih
optimal. Dan untuk masalah pemasaran dari hasil budidaya kerang ini juga tidak
begitu sulit karena kerang darah ini telah banyak dikenal dan juga disukai oleh
banyak masyarakat luas.
Hasil
yang diperoleh oleh para petani dari budidaya kerang darah ini terbilang cukup
menguntungkan. Sementara itu untuk biaya yang harus dikeluarkan hanya untuk
pengelolaan lahan tambak daja dan hanya untuk pembelian dari bibit kerang saja.
Dengan melakukan sebuah kegiatan budidaya kerang darah ini para petani tidak
lagi perlu untuk menyiapkan pakan, karena telah atau sudah tersedia secara
otoimatis atau juag secara alami di dalam tambak tersebut. Tidak hanya itu
saja, limbah dari kulit kerang yang dihasilkan ini juga dapat dikreasikan
menjadi produk berupa kerajinan yang memiliki nilai cukup tinggi.
Teknik
budidaya kerang darah ini dimulai dengan pengumpulan benih Kerang Darah
berukuran 4-10 min yang ada di sekitar tepi pantai yang landai. Pengumpulan
benih kerang darah ini dilakukan saat air sedang pasang rendah dan kedalamannya
hanya sekitar 60 cm. Pengumpulan benih dilakukan dengan cara mengeruk dasar
perairan sedalam 3 cm dengan menggunakan keranjang pengumpul benih diatas dan
pengerukan dilakukan dengan menggunakan papan selancar. Papan tersebut
berfungsi sebagai tempat penyimpanan benih dan memudahkan pergerakan pengumpul.
Seperti kerang umumnya, kerang darah merupakan jenis bivalvia yang hidup didasar perairan dan memiliki ciri khas yakni ditutupi dua keping cangkang (valve) yang bisa dibuka dan ditutup karena adanya persendian berupa engsel elastis. Kerang darah memiliki dua cangkang yang bisa membuka dan menutup dengan menggunakan otot aduktor yang ada dalam tubuhnya. Cangkang pada bagian dorsal tebal dan bagian ventral tipis
Seperti kerang umumnya, kerang darah merupakan jenis bivalvia yang hidup didasar perairan dan memiliki ciri khas yakni ditutupi dua keping cangkang (valve) yang bisa dibuka dan ditutup karena adanya persendian berupa engsel elastis. Kerang darah memiliki dua cangkang yang bisa membuka dan menutup dengan menggunakan otot aduktor yang ada dalam tubuhnya. Cangkang pada bagian dorsal tebal dan bagian ventral tipis
kerang
darah merupakan pangan yang lezat dan telah banyak dijual di rumah makan dan
pedagang kaki lima. Bobot daging sama dengan 22,70-24,3% bobot total tubuhnya.
Jenis jenis kerang darah yang telah diketahui hidup di perairan Indonesia adalah A. granosa (kerang darah), A. nodifera (kerang darah), A. inflata (kerang bulu), A. rhombea, dan A. indica (kerang mencos). Di antara ke-5 jenis kerang tersebut yang banyak tertangkap adalah kerang mencos.
Jenis lain adalah kerang gelatik (A. antiguata). Dibanding dengan jenis kekerangan lainnya, budi daya kerang darah telah dilakukan oleh banyak negara antara lain Cina, Taiwan, Republik Korea, Malaysia, dan Thailand.
A. Sistematika
Klasifikasi Ilmiah Kerang Merah
Kingdom: Animalia
Filum: Mollusca
Kelas: Bivalvia
Subkelas: Pteriomorphia
Ordo: Arcoida
Famili: Arcidae
Genus: Anadara
Spesies: Anadara granosa
B. Ciri-ciri dan Aspek Biologi
1. Ciri fisik
Cangkang memiliki belahan yang sama melekat satu sama lain pada Batas cangkang. Rusuk pada kedua belahan cangkangnya sangat kentara. Cangkang berukuran sedikit lebih panjang dibanding tingginya tonjolan (umbone) yang sangat kentara. Setiap belahan Cangkang memiliki 19-23 rusk.
2. Pertumbuhan dan perkembangan
Dibanding kerang hijau, laju pertumbuhan kerang darah relatif lebih lambat. Laju pertumbuhan 0,098 mm/hari. Untuk tumbuh sepanjang 4-5 mm, kerang darah memerlukan waktu sekitar 6 bulan. Presentase daging terbesar dimiliki oleh A. granola, yaitu sebesar 24,3%.
Kerang darah memijah sepanjang tahun dengan puncaknya terjadi pada bulan Agustus/September. hewan ini termasuk hewan berumah dua (diocis). Kematangan gonad terjadi pada saat kerang darah mencapai ukuran panjang 18-2o mm dan berumur kurang dari satu tahun. Adapun pemijahan mulai terjadi pada ukuran 20 mm.
C. Pemilihan Lokasi Budi Daya
Kerang ini hidup dalam cekungan-cekungan di dasar perairan di wilayah pantai pasir berlumpur. Jenis kekerangan ini menghendaki kadar garam antara. 13-28 g/kg, kecerahan 0,5-2,5 m, dan pH 7,5-8,4. Tiap jenis Anadara menghendaki lingkungan yang berbeda. A. antiguata, misalnya, hidup di perairan berlumpur dengan tingkat kekeruhan tinggi. Sementara itu, kerang bulu menghendaki perairan berdasar pasir dan jernih.
pembesaran dilakukan di wilayah pasang surut yang terpisah dari daerah pengumpulan benih. Lokasi pembesaran tersebut dilingkari dengan pagar bambu.
D. Wadah Budi Daya
Alat yang digunakan untuk pengumpulan benih adalah perahu berukuran 6-10 m panjang, sebilah papan selancar berukuran
18o cm x 50 cm, dan keranjang pengumpul benih yang terbuat dari anyaman kawat berdiameter antara 1-2 mm, berukuran 4o cm x 15 cm x 10 cm.
E. Pengelolaan budidaya
1. Penyediaan benih
Di Indonesia, budi daya kerang darah Baru dalam taraf percobaan. Teknik budi daya tersebut dimulai dengan pengumpulan benih kerang darah berukuran 4-10 min di tempat penyebaran benih alami di tepi pantai yang landai.
Operasi pengumpulan dimulai pada saat air pasang rendah dan kedalaman air sekitar 6o cm. pengumpulan benih dilaksanakan dengan mengeruk dasar perairan sedalam kurang lebih 3 cm dengan menggunakan keranjang pengumpul benih tersebut di atas. Pengerukan dilakukan dengan menggunakan papan selancar.
Papan tersebut berfungsi pula sebagai tempat penyimpanan benih yang berhasil dikurnpulkan dan sekaligus memudahkan pergerakan si pengumpul. Proses pengumpulan selesai pada saat dasar perairan kering tidak berair.
2. Penebaran benih
Benih yang terkumpul diseleksi menurut ukurannya. Selanjutnya, benih ditebar di tempat pembesaran. Padat tebar awal sekitar 2.000 ekor/m2, kemudian dijarangkan sampai kepadatan 200-300 ekor/m2.
F. Pengendalian Hama dan Penyakit
Kerang darah yang dibudidayakan kerap kali dimangsa oleh siput gastropoda, khususnya pada fase benih. Mortalitas missal lebih sering terkait dengan perubahan kondisi lingkungan, khususnya salinitas. Kematian kerang ini sering terjadi pada saat hujan yang berkepanjangan yang menyebabkan turunnya salinitas. Kerang akan mati dalam air bersalinitas di bawah 15 g/kg.
G. Panen
Panen dimulai setelah masa pemeliharaan berlangsung selama 6-9 bulan. Cara panen dilaksanakan dengan menggunakan alat pengeruk yang berukuran lebih besar dan kuat dibanding alat pengeruk benih
Jenis jenis kerang darah yang telah diketahui hidup di perairan Indonesia adalah A. granosa (kerang darah), A. nodifera (kerang darah), A. inflata (kerang bulu), A. rhombea, dan A. indica (kerang mencos). Di antara ke-5 jenis kerang tersebut yang banyak tertangkap adalah kerang mencos.
Jenis lain adalah kerang gelatik (A. antiguata). Dibanding dengan jenis kekerangan lainnya, budi daya kerang darah telah dilakukan oleh banyak negara antara lain Cina, Taiwan, Republik Korea, Malaysia, dan Thailand.
A. Sistematika
Klasifikasi Ilmiah Kerang Merah
Kingdom: Animalia
Filum: Mollusca
Kelas: Bivalvia
Subkelas: Pteriomorphia
Ordo: Arcoida
Famili: Arcidae
Genus: Anadara
Spesies: Anadara granosa
B. Ciri-ciri dan Aspek Biologi
1. Ciri fisik
Cangkang memiliki belahan yang sama melekat satu sama lain pada Batas cangkang. Rusuk pada kedua belahan cangkangnya sangat kentara. Cangkang berukuran sedikit lebih panjang dibanding tingginya tonjolan (umbone) yang sangat kentara. Setiap belahan Cangkang memiliki 19-23 rusk.
2. Pertumbuhan dan perkembangan
Dibanding kerang hijau, laju pertumbuhan kerang darah relatif lebih lambat. Laju pertumbuhan 0,098 mm/hari. Untuk tumbuh sepanjang 4-5 mm, kerang darah memerlukan waktu sekitar 6 bulan. Presentase daging terbesar dimiliki oleh A. granola, yaitu sebesar 24,3%.
Kerang darah memijah sepanjang tahun dengan puncaknya terjadi pada bulan Agustus/September. hewan ini termasuk hewan berumah dua (diocis). Kematangan gonad terjadi pada saat kerang darah mencapai ukuran panjang 18-2o mm dan berumur kurang dari satu tahun. Adapun pemijahan mulai terjadi pada ukuran 20 mm.
C. Pemilihan Lokasi Budi Daya
Kerang ini hidup dalam cekungan-cekungan di dasar perairan di wilayah pantai pasir berlumpur. Jenis kekerangan ini menghendaki kadar garam antara. 13-28 g/kg, kecerahan 0,5-2,5 m, dan pH 7,5-8,4. Tiap jenis Anadara menghendaki lingkungan yang berbeda. A. antiguata, misalnya, hidup di perairan berlumpur dengan tingkat kekeruhan tinggi. Sementara itu, kerang bulu menghendaki perairan berdasar pasir dan jernih.
pembesaran dilakukan di wilayah pasang surut yang terpisah dari daerah pengumpulan benih. Lokasi pembesaran tersebut dilingkari dengan pagar bambu.
D. Wadah Budi Daya
Alat yang digunakan untuk pengumpulan benih adalah perahu berukuran 6-10 m panjang, sebilah papan selancar berukuran
18o cm x 50 cm, dan keranjang pengumpul benih yang terbuat dari anyaman kawat berdiameter antara 1-2 mm, berukuran 4o cm x 15 cm x 10 cm.
E. Pengelolaan budidaya
1. Penyediaan benih
Di Indonesia, budi daya kerang darah Baru dalam taraf percobaan. Teknik budi daya tersebut dimulai dengan pengumpulan benih kerang darah berukuran 4-10 min di tempat penyebaran benih alami di tepi pantai yang landai.
Operasi pengumpulan dimulai pada saat air pasang rendah dan kedalaman air sekitar 6o cm. pengumpulan benih dilaksanakan dengan mengeruk dasar perairan sedalam kurang lebih 3 cm dengan menggunakan keranjang pengumpul benih tersebut di atas. Pengerukan dilakukan dengan menggunakan papan selancar.
Papan tersebut berfungsi pula sebagai tempat penyimpanan benih yang berhasil dikurnpulkan dan sekaligus memudahkan pergerakan si pengumpul. Proses pengumpulan selesai pada saat dasar perairan kering tidak berair.
2. Penebaran benih
Benih yang terkumpul diseleksi menurut ukurannya. Selanjutnya, benih ditebar di tempat pembesaran. Padat tebar awal sekitar 2.000 ekor/m2, kemudian dijarangkan sampai kepadatan 200-300 ekor/m2.
F. Pengendalian Hama dan Penyakit
Kerang darah yang dibudidayakan kerap kali dimangsa oleh siput gastropoda, khususnya pada fase benih. Mortalitas missal lebih sering terkait dengan perubahan kondisi lingkungan, khususnya salinitas. Kematian kerang ini sering terjadi pada saat hujan yang berkepanjangan yang menyebabkan turunnya salinitas. Kerang akan mati dalam air bersalinitas di bawah 15 g/kg.
G. Panen
Panen dimulai setelah masa pemeliharaan berlangsung selama 6-9 bulan. Cara panen dilaksanakan dengan menggunakan alat pengeruk yang berukuran lebih besar dan kuat dibanding alat pengeruk benih
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar