Senin, 19 November 2018

IKAN LAIS : PELUANG UNTUK DIBUDIDAYAKAN

                                     Hasil gambar untuk budidaya ikan lais

KLASIFIKASI :

Kingdom    : Animalia
Filum         : Chordata
Kelas        : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo         : Ostariophysi
Sub Ordo  : Siluroidea
Famili       : Siluridae
Genus       : Cryptopteru

Ciri-ciri Ikan Lais :
  • Tidak memiliki sisik
  • Ujung belakang lubang hidung di muka pinggiran depan mata.
  • Gigi-gigi pada tulang mata bajak (dengan satu kecualian) satu tumpuk.
  • Mempunyai Sungut dua pasang.
  • Sirip punggung rudimenter atau tidak ada bersirip perut.
  • Tidak mempunyai sirip lemak.
  • Sirip dubur sangat panjang.
  • Ikan lais mempunyai pola pertumbuhan yang isometrik yaitu pertumbuhan panjang seimbang dengan pertumbuhan berat.
  • Bentuk tubuh ikan lais masih dalam batas bentuk tubuh ikan pada umumnya yaitu dengan nilai “B” berkisar antara 2,5- 3,5. Berdasarkan nilai faktor kondisi yaitu berkisar 0,24-0,44 ikan lais termasuk jenis ikan yang pipih.
  • mempunyai 10-11 tulang tambahan tutup insang.
Ikan lais hidup di sungai yang termasuk tipe sungai berawa dan banjiran. Daerah penyebaran ikan ini di Indonesia adalah di Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Jenis ikan yang dikatakan ikan lais pada umumnya oleh masyarakat adalah jenis-jenis ikan dari famili Siluridae yang terdiri dari beberapa genus. Diantara genus-genus tersebut yang mempunyai spesies paling banyak adalah Cryptopterus yaitu terdiri dari C. bicirrhis, C. schilbeides, C. cryptopterus, C. hexapterus, C. limpok, C. macrocephalus, C. apogon, C. micronema, C. lais dan C. mononema .

ciri khas :
Sistimatika ikan lais Cryptopterus spp. yang termasuk kelompok ikan catfish Nama daerah ikan lais ini di Indonesia sangat beragam dan bermacam-macam antara lain dikenal dengan nama lais padi, lais tunggul, limpok, padgiat, mahor, bentilap, léé, lais timah dan lais putih.
Kelompok Siluridae kebanyakan terdiri dari spesies ikan yang tahan terhadap kondisi deoksigenasi dan diistilahkan dengan sebutan “blackfish” . Ikan-ikan ini sebagian besar waktu hidupnya dihabiskanan air hitam. Perairan air hitam dicirikan oleh warna perairan yang coklat tua sampai kehitaman yang disebabkan oleh adanya asam humat, pH relatif lebih rendah tapi tidak keruh (transparansinya tinggi). Semakin banyak (H+) kondisi semakin asam. Kelompok Siluridae sering berada pada air yang tenang di floodplain dan mereka pindah ke sungai, mereka tinggal di pinggir sungai yang bervegetasi atau lubuk di dasar sungai pada periode kemarau. Ikan Lais memanfaatkan tegakan rumput terendam dan hutan rawa jika tinggi air meningkat dan melimpah dari tebing

Ikan lais merupakan salah satu dari sekian banyak ikan sungai yang banyak di konsumsi oleh masyarakat. Salah satunya, di Kalimantan, pulau yang diairi oleh sungai hampir diseluruh bagiannya ini memiliki nilai kaya pada perikanannya khususnya ikan sungai. Kata ikan lais atau Kriptopterus sp. ini sudah tidak asing ditelinga masyarakat lokal di Kalimantan, oleh karena itu banyak yang memanfaatkannya sebagai sumber makanan dan sangat nikmat jika disajikan saat digoreng.
Ikan lais sendiri tidak hanya dapat ditemukan di Kalimantan saja, tetapi juga dapat ditemukan diperairan air tawar di Sumatera. Ikan ini memiliki bentuk bandan yang sedikit pipih dan panjang. Ikan yang termasuk dalam famili Siluridae ini memiliki ukuran sekitar 4 inci hingga 10 cm, namun ada juga yang memiliki ukuran lebih panjang. Ikan yang memiliki kumis panjang ini dapat hidup dalam perairan dengan suhu 24˚C hingga 27˚C, suhu yang hangat dan tidak terlalu dingin. Adapun derajat keasaman yang sesuai dengan ikan tersebut adalah 7 hingga 7,5 dan dH (kekerasan) 6 – 8˚. dH merupakan kekerasan yang dipengaruhi oleh kandungan mineral yang terdapat periaran, baik itu berasal dari bahan organik atau anorganik.

              Ikan lais sendiri memiliki beberapa jenis diantaranya Kryptopterus hexapterus (ikan lais putih) yang dapat ditemukan di Pulau Sumatera dan Jambi, lalu Kryptopterus macrocephalus di perairan Sumatera, Kalimantan dan Malaysia, Kryptopterus minor (lais kaca/lais tipis) di sungai Kalimantan dan Sumatera Selatan, Kryptopterus scheilbeides (lais kuning/lais buluh) di sugai Sumatera Selatan dan Kalimantan (Lesmana, 2015). Ikan yang lais lainnya yaitu Krytopterus limpok (lais hitam) di perairan Sumatera dan Kalimantan. Ikan pemakan segalanya ini alias dapat mengkonsumsi tumbuhan atau daging ini, masim minim dilakukan budidaya hal ini dikarenakan dapat dengan mudah diperoleh di alam.
Menurut IUCN sendiri ikan lais terbagi menjadi 11 spesies, dimana masih banyak status yang Least Concern dan Data Deficient, namun terdapat beberapa jenis spesies dalam status yang berbeda. Kryptopterus minor termasuk dalam Near Threatened, ikan yang dapat ditemukan di Malaysia, Thailand, Indonesia dan Vietnam ini dikarenakan adanya overfishing dan habitat aslinya seperti rawa atau sunngai yang terancam. Oleh karena itu, salah satu penanggulangannya dapat dengan memanajemen penangkapan ikan.
              Di sisi lain, masih banyak terdapat berbagai jenis ikan lais yang tersedia di alam. Namun, hal ini diperlukan pendataan mengenai stok yang ada untuk menghindari kelangkaan atau jumlah ikan lais yang semakin sedikit. Penelitian mengenai penangkapan ikan di Kalimantan yaitu Kalimantan Selatan. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa ikan yang mendominasi yaitu ikan haruan, ikan Biawan dan Ikan Lais. Hal ini menunjukkan bahwa masih tersedianya ikan lais di alam. Secara umum ikan sungai ini memiliki berbagai macam warna ada yang berwarna putih, transparan, hitam atau kuning kehitaman. Ikan ini memiliki bentuk tubuh yang ramping alias pipih ke samping dan meruncing ke arah ekor. Selain itu, terdapat sepasang sungut panjang dan umumnya hidup secara berkelompok di tengah atau didasar air.
Perubahan kualitas air memungkinkan terjadinya tingkat stress hal ini dikarenakan ikan lais sensitif dan hidup diperiaran yang cukup tenang. Ikan lais betina dan jantan melakukan pemijahan dicirikan dengan telur berwarna kuning dan testis jantang lebih lebar dan bergerigi. Proses pemijahan juga dipengaruhi oleh kondisi seperti curah hujan, suhu, pH, DO dan tingkat kecerahan.  Pemijahan ikan lais terjadi diperain dengan tumbuhan air disekitar sungai yang dapat digunakan sebagai tempat perlindungan diri dan memperoleh makanan seperti insekta.
Seperti yang dipaparkan sebelumnya, mengenai budiaya ikan ini masing sangat minim. Hal ini dikarenakan masih dapat diperoleh di alam, namun tidak menutup kemungkinan jika stok di alam dapat berkurang. Ikan ini lebih banyak dikonsumsi, kemudian dipelihara di akuarium dan dapat juga sebagai pakan ikan seperti ikan arwarna. Tindakan dalam menyelesaiakan permasalahan tersebut adalah dnegan melakukan budi daya ikan lokal, salah satunya di Barito Selatang dengan mengadakan pelatihan budidaya ikan lokal yang dihadiri oleh pembenih ikan serta pengusaha disekitar wilayah tersebut. Budidaya dilakukan untuk mencegah stok ikan yang semakin sedikit dilakukan dengan memanfaatkan alam dan menggunakan hormon. Tidak hanya seputar mengenai cara membudidayakannya, tetapi juga dilakukan cara dalam mengatasi penyakit yang menyerang.

Sumber :
2.    https://blogs.uajy.ac.id





Tidak ada komentar:

Posting Komentar