Jumat, 29 Maret 2019

MENGENAL LEBIH DEKAT : IKAN SEBELAH

                                       Hasil gambar untuk evolusi ikan sebelah
Disebutnya flatfish atau orang Indonesia sering menyebut ikan sebelah masuk dalam ordo Pleuronectiform, ikan berbadan pipih, kedua mata yang berada pada satu sisi (atas), sementara sisi yang satunya tidak ada mata dan sedikit pigmen. Justru itulah yang menjadikan menjadikan ikan ini paling unik diantara ikan bertulang belakang yang berbentuk simetris.
Ikan sebelah atau dalam bahasa latinnya Pleuronectidae merupakan ikan yang bentuk tubuhnya pipih. Ikan ini hidup di dasar air baik air tawar maupun asin. Ikan ini banyak menghabiskan waktu di dasar air menunggu mangsanya. Begitu mangsa lewat, maka ia pun akan segera menangkap dan menelannya.

Ikan ini mempunyai kemampuan untuk menyamarkan tubuhnya dengan lingkungan sekitarnya sebagai penyamaran, sehingga mangsanya dapat dikelabui dan dapat dengan mudah untuk ditangkap.

Ikan ini dalam perkembangannya memiliki metamorfosa yang aneh karena pada saat ia masih larva hingga menjadi ikan sebelah yang dewasa, tubuhnya makin berbentuk pipih, sedangkan salah satu matanya bergerak kearah salah satu sisi tubuhnya. Setelah itu warna bagian tubuh bawah berubah menjadi putih.
Salah satu jenis ikan ini (ikan halibut) memiliki ukuran tubuh hingga 2,7 meter dengan berat 270 kilogram. Ikan halibut memakan mahluk laut seperti cumi-cumi, udang, dan kepiting. 
 
Metamorfosis ikan ini juga sangat aneh. Awalnya, ikan ini berbentuk simetris, persis seperti ikan-ikan lain pada umumnya. Namun, lama kelamaan bentuknya berubah menjadi pipih. Bahkan salah satu matanya bergerak ke arah sisi tubuhnya yang lain dan sisi satunya lagi, nggak memiliki mata.
Secara morfologi ikan ini mempunyai bentuk badan pipih, kedua mata berada pada salah satu sisi, sedang sisi yang lain tidak ada mata (karena itulah ikan ini disebut ikan sebelah) dan sedikit pigmen. Panjang ikan ini rata-rata sekitar 30 cm dan dapat mencapai 45 cm. Ikan ini banyak ditemukan di estuari dan air dangkal, di dasar pasir atau lumpur sampai kedalaman 200 m. Ikan Sebelah yang masih muda umumnya ditemukan di air payau. Makanan utama ikan ini adalah hewan-hewan benthic, umumnya yang berkulit keras dan tak bertulang punggung.
Bentuk asimetris yang ada pada Ikan Sebelah merupakan hasil evolusi tengkorak flatfish secara bertahap. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya fosil ikan bermata aneh dari perairan Eropa Kuno. Fosil ini diperkirakan hidup 50 juta tahun lalu, dengan satu mata di atas kepalanya dan satunya berada di sebelahnya. Bentuk asimetris ini memungkinkan mereka untuk berbaring datar di dasar laut sambil menunggu mangsanya. Fosil ikan sebelah juga ditemukan di museum di Inggris, Perancis, Italia dan Austria. Ikan–ikan tersebut tinggal di perairan dangkal yang hangat di Eropa pada Zaman Eocene Epoch ketika dunia masih beriklim sedang, serta ikan paus dan burung-burung modern baru pertama kali berevolusi.
 Ikan Sebelah biasanya bertelur di daerah lepas pantai dan ada yang bertelur di muara sungai. Dalam sekali reproduksi betina mampu melepaskan beberapa ratus ribu telur sampai dua juta telur. Telur-telur tersebut akan menjadi larva berukuran 1,5 – 3 mm. Pada saat ia masih larva hingga menjadi ikan sebelah yang dewasa, tubuhnya makin berbentuk pipih, sedangkan salah satu matanya bergerak kearah salah satu sisi tubuhnya. Setelah itu warna bagian tubuh bawah berubah menjadi putih.
Kandungan nutrisi ikan ini cukup tinggi dan rasanya juga enak, daging ikan sebelah memang tidak terlalu tebal tetapi  rasanya sangat gurih. Ikan ini juga dipercaya dapat meningkatkan stamina. Ikan Sebelah biasanya dieksport dalam bentuk fillet dengan tujuan Uni Eropa. Jenis yang diminati dan mempunyai nilai jual yang tinggi  adalah Psetta maxima. Jenis lain yang juga mempunyai pasar eksport adalah Engyprosopon sp yang banyak ditemukan di perairan Semarang dan sekitarnya dengan tujuan eksport ke Jepang.

Ikan berbadan pipih ini suka sekali menyamar, menyesuaikan dengan kondisi lingkungannya dengan cara memendamkan badannya ke dalam lumpur atau pasir di dasar taut, sementara hanya matanya yang muncul ke permukaan. Matanya dapat diangkat atau diturunkan dan digerakkan dengan bebas. lkan ini memakan terutama binatang berkulit keras, hewan tak bertulang punggung. Tanpa gerak,dengan sangat sabar ia menunggu mangsanya sampai mangsa benar-benar dekat dan lengah dengan gerakan yang sangat cepat dan mendadak menyergap, jarang sekali mangsa dapat lolos dari sergapannya. Sepertinya predator ini diciptakan demikian, pertama untuk melindungi diri dari predator yang lebih besar, kedua untuk memudahkan ia memangsa.
Ordo ini terdiri dart berbagai variasi spesies. Berdasarkan temuan para peneliti dari UE telah terkumpul sebanyak 28 spesies ikan sebelah (flatfish), dan hanya ada 6 spesies yang memiliki nilai komersial tinggi, yanu Botidae, Cynoglossidae, Citaridae, Pleuronectidae, Scoftalmidae, dan Soleidae. Jenis produk ini dipasarkan dalam bentuk fillet, dengan pasar utama Eropa. Dari keenam spesies di atas masing-masing memiliki karakter plot yang berbeda-beda yang mungkin akan rnemuudahkan bagi kita untuk mengidentifikasi, karena yang ada di pasaran dalam bentuk fillet maka yang sering terjadi ketika produk yang lebih berkualitas tidak ada diganti dengan produk yang kualitasnya lebih rendah. Di antara produk flatfish yang paling unggul kualitasnya adalah jenis turbot (Psetta maxima) yang berasal dari Mediterania. Jenis inilah yang di pasaran Eropa sering diganti (dipalsukan) dengan jenis lain yang kualitasnya lebih rendah, yaitu jenis Scophtalmus rhombus, kenapa? karena tekstur dan warna dagingnya mirip dan sulit dibedakan.

Secara komersial ikan ini cukup penting karena disamping kandungan nutrisinya yang cukup tinggi rasanya juga nikmat, akan tetapi di alam stoknya terbatas. Ikan dalam spesies benthic ditemukan di perairan tropis dan hangat, biasanya bertelur di daerah lepas pantai, beberapa bertelur di muara sungai. Pada saat tingkat kesuburan tinggi, betina biasanya melepaskan sedikitnya beberapa ratus ribu telur. Untuk betina yang berukuran besar mampu bertelur hingga mencapai lebih dari 2 juta, dan dengan segera telur-telur itu menjadi larvae berukuran 1,5-3 mm.
Ikan berbadan pipih ini suka sekali menyamar, menyesuaikan dengan kondisi lingkungannya dengan cara memendamkan badannya ke dalam lumpur atau pasir di dasar taut, sementara hanya matanya yang muncul ke permukaan. Matanya dapat diangkat atau diturunkan dan digerakkan dengan bebas. lkan ini memakan terutama binatang berkulit keras, hewan tak bertulang punggung. Tanpa gerak,dengan sangat sabar ia menunggu mangsanya sampai mangsa benar-benar dekat dan lengah dengan gerakan yang sangat cepat dan mendadak menyergap, jarang sekali mangsa dapat lolos dari sergapannya. Sepertinya predator ini diciptakan demikian, pertama untuk melindungi diri dari predator yang lebih besar, kedua untuk memudahkan ia memangsa.
Ordo ini terdiri dart berbagai variasi spesies. Berdasarkan temuan para peneliti dari UE telah terkumpul sebanyak 28 spesies ikan sebelah (flatfish), dan hanya ada 6 spesies yang memiliki nilai komersial tinggi, yanu Botidae, Cynoglossidae, Citaridae, Pleuronectidae, Scoftalmidae, dan Soleidae. Jenis produk ini dipasarkan dalam bentuk fillet, dengan pasar utama Eropa. Dari keenam spesies di atas masing-masing memiliki karakter plot yang berbeda-beda yang mungkin akan rnemuudahkan bagi kita untuk mengidentifikasi, karena yang ada di pasaran dalam bentuk fillet maka yang sering terjadi ketika produk yang lebih berkualitas tidak ada diganti dengan produk yang kualitasnya lebih rendah. Di antara produk flatfish yang paling unggul kualitasnya adalah jenisturbot (Psetta maxima) yang berasal dari Mediterania. Jenis inilah yang di pasaran Eropa sering diganti (dipalsukan) dengan jenis lain yang kualitasnya lebih rendah, yaitu jenis Scophtalmus rhombus, kenapa? karena tekstur dan warna dagingnya mirip dan sulit dibedakan. Indonesia adalah salah satu negara pemasok flatfish ke Uni Eropa.

Hewan ini dikenal di Indonesia dengan nama ikan sebelah dan masuk dalam family pleuronectidae. Bentuknya pipih dan hidup di air tawar atau asin. Ikan sebelah banyak menghabiskan waktunya di dasar perairan sambil menunggu mangsa. Uniknya, ikan ini bisa menyamakan warna tubuhnya dengan keadaan sekitar, makanya selalu berhasil menangkap buruannya.
Ikan Sebelah Laut atau juga dikenali sebagai ikan sisa Nabi, merujuk kepada sekumpulan ikan dalam genus Pseudorhombus atau Achiroides. Ikan air masin dan tawar ini terdapat di kawasan tropika, termasuk di negara-negara ASEAN.
Ikan Sebelah Laut ini amat penting secara komersil. Ikan ini dikatakan mengandungi kandungan nutrisi yang cukup tinggi disamping memiliki rasa yang lazat. Bagaimanapun, stok ikan ini adalah terbatas. Ikan dalam spesies benthic ini banyak boleh ditemui di perairan tropika dan hangat, biasanya bertelur di kawasan lepas pantai dan muara sungai. Pada waktu kesuburan tinggi, ikan betina biasanya melepaskan sehingga beberapa ratus ribu telur. Untuk betina yang berukuran besar mampu bertelur sehingga mencapai lebih dari 2 juta. Telur-telur ikan dengan segera menjadi larvae berukuran 1.5-3 mm.
Sumber :

4.    http://kolampancingcs.blogspot.com/2012/02/ikan-sebelah-flatfish.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar