
Pasang surut air laut
adalah suatu gejala fisik yang selalu berulang dengan periode tertentu dan
pengaruhnya dapat dirasakan sampai jauh masuk kearah hulu dari muara sungai.
Pasang surut terjadi karena adanya gerakan dari benda benda angkasa yaitu
rotasi bumi pada sumbunya, peredaran bulan mengelilingi bumi dan peredaran
bulan mengelilingi matahari. Gerakan tersebut berlangsung dengan teratur
mengikuti suatu garis edar dan periode yang tertentu. Pengaruh dari benda
angkasa yang lainnya sangat kecil dan tidak perlu diperhitungkan .Gerakan dari
benda angkasa tersebut di atas akan mengakibatkan terjadinya beberapa macam
gaya pada setiap titik di bumi ini,yang disebut gaya pembangkit pasang surut.
Masing masing gaya akan memberikan pengaruh pada pasang surut dan disebut
komponen pasang surut, dan gaya tersebut berasal dari pengaruh matahari, bulan
atau kombinasi keduanya.
Puncak gelombang
disebut pasang tinggi dan lembah gelombang disebut pasang
rendah. Perbedaan vertikal antara pasang tinggi dan pasang rendah disebut
rentang pasang surut (tidal range). Periode pasang surut
adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah
gelombang berikutnya. Harga periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25
menit hingga 24 jam 50 menit.
Pasang purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu
garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang sangat tinggi dan
pasang rendah yang sangat rendah. Pasang surut purnama ini terjadi pada saat
bulan baru dan bulan purnama.
Pasang perbani (neap
tide) terjadi ketika
bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan
dihasilkan pasang tinggi yang rendah dan pasang rendah yang tinggi.
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya
tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah
luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi
berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari
matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik
matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat
daripada jarak matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah
bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut
gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh
deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan
matahari.
Untuk menjelaskan
terjadinya pasang surut maka mula-mula dianggap bahwa bumi benar-benar bulat
serta seluruh permukaannya ditutupi oleh lapisan air laut yang sama tebalnya
sehingga didalam hal ini dapat diterapkan teori keseimbangan. Pada setiap titik
dimuka bumi akan terjadi pasang surut yang merupakan kombinasi dari beberapa
komponen yang mempunyai amplitudo dan kecepatan sudut yang tertentu sesuai
dengan gaya pembangkitnya. Pada keadaan sebenarnya bumi tidak semuanya ditutupi
oleh air laut melainkan sebagian merupakan daratan dan juga kedalaman laut
berbeda beda. Sebagai konsekwensi dari teori keseimbangan maka pasang surut
akan terdiri dari beberapa komponen yang mempunyai kecepatan amplitudo dan
kecepatan sudut tertentu, sama besarnya seperti yang diuraikan pada teori
keseimbangan.Kisaran pasang-surut (tidal range), yakni perbedaan tinggi muka
air pada saat pasang maksimum dengan tinggi air pada saat surut minimum,
rata-rata berkisar antara 1 m -3 m.
Tipe pasut ditentukan
oleh frekuensi air pasang dengan surut setiap harinya. Hal ini disebabkan
karena perbedaan respon setiap lokasi terhadap gaya pembangkit pasang surut.
Jika suatu perairan mengalami satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu
hari, maka kawasan tersebut dikatakan bertipe pasut harian tunggal (diurnal
tides), namun jika terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari,
maka tipe pasutnya disebut tipe harian ganda (semidiurnal tides). Tipe
pasut lainnya merupakan peralihan antara tipe tunggal dan ganda disebut dengan
tipe campuran (mixed tides) dan tipe pasut ini digolongkan menjadi dua
bagian yaitu tipe campuran condong harian ganda (Mixed Tide predominantly
Semi-diurnal Tide) dan tipe campuran condong harian tunggal (Mixed Tide
predominantly Diurnal Tide).
Pasang surut air laut
adalah suatu gejala fisik yang selalu berulang dengan periode tertentu dan
pengaruhnya dapat dirasakan sampai jauh masuk kearah hulu dari muara sungai.
Pasang surut terjadi karena adanya gerakan dari benda benda angkasa yaitu
rotasi bumi pada sumbunya, peredaran bulan mengelilingi bumi dan peredaran
bulan mengelilingi matahari. Gerakan tersebut berlangsung dengan teratur
mengikuti suatu garis edar dan periode yang tertentu. Pengaruh dari benda
angkasa yang lainnya sangat kecil dan tidak perlu diperhitungkan .Gerakan dari
benda angkasa tersebut di atas akan mengakibatkan terjadinya beberapa macam
gaya pada setiap titik di bumi ini,yang disebut gaya pembangkit pasang surut.
Masing masing gaya akan memberikan pengaruh pada pasang surut dan disebut
komponen pasang surut, dan gaya tersebut berasal dari pengaruh matahari, bulan
atau kombinasi keduanya.
Puncak gelombang
disebut pasang tinggi dan lembah gelombang disebut pasang
rendah. Perbedaan vertikal antara pasang tinggi dan pasang rendah disebut
rentang pasang surut (tidal range). Periode pasang surut
adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah
gelombang berikutnya. Harga periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25
menit hingga 24 jam 50 menit.
Pasang purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu
garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang sangat tinggi dan
pasang rendah yang sangat rendah. Pasang surut purnama ini terjadi pada saat
bulan baru dan bulan purnama.
Pasang perbani (neap
tide) terjadi ketika
bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan
dihasilkan pasang tinggi yang rendah dan pasang rendah yang tinggi.
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya
tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah
luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi
berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari
matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik
matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat
daripada jarak matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah
bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut
gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh
deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan
matahari.
Untuk menjelaskan
terjadinya pasang surut maka mula-mula dianggap bahwa bumi benar-benar bulat
serta seluruh permukaannya ditutupi oleh lapisan air laut yang sama tebalnya
sehingga didalam hal ini dapat diterapkan teori keseimbangan. Pada setiap titik
dimuka bumi akan terjadi pasang surut yang merupakan kombinasi dari beberapa
komponen yang mempunyai amplitudo dan kecepatan sudut yang tertentu sesuai
dengan gaya pembangkitnya. Pada keadaan sebenarnya bumi tidak semuanya ditutupi
oleh air laut melainkan sebagian merupakan daratan dan juga kedalaman laut
berbeda beda. Sebagai konsekwensi dari teori keseimbangan maka pasang surut
akan terdiri dari beberapa komponen yang mempunyai kecepatan amplitudo dan
kecepatan sudut tertentu, sama besarnya seperti yang diuraikan pada teori
keseimbangan.Kisaran pasang-surut (tidal range), yakni perbedaan tinggi muka
air pada saat pasang maksimum dengan tinggi air pada saat surut minimum,
rata-rata berkisar antara 1 m -3 m.
Tipe pasut ditentukan
oleh frekuensi air pasang dengan surut setiap harinya. Hal ini disebabkan
karena perbedaan respon setiap lokasi terhadap gaya pembangkit pasang surut.
Jika suatu perairan mengalami satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu
hari, maka kawasan tersebut dikatakan bertipe pasut harian tunggal (diurnal
tides), namun jika terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari,
maka tipe pasutnya disebut tipe harian ganda (semidiurnal tides). Tipe
pasut lainnya merupakan peralihan antara tipe tunggal dan ganda disebut dengan
tipe campuran (mixed tides) dan tipe pasut ini digolongkan menjadi dua
bagian yaitu tipe campuran condong harian ganda (Mixed Tide predominantly
Semi-diurnal Tide) dan tipe campuran condong harian tunggal (Mixed Tide
predominantly Diurnal Tide).
Daftar Istilah pada pasang surut :
·
Mean
Sea Level (MSL) atau Duduk Tengah adalah muka laut rata-rata pada suatu periode pengamatan
yang panjang, sebaiknya selama 18,6 tahun.
·
Mean
Tide Level (MTL) adalah rata-rata
antara air tinggi dan air rendah pada suatu periode waktu.
·
Mean
High Water (MHW) adalah
tinggi air rata-rata pada semua pasang tinggi.
·
Mean
Low Water (MLW) adalah tinggi
air rata-rata pada semua surut rendah.
·
Mean
Higher High Water (MHHW) adalah
tinggi rata-rata pasang tertinggi dari dua air tinggi harian pada suatu periode
waktu yang panjang. Jika hanya satu air tinggi terjadi pada satu hari, maka air
tinggi tersebut diambil sebagai air tinggi terttinggi.
·
Mean
Lower High Water (MLHW) adalah
tinggi rata-rata air terendah dari dua air tinggi harian pada suatu periode
waktu yang panjang. Hal ini tidak akan terjadi untuk pasut harian (diurnal).
·
Mean
Higher Low Water (MHLW) adalah
tinggi rata-rata air tertinggi dari dua air rendah harian pada suatu periode
waktu yang panjang. Hal ini tidak akan terdapat pada pasut diurnal.
·
Mean
Lower Low Water (MLLW) adalah
tinggi rata-rata air terendah dari dua air rendah harian pada suatu periode
waktu yang panjang. Jika hanya satu air rendah terjadi pada satu hari, maka
harga air rendah tersebut diambil sebagai air rendah terendah.
·
Mean
High Water Springs (MHWS) adalah
tinggi rata-rata dari dua air tinggi berturut-turut selama periode pasang
purnama, yaitu jika tunggang (range) pasut itu tertinggi.
·
Mean
Low Water Springs (MLWS) adalah
tinggi rata-rata yang diperoleh dari dua air rendah berturut-turut selama
periode pasang purnama.
·
Mean
High Water Neaps (MHWN) adalah
tinggi rata-rata dari dua air tinggi berturut-turut selama periode pasut
perbani (neap tides), yaitu jika tunggang (range) pasut paling kecil.
·
Mean
Low Water Neaps (MLWN) adalah
tinggi rata-rata yang dihitung dari dua air berturut-turut selama periode pasut
perbani.
·
Highest
Astronomical Tide (HAT)/Lowest Astronomical Tide (LAT) adalah permukaan laut tertinggi/terendah
yang dapat diramalkan terjadi di bawah pengaruh keadaan meteorologis rata-rata
dan kombinasi keadaan astronomi. Permukaan ini tidak akan dicapai pada setiap
tahun. HAT dan LAT bukan permukaan laut yang ekstrim yang dapat terjadi, storm
surges mungkin saja dapat menyebabkan muka laut yang lebih tinggi dan lebih
rendah. Secara umum permukaan (level) di atas dapat dihitung dari peramalan
satu tahun. Harga HAT dan LAT dihitung dari data beberapa tahun.
·
Mean
Range (Tunggang Rata-rata) adalah
perbedaan tinggi rata-rata antara MHW dan MLW.
·
Mean
Spring Range adalah perbedaan
tinggi antara MHWS dan MLWS.
·
Mean
Neap Range adalah perbedaan
tinggi antara MHWN dan MLWN.
2.4. Penyebab variasi pasang surut, antara
lain:
1.Kedalaman Laut
Agar
tonjolan air laut dapat mengikuti gerakan bulan, haruslah dapat bergerak
mengellingi bumi dalam 25 jam, namun kecepatan maksimum gelombang untuk
bergerak dibatasi oleh kedalaman laut. Dibutuhkan kedalaman samudera rata-rata
22 km agar ketinggian pasut dapat orbit 25 jam, nyatanya kedalaman laut rata-rata
hanya 4 km.
2.Massa Daratan dan Topografi Dasar Laut
Adanya daratan
menghalangi tonjolan untuk bergerak mengitari bumi. Bukit dan palung di laut
menghalangi berkembangnya pasut.
3.Gesekan
Teori
pasut mengabaikan gesekan antara dasar laut dengan air maupun gesekan dalam air
itu sendiri. Viskositas memperlambat reaksi air terhadap gaya penyebab pasut.
4.Pengaruh Gaya Coriolis
Akibat putaran
bumi pada porosnya, membelokkan gaya yang bekerja.
5.Resonansi
Tiap bagian air
mempunyai periode osilasi alami tergantung ukuran dan kedalaman. Jika gelombang
terjadi dalam bagian air yang mempunyai frekuensi sama, maka gelombang tersebut
cenderung diperbesar
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar