Banyak ragam biota laut
yang tinggal di terumbu karang, dan hampir semuanya indah dan memiliki beragam
warna. Salah satunya adalah Lion Fish atau disebut juga ikan lepu ayam, Corak
tubuhnya bergaris merah, marun, coklat, oranye, hitam dan putih. Bentuk
siripnya berduri seperti kipas atau rumbai-rumbai. Panjang tubuhnya sekitar
10-40 cm. Ikan ini juga merupakan Ikan yang berumur panjang. Usia Lion Fish
bisa mencapai 15-16 tahun. Ikan ini juga dikenal dengan nama Turkey Fish,
Dragon Fish, atau Scorpion Fish.
Walaupun
cantik, jangan sampai terpukau oleh kecantikannya sehingga berani menyentuh
ikan ini. sirip dan durinya yang indah sangat beracun bila menusuk kulit.
Sebuah sengatan dari lionfish yang sangat menyakitkan bagi manusia dan dapat
menyebabkan pening, demam, mual, muntah, kesulitan bernafas, kejang, walaupun
tidak menyebabkan kematian. Area yang terkena bisa berwarna kemerahan dan
terasa seperti ditusuk-tusuk. Para penyelam jelas harus mewaspadai ikan
ini. Biasanya lionfish berada
di kedalaman laut sekitar 20-50m
Racun yang di
hasilkan ikan ini merupakan racun heat-labile. Ini berarti racun ikan ini akan
rusak bila terkena panas. Jadi jika manusia terkena racun ini, cara jitunya
tentu saja dengan merendam bagian yang terkena dengan air hangat (suhunya
kira-kira 45 derajat C), jangan terlalu panas karena kulit dapat melepuh. Lama
perendaman kira-kira 30-90 menit. Bila masih terasa sakit maka perendaman ini
dapat diulang. Bila sakit sekali, dokter dapat memberikan obat bius lokal.
Patil ikan yang mungkin masih tertinggal harus dicari dan dikeluarkan.
Dianjurkan juga untuk diberikan suntikan tetanus (luka sepele juga bisa kena
tetanus). Bila luka meluas, bisa diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi
kulit.
Beda dengan
sebagian ikan lainnya, Lionfish bukanlah ikan yang hidup berkelompok, melainkan
ikan penyendiri. Tetapi jika bertemu pasangannya, lionfish betina akan
melepaskan 2000-15.000 telur untuk dibuahi si jantan. Setelah itu, pasangan
ini bersembunyi agar telur-telurnya bisa mengapung di lautan tanpa
dimakan ikan lain. Hanya butuh waktu dua hari untuk telurnya menetas menjadi
seekor ikan lionfish.
Meskipun memiliki warna
yang cantik dan bentuk yang unik, ikan hias laut ini ternyata mempunyai bisa
yang dapat menyebabkan kematian. Penyelam pun berusaha untuk menghindar karena
takut tersentuh duri pada siripnya.
Ikan ini akrab disebut
ikan lapu-lapu atau ikan lepu ayam (Pterois volitans). Ia berasal dari perairan
tropis Samudera Hindia dan Pasifik. Ikan lepu dikenal dengan beberapa penamaan
antara lain Turkey Fish, Dragon Fish, Scorpion Fish, Lionfish, Lionfish Scorpion,
Ornate Butterfly-cod, Firefish, Red Lionfish, Volitan Lion, dan Zebrafish. Usia
ikan ini bisa mencapai 15-16 tahun.
Berdasarkan sumber kajian
ilmiah, ikan lepu hidup di daerah terumbu karang dengan kedalaman laut 20 – 50
meter. Ikan ini merupakan predator yang memakan Crustacea, Cephalopoda, dan
ikan-ikan kecil yang hidup di karang menggunakan strategi menyamar kemudian
menyergap mangsa yang mendekat. Mulut ikan lepu biasa untuk menghisap calon
makanannya dengan kecepatan gerakan yang hampir tidak terlihat, yaitu 15 ms
(milisekon).
Secara morfologinya, ikan
lepu memiliki fisik yang unik. Satwa laut ini memiliki kepala berduri yang
besar, duri berbisa yang berada pada punggung dan siripnya, dan kantung bisa.
Bentuk siripnya berduri membentuk seperti kipas. Panjang tubuhnya sekitar 10 –
40 cm. Selain itu, ikan lepu memiliki warna yang identik yaitu bergaris merah,
marun, coklat, oranye, hitam dan putih.
Ikan lepu mengeluarkan
suara yang berasal dari gosokan dan gerakan rangka tubuh untuk menarik perhatian
pasangannya. Menurut Stein (2006), ikan membuat suara untuk beberapa alasan
yang berbeda, antara lain untuk tetap berhubungan dengan kawanan,
memperingatkan bahaya, berkomunikasi dengan pasangan, menarik perhatian
pasangan, menakut-nakuti penyusup agar menjauh dari telur, dan bahkan mungkin
untuk echo location bagi beberapa spesies laut dalam. Verrapan, et
al. (2009) mengatakan lebih dari 800 spesies ikan diketahui mengeluarkan
suara. Pada umumnya, suara yang dihasilkan diproduksi pada saat makan atau berenang.
Ikan lapu-lapu atau ikan
lepu ayam (Pterois volitans). Foto: wikimedia
Ikan Lepu cenderung tidak
agresif, namun mereka memiliki tingkah laku pertahanan. Apabila mereka merasa
terancam, mereka akan segera menegakkan sirip dorsalnya atau hanya bersembunyi
dan diam.
Bisa yang ada pada ikan
lepu merupakan racun heat-labile yang berarti racun ini akan rusak
atau mengalami denaturasi bila terkena panas. Bila bisa sudah masuk ke dalam
tubuh manusia, gejala yang timbul adalah hipertensi, takikardia (kenaikan
denyut jantung), dan mati rasa. Dalam waktu tiga jam setelah terkena bisa,
dapat menyebabkan kelumpuhan dan dalam beberapa kasus menyebabkan kematian.
Segera lakukan
pertolongan pertama dengan merendam atau membilas bagian yang terkena dengan
air hangat (sekitar 40 – 60 derajat Celcius) selama lebih kurang 30 menit. Bila
masih terasa sakit segera hubungi dokter terdekat untuk dilakukan penanganan.
Patil ikan yang mungkin masih tertinggal harus dicari dan dikeluarkan.
Dianjurkan juga untuk diberikan suntikan tetanus (luka sepele juga bisa
mengakibatkan tetanus). Bila luka meluas, bisa diberikan antibiotik untuk
mencegah infeksi kulit.
Ikan lepu merupakan ikan
yang beraktivitas pada malam hari (nokturnal). Di siang hari, mereka lebih
banyak bersembunyi di tempat terlindung, misalnya di lubang terumbu karang.
Saat ini pemangsa ikan lepu mulai berkurang karena banyak faktor, salah satunya
akibat eksploitasi manusia.
Ikan Lepu Ayam
memiliki klasifikasi ilmiah sebagai berikut :
Biota > Animalia
(Kingdom) > Chordata (Filum) > Actinopterygii (Kelas) >
Scorpaeniformes (Ordo) > Scorpaenidae (Famili) > Pterois (Genus)
> P. volitans (Spesies)
Ikan
Lepu Ayam, secara alami dapat dijumpai di perairan tropis dengan terumbu karang
hingga kedalaman 50 meter. Beberapa temuan juga menunjukkan bahwa ikan ini juga
ditemukan di pantai berpasir, estuari, dan perairan pelabuhan. Habitat asli
ikan ini menyebar di Samudera Pasifik Barat, mulai dari Indonesia, Australia
Utara, Filipina, Papua Nugini, Kepulauan Pasifik (Micronesia, Polynesia, dll),
hingga ke Jepang dan Selandia Baru. Namun, di pertengahan 1990 ikan ini juga
diintroduksikan ke perairan Timur Amerika, tepatnya di Florida, dan sekarang
penyebarannya meluas hingga ke Karibia termasuk Meksiko, Kuba, Puerto Rico,
Bahama, dll. Namun timbul permasalahan setelah ikan ini diintroduksikan ke
habitat barunya. Ikan Lepu Ayam ternyata menjadi spesies invasif di habitat
barunya karena pertumbuhannya yang tidak terkontrol. Kurangnya predator alami
di habitat barunya menjadi faktor ikan ini dapat berkembang biak dengan sangat
pesat, sehingga mengancam kehidupan spesies asli atau endemik daerah tersebut.
Ikan
Lepu Ayam hidup sebagai pemangsa di habitatnya, ikan ini memangsa hewan yang
lebih kecil seperti udang-udangan, kepiting, dan ikan. Ikan ini cenderung aktif
memangsa di malam hari dan termasuk ikan yang rakus. Hanya sedikit yang
diketahui tentang predator dari ikan ini, karena duri yang dimilikinya membuat
ikan ini tidak dijadikan mangsa oleh ikan yang lebih besar. Duri ikan ini
mengandung racun neurotoxin yang dapat mengganggu sistem saraf dan
juga mengganggu kerja sistem kardiovaskuler. meskipun racun ikan ini tidak
mematikan bagi manusia, namun racun ikan ini konon memberikan rasa sakit
disekitar daerah yang terkena sengatan dan mengakibatkan korbannya merasa mual
dan sesak nafas.
Ikan
ini memiliki pola reproduksi yang unik, dimana pada saat malam hari ikan ini
akan beramai - ramai 'menari' di bawah air dan hewan betina akan mengeluarkan
lendir yang berisi ribuan telur yang akan dibuahi oleh hewan jantan. Lendir
yang mengikat telur ikan ini akan larut di dalam air beberapa hari kemudian,
sehingga telur yang sudah dibuahi akan melayang - layang di perairan. Telur
tersebut kemudian berkembang menjadi larva kecil yang nantinya akan berkembang
menjadi ikan dewasa. Ikan Lepu Ayam sangat populer di kalanagan hobiis ikan
hias sebagai ikan yang dapat mempercantik akuarium air laut mereka. Populasi
ikan ini yang meledak di perairan timur Ameria juga menjadikan ikan ini
seringkali diburu untuk dijual sebagai ikan hias.
https://savecoralindonesia.wordpress.com/tag/ikan-lepu/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar