1. Pengertian Surimi
Surimi
merupakan produk olahan hasil perikanan setengah jadi. Bahan bakunya berupa
daging ikan lumat beku yang telah mengalami proses pencucian (leaching),
pengepresan, penambahan bahan tambahan (cryoprotectant), dan pengepakan. Surimi
biasanya dibuat dari ikan laut berdaging putih dan digunakan sebagai bahan
awal pembuatan aneka produk olahan ikan (Fish Jelly Product), seperti: sosis,
otak-otak, nugget, kamaboko, suji, chikuwa, ekado, lobster/udang/kepiting
imitasi, dan lainnya.
Surimi biasanya disimpan dan diperjual belikan dalam
bentuk beku atau frozen. Sebelum surimi diolah maka terlebih dahulu harus di
thawing atau dicairkan atau dipotong kecil-kecil. Selanjutnya surimi bisa
dicampurkan dengan bahan lain dan dimasak sesuai dengan proses produksinya.
Pada umumnya produk olahan surimi merupakan makanan yang
digemari oleh masyarakat Asia, terutama Asia Timur seperti Jepang, Korea,
Taiwan, bahkan termasuk di Indonesia. Namun produk olahan surimi kini telah
berkembang menjangkau ke berbagai belahan dunia. Produk ini merupakan produk
yang ready to eat maupun ready to cook.
Surimi merupakan konsentrat protein miofibril terstabilkan
yang diperoleh dari daging ikan lumat setelah mengalami proses pencucian
dengan air dingin dan atau dicampurkan dengan bahan cryoprotectant. Surimi
belumlah menjadi produk jadi, namun dapat diolah lagi menjadi variasi produk
pangan, yakni dari kamaboko tradisional hingga menjadi produkseafood
substitusi.
Teknologi surimi dan daging lumat memungkinkan untuk diterapkan
dalam pemanfaatan ikan bernilai ekonomis rendah. Saat ini surimi secara
komersial telah diproduksi secara mekanis. Rangkaian proses ikan menjadi
surimi terdiri dari tahap preparasi, pemisahan daging (filleting), pelumatan,
pencucian, penyaringan dan pemerasan.
Setelah tahap pemerasan dihasilkan surimi mentah (raw
surimi), yang dikenal sebagai na-na surimi. Adapun surimi beku (atau frozen
surimi) adalah surimi yang telah dicampur dengan bahan anti-denaturasi
(cryoprortectant) dan selanjutnya dibekukan. Berdasarkan kandungan garamnya
surimi beku dibedakan menjadi dua jenis yaitu mu-en surimi (surimi tanpa garam)
dan ka-en surimi (surimi dengangaram).
Beberapa proses pengolahan produk berbasis surimi beserta
contohnya antara lain proses pengukusan/pemasakan (kamaboko, hanpen, dan
naruto), proses penggorengan (tempura dan satsumage), proses pemanggangan
(chikuwa) dan proses olahan lain (sosis ikan dan ham ikan).
Pada proses pembuatan surimi, pencucian merupakan tahapan
penting untuk menghilangkan lemak, darah, enzim, protein sarkoplasma yang
dapat menghambat pembentukan gel, meningkatkan kemampuan pembentukan gel, dan
menghambat denaturasi protein akibat pembekuan.
Banyaknya proses pencucian dalam produksi surimi dengan
kualitas yang baik ditentukan oleh jenis, komposisi, dan kesegaran bahan baku
ikan. Proses pencucian juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan konsentrasi
protein miofibril sehingga kualitas surimi tergolong tinggi.
Yang menarik, menurut penmelitian IPB, mengolah surimi
menggunakan teknologi. Keunggulan teknologi surimi antara lain, mampu
memanfaatkan berbagai jenis ikan baik jenis ikan ekonomis maupunikan
non-ekonomis. Lalu surimi beku mampu tersimpan dalam jangka waktu lama dengan
kandungan protein fungsional yang masih cukup tinggi.
Selain itu, banyak variasi surimi based product
dihasilkan dengan berbagai bentuk dan rasa dari aplikasi teknologi pengolahan
dan penambahan bumbu-bumbu. Dan teknologi saat ini mampu memproduksi surimi
dalam jumlah besar dengan konsistensi kualitas terjaga.
Pada proses pembuatan surimi, pencucian merupakan
tahapan penting untuk menghilangkan lemak, darah, enzim, protein sarkoplasma
yang dapat menghambat pembentukan gel, meningkatkan kemampuan pembentukan gel,
dan menghambat denaturasi protein akibat pembekuan. Banyaknya proses pencucian
dalam produksi surimi dengan kualitas yang baik ditentukan oleh jenis,
komposisi, dan kesegaran bahan baku ikan. Proses pencucian juga
sangat bermanfaat untuk meningkatkan konsentrasi protein miofibril
sehingga kualitas surimi tergolong tinggi.
Industri surimi terus memodernisasi proses
dan produktivitasnya. Hal ini terus berkembang seiring dengan terus
meningkatnya permintaan surimi oleh pasar dunia. Keunggulan teknologi surimi
meliputi: (a) mampu memanfaatkan berbagai jenis ikan baik jenis ikan ekonomis
maupun ikan non-ekonomis; (b) surimi beku mampu tersimpan dalam jangka waktu
lama dengan kandungan protein fungsional yang masih cukup tinggi; (c) banyak
variasi surimi based produk dihasilkan dengan berbagai bentuk dan rasa dari
aplikasi teknologi pengolahan dan penambahan bumbu-bumbu; dan (d) teknologi
saat ini mampu memproduksi surimi dalam jumlah besar dengan konsistensi
kualitas terjaga.
2. Bahan Baku Dan Jenis-jenis Surimi
Secara teknis semua jenis ikan dapat
diolah menjadi surimi. Seperti ikan non ekonomis atau hasil tangkapan
samping. Tetapi penggunaan ikan berdaging putih, tidak berbau lumpur dan
tidak terlalu amis serta mempunyai kemampuan membentuk gel yang bagus akan
memberikan hasil surimi yang lebih baik. Berdasarkan kandungan garamnya surimi
beku dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
1. Mu-en surimi, yaitu surimi yang telah dibuat dengan penambahan
gula dan fosfat tanpa pengambahan garam (NaCl) dan telah mengalami pembekuan.
2. Ka-en surimi, yaitu surimi yang dibuat dengan gula dan garam tanpa
penambahan fosfat dan telah mengalami proses pembekuan.
3. Nama surimi, yaitu surimi yang tidak mengalami proses pembekuan
karena ketersediaan bahan baku yang melimpah. Biasanya surimi ini langsung
diolah menjadi produk jadi.
3. Proses Pengolahan Surimi
Rangkaian proses ikan menjadi surimi
terdiri dari tahap preparasi, pemisahan daging (filleting),
pelumatan, pencucian, penyaringan dan pemerasan. Setelah tahap pemerasan
dihasilkan surimi mentah (raw surimi), yang dikenal sebagai
na-na surimi. Adapun surimi beku (atau frozen surimi) adalah surimi
yang telah dicampur dengan bahan anti-denaturasi (cryoprortectant) dan
selanjutnya dibekukan.
Fokus utama dalam pembuatan surimi adalah mempertahankan sifat fungsional
protein dan meningkatkan kemampuan pembentukan gel. Cryoprotectant dapat
mencegah terjadinya denaturasi protein (terutama menjaga stabilitas aktomiosin)
selama penyimpanan beku. Fungsi kerja Cryoprotectant dengan
meningkatkan tekanan permukaan air begitu juga jumlah air yang terikat. Semua
surimi komersial tersimpan dalam bentuk beku. Cryoprotectant digunakan
untuk meminimalkan denaturasi protein selama penyimpanan beku. Cryoprotectant yang
umum digunakan umumnya sukrosa (4%) dan sorbitol (4-5%), dengan atau tanpa
penambahan sodium fosfat sebanyak (0,3%).
4. Karakteristik Surimi
Mutu surimi beku umumnya dinilai dari
kekuatan gel yang baik, kandungan air, dan warnanya yang cenderung putih.
Mutu ini sangat tergantung dari berbagai faktor seperti spesies ikan, kesegaran
ikan, metode dan kualitas air, pengawasan suhu pembekuan dan penyimpanan serta
kondisi penanganan dan distribusi. Kualitas surimi ditentukan pula dengan
adanya proses pencucian yang menghilangkan lemak dan bahan
asing yang tak diharapkan. Lebih dari itu kualitas surimi yang baik ditunjukkan
selama penyimpanan (beku) mampu menjaga konsentrasi miofibril dan
pembentukan gel. Secara garis besar kualitas tersebut dipengaruhi
oleh faktor internal (biologi) dan eksternal (proses). Faktor internal yang
mempengaruhi kualitas surimi yakni jenis ikan, musim dan kematangan gonad ikan,
serta tingkat kesegaran mutu ikan. Adapun faktor eksternal yang dimaksud antara
lain adalah proses pemanenan, penanganan ikan, mutu air, lama proses dan suhu
pengolahan, frekuensi dan besar perbandingan air pencucian, nilai pH dan
salinitas.
Sumber :
2. http://www.koran-jakarta.com/surimi--produk-olahan-ikan-setengah-jadi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar