KLASIFIKASI :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub Ordo : Siluroidea
Famili : Siluridae
Genus : Cryptopteru
Ciri-ciri Ikan Lais :
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub Ordo : Siluroidea
Famili : Siluridae
Genus : Cryptopteru
Ciri-ciri Ikan Lais :
- Tidak memiliki sisik
- Ujung belakang lubang hidung di muka
pinggiran depan mata.
- Gigi-gigi pada tulang mata bajak (dengan
satu kecualian) satu tumpuk.
- Mempunyai Sungut dua pasang.
- Sirip punggung rudimenter atau tidak ada
bersirip perut.
- Tidak mempunyai sirip lemak.
- Sirip dubur sangat panjang.
- Ikan lais mempunyai
pola pertumbuhan yang isometrik yaitu pertumbuhan panjang seimbang dengan
pertumbuhan berat.
- Bentuk tubuh ikan lais masih dalam batas
bentuk tubuh ikan pada umumnya yaitu dengan nilai “B” berkisar antara 2,5-
3,5. Berdasarkan nilai faktor kondisi yaitu berkisar 0,24-0,44 ikan lais
termasuk jenis ikan yang pipih.
- mempunyai 10-11 tulang tambahan tutup
insang.
Ikan lais hidup di sungai yang termasuk tipe sungai
berawa dan banjiran. Daerah penyebaran ikan ini di Indonesia adalah di
Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Jenis ikan yang dikatakan ikan lais pada umumnya
oleh masyarakat adalah jenis-jenis ikan dari famili Siluridae yang terdiri dari
beberapa genus. Diantara genus-genus tersebut yang mempunyai spesies paling
banyak adalah Cryptopterus yaitu terdiri dari C. bicirrhis, C. schilbeides, C.
cryptopterus, C. hexapterus, C. limpok, C. macrocephalus, C. apogon, C.
micronema, C. lais dan C. mononema .
ciri khas :
Sistimatika ikan lais Cryptopterus spp. yang termasuk kelompok ikan catfish Nama daerah ikan lais ini di Indonesia sangat beragam dan bermacam-macam antara lain dikenal dengan nama lais padi, lais tunggul, limpok, padgiat, mahor, bentilap, léé, lais timah dan lais putih.Kelompok Siluridae kebanyakan terdiri dari spesies ikan yang tahan terhadap kondisi deoksigenasi dan diistilahkan dengan sebutan “blackfish” . Ikan-ikan ini sebagian besar waktu hidupnya dihabiskanan air hitam. Perairan air hitam dicirikan oleh warna perairan yang coklat tua sampai kehitaman yang disebabkan oleh adanya asam humat, pH relatif lebih rendah tapi tidak keruh (transparansinya tinggi). Semakin banyak (H+) kondisi semakin asam. Kelompok Siluridae sering berada pada air yang tenang di floodplain dan mereka pindah ke sungai, mereka tinggal di pinggir sungai yang bervegetasi atau lubuk di dasar sungai pada periode kemarau. Ikan Lais memanfaatkan tegakan rumput terendam dan hutan rawa jika tinggi air meningkat dan melimpah dari tebing
Sistimatika ikan lais Cryptopterus spp. yang termasuk kelompok ikan catfish Nama daerah ikan lais ini di Indonesia sangat beragam dan bermacam-macam antara lain dikenal dengan nama lais padi, lais tunggul, limpok, padgiat, mahor, bentilap, léé, lais timah dan lais putih.Kelompok Siluridae kebanyakan terdiri dari spesies ikan yang tahan terhadap kondisi deoksigenasi dan diistilahkan dengan sebutan “blackfish” . Ikan-ikan ini sebagian besar waktu hidupnya dihabiskanan air hitam. Perairan air hitam dicirikan oleh warna perairan yang coklat tua sampai kehitaman yang disebabkan oleh adanya asam humat, pH relatif lebih rendah tapi tidak keruh (transparansinya tinggi). Semakin banyak (H+) kondisi semakin asam. Kelompok Siluridae sering berada pada air yang tenang di floodplain dan mereka pindah ke sungai, mereka tinggal di pinggir sungai yang bervegetasi atau lubuk di dasar sungai pada periode kemarau. Ikan Lais memanfaatkan tegakan rumput terendam dan hutan rawa jika tinggi air meningkat dan melimpah dari tebing
Ikan lais merupakan salah satu dari
sekian banyak ikan sungai yang banyak di konsumsi oleh masyarakat. Salah
satunya, di Kalimantan, pulau yang diairi oleh sungai hampir diseluruh
bagiannya ini memiliki nilai kaya pada perikanannya khususnya ikan sungai. Kata
ikan lais atau Kriptopterus sp. ini sudah tidak asing
ditelinga masyarakat lokal di Kalimantan, oleh karena itu banyak yang
memanfaatkannya sebagai sumber makanan dan sangat nikmat jika disajikan saat
digoreng.
Ikan lais sendiri tidak
hanya dapat ditemukan di Kalimantan saja, tetapi juga dapat ditemukan
diperairan air tawar di Sumatera. Ikan ini memiliki bentuk bandan yang sedikit
pipih dan panjang. Ikan yang termasuk dalam famili Siluridae ini
memiliki ukuran sekitar 4 inci hingga 10 cm, namun ada juga yang memiliki
ukuran lebih panjang. Ikan yang memiliki kumis panjang ini dapat hidup dalam
perairan dengan suhu 24˚C hingga 27˚C, suhu yang hangat dan tidak terlalu
dingin. Adapun derajat keasaman yang sesuai dengan ikan tersebut adalah 7
hingga 7,5 dan dH (kekerasan) 6 – 8˚. dH merupakan kekerasan yang dipengaruhi
oleh kandungan mineral yang terdapat periaran, baik itu berasal dari bahan
organik atau anorganik.
Ikan lais sendiri memiliki beberapa jenis diantaranya Kryptopterus
hexapterus (ikan lais putih) yang dapat ditemukan di Pulau
Sumatera dan Jambi, lalu Kryptopterus macrocephalus di
perairan Sumatera, Kalimantan dan Malaysia, Kryptopterus minor (lais
kaca/lais tipis) di sungai Kalimantan dan Sumatera Selatan, Kryptopterus
scheilbeides (lais kuning/lais buluh) di sugai Sumatera
Selatan dan Kalimantan (Lesmana, 2015). Ikan yang lais lainnya yaitu Krytopterus
limpok (lais hitam) di perairan Sumatera dan Kalimantan. Ikan
pemakan segalanya ini alias dapat mengkonsumsi tumbuhan atau daging ini, masim
minim dilakukan budidaya hal ini dikarenakan dapat dengan mudah diperoleh di
alam.
Menurut IUCN sendiri ikan
lais terbagi menjadi 11 spesies, dimana masih banyak status yang Least Concern
dan Data Deficient, namun terdapat beberapa jenis spesies dalam status yang
berbeda. Kryptopterus
minor termasuk dalam Near Threatened, ikan yang dapat
ditemukan di Malaysia, Thailand, Indonesia dan Vietnam ini dikarenakan adanya overfishing dan
habitat aslinya seperti rawa atau sunngai yang terancam. Oleh karena itu, salah
satu penanggulangannya dapat dengan memanajemen penangkapan ikan.
Di sisi lain, masih banyak terdapat berbagai jenis ikan lais yang tersedia di
alam. Namun, hal ini diperlukan pendataan mengenai stok yang ada untuk
menghindari kelangkaan atau jumlah ikan lais yang semakin sedikit. Penelitian
mengenai penangkapan ikan di Kalimantan yaitu Kalimantan Selatan. Berdasarkan
data yang diperoleh diketahui bahwa ikan yang mendominasi yaitu ikan haruan,
ikan Biawan dan Ikan Lais. Hal ini menunjukkan bahwa masih tersedianya ikan
lais di alam. Secara umum ikan sungai ini memiliki berbagai macam warna ada
yang berwarna putih, transparan, hitam atau kuning kehitaman. Ikan ini memiliki
bentuk tubuh yang ramping alias pipih ke samping dan meruncing ke arah ekor.
Selain itu, terdapat sepasang sungut panjang dan umumnya hidup secara
berkelompok di tengah atau didasar air.
Perubahan kualitas air
memungkinkan terjadinya tingkat stress hal ini dikarenakan ikan lais sensitif
dan hidup diperiaran yang cukup tenang. Ikan lais betina dan jantan melakukan
pemijahan dicirikan dengan telur berwarna kuning dan testis jantang lebih lebar
dan bergerigi. Proses pemijahan juga dipengaruhi oleh kondisi seperti curah
hujan, suhu, pH, DO dan tingkat kecerahan. Pemijahan ikan lais terjadi
diperain dengan tumbuhan air disekitar sungai yang dapat digunakan sebagai
tempat perlindungan diri dan memperoleh makanan seperti insekta.
Seperti yang dipaparkan
sebelumnya, mengenai budiaya ikan ini masing sangat minim. Hal ini dikarenakan
masih dapat diperoleh di alam, namun tidak menutup kemungkinan jika stok di
alam dapat berkurang. Ikan ini lebih banyak dikonsumsi, kemudian dipelihara di
akuarium dan dapat juga sebagai pakan ikan seperti ikan arwarna. Tindakan dalam
menyelesaiakan permasalahan tersebut adalah dnegan melakukan budi daya ikan
lokal, salah satunya di Barito Selatang dengan mengadakan pelatihan budidaya
ikan lokal yang dihadiri oleh pembenih ikan serta pengusaha disekitar wilayah
tersebut. Budidaya dilakukan untuk mencegah stok ikan yang semakin sedikit
dilakukan dengan memanfaatkan alam dan menggunakan hormon. Tidak hanya seputar
mengenai cara membudidayakannya, tetapi juga dilakukan cara dalam mengatasi
penyakit yang menyerang.
Sumber
:
2. https://blogs.uajy.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar