Kamis, 23 Mei 2019

MENGENAL PESUT MAHAKAM


                                          Hasil gambar untuk pesut mahakam termasuk hewan
Indonesia merupakan negara yang kaya raya akan keindahan alam dan hayatinya. Beraneka ragam flora dan fauna yang unik dan langka masih terdapat di negara ini. Dari timur di Pulau Sumatera terdapat Harimau Sumatera dan Gajah nya hingga bagian barat di Pulau Irian Jaya terdapat Burung Cendrawasih yang begitu indah. Dan dibagian tengah di Pulau Kalimantan terdapat hewan yang langka dan sangat sulit untuk ditemui, hewan mamalia ini bernama Ikan Pesut.
Pesut mahakam (Latin:Orcaella brevirostris) adalah sejenis hewan mamalia yang sering disebut lumba-lumba air tawar yang berstatus terancam. Pesut ini dinamakan Pesut mahakam karena banyak ditemukan di perairan Sungai Mahakam, namun kalangan peneliti barat lebih mengenal hewan ini dengan nama Irrawaddy Dolphin. Berdasarkan data tahun 2018, populasi hewan ini tinggal 80 ekor saja di perairan sungai-sungai di Kalimantan dan menempati urutan tertinggi dari daftar satwa Indonesia yang terancam punah. Namun populasi hewan ini justru mengalami peningkatan di Kamboja. Hewan ini dibedakan dari sepupunya Pesut Australia menurut bentuk tengkorak dan siripnya.
Tidak seperti mamalia air lain yakni lumba-lumba dan paus yang hidup di laut, pesut mahakam hidup di sungai-sungai daerah tropis. Populasi satwa langka yang dilindungi undang-undang ini terutama terdapat pada tiga sungai besar di Asia Tenggara yakni Sungai MahakamSungai Mekong, dan Sungai Irrawaddy.
Di Indonesia, hewan ini bisa ditemukan di banyak muara-muara sungai di Kalimantan, tetapi sekarang pesut menjadi satwa langka. Selain di Sungai Mahakam, pesut ditemukan pula ratusan kilometer dari lautan, yakni di wilayah Kecamatan Kota Bangun, Kutai KartanegaraKalimantan Timur. Habitat hewan pemangsa ikan dan udang air tawar ini dapat dijumpai pula di perairan Danau Jempang (15.000 ha), Danau Semayang (13.000 ha), dan Danau Melintang (11.000 ha).
Pesut mahakam mempunyai kepala berbentuk bulat (seperti umbi) dengan kedua matanya yang kecil (mungkin merupakan adaptasi terhadap air yang berlumpur). Tubuh pesut berwarna abu-abu sampai wulung tua, lebih pucat dibagian bawah serta tidak memiliki pola khas. Sirip punggungnya kecil dan membundar di belakang pertengahan punggung. Dahinya tinggi dan berbentuk bundar, tidak ada moncong seperti lumba-lumba lain. Sirip dadanya lebar membundar.
Pesut mahakam bergerak dalam kawanan kecil. Walaupun pandangannya tidak begitu tajam dan kenyataan bahwa pesut hidup dalam air yang mengandung lumpur, namun pesut merupakan 'pakar' dalam mendeteksi dan menghindari rintangan-rintangan. Kemungkinan hewan ini menggunakan gelombang ultrasonik untuk mendapatkan lokasi gema seperti yang dilakukan oleh kerabatnya lumba-lumba laut.
Di Kalimantan, populasi hewan ini terus menyusut akibat habitatnya terganggu, terutama makin sibuknya lalu-lintas perairan Sungai Mahakam, serta tingginya tingkat erosi dan pendangkalan sungai akibat pengelolaan hutan di sekitarnya. Kelestarian Pesut mahakam juga diperkirakan terancam akibat terbatasnya bahan makanan berupa udang dan ikan, karena harus bersaing dengan para nelayan di sepanjang Sungai Mahakam.

Sungai Mahakam merupakan sungai terpanjang dan terbesar di Provinsi Kalimantan Timur dan menjadi habitat dari pesut (Orcaella brevirostris). Pesut mahakam juga dikenal dengan istilah ‘irrawaddy dolphin’. Tidak seperti mamalia air lain seperti lumba-lumba dan ikan paus yang hidup di laut, pesut mahakam hidup di sungai-sungai daerah tropis.
Populasi satwa yang berstatus ‘Rentan’ bahkan tergolong kritis ini hanya terdapat di tiga sungai besar, yakni Sungai Irrawaddy di Myanmar, Sungai Mekong di Kamboja dan Laos, dan area Delta Mahakam di Indonesia. Hingga saat ini masih banyak orang awam yang salah menafsirkan antara pesut mahakam dengan ikan. Terkadang satwa ini sering disebut ‘ikan pesut’ padahal pesut mahakam termasuk lumba-lumba, dan golongan lumba-lumba adalah mamalia, bukan ikan.
Pesut mahakam lebih menyukai perairan di dekat pesisir dan muara, termasuk perairan yang sangat berlumpur dan perairan keruh yang terdapat agak ke pedalaman di sungai-sungai besar, tenang dan tidak mencolok. Beberapa catatan menyebutkan bahwa habitat pesut mahakam pernah terlihat di Sungai Kapuas (Kalimantan Barat), Sungai Barito (Kalimantan Selatan), Sungai Kahayan (Kalimantan Tengah), Sungai Kumai (di sekitar Tanjung Puting), dan ada juga yang melaporkan bahwa pesut mahakam ditemukan di wilayah Jawa, Sumatera serta Papua.
Ketika membahas tentang lumba-lumba irrawaddy di Indonesia, terdapat dua kelompok besar yakni kelompok individu yang hidup di perairan laut pesisir pulau-pulau di Indonesia (pesut) dan kelompok lainnya yang hidup di perairan tawar Sungai Mahakam Kalimantan Timur (pesut mahakam).
Kelompok yang hidup di Sungai Mahakam adalah satu-satunya kelompok lumba-lumba air tawar yang ada di Indonesia hingga saat ini. Sementara yang ada di pesisir merupakan pesut laut dan bukan pesut air tawar. Oleh karena itu, jika ada lumba-lumba irrawaddy (pesut) di sungai-sungai lainnya, maka itu bukanlah lumba-lumba air tawar melainkan lumba-lumba laut pesisir yang menjelajah masuk ke perairan sungai dan tidak menetap di sungai-sungai tersebut.
Dari segi morfologinya, satwa dari ordo Cetacea ini mempunyai panjang tubuh maksimal 2,75 meter dengan berat 90-200 kg. Tubuh pesut mahakam mirip torpedo. Bagian sirip punggungnya rendah, triangular, sedikit berbentuk sabit. Pada kepalanya berbentuk melon (tumpul dan membulat), tidak bermoncong, memiliki lipatan leher yang khas dan jelas.
Garis mulut pesut yang naik ke atas membuat mamalia ini terlihat seperti sedang tersenyum. Tubuhnya berwarna abu-abu dan pada bagian bawahnya berwarna pucat. Ekornya memiliki median notch (tonjolan di batang ekor) yang dangkal dengan tepi yang meruncing, sebagai alat pertahanan utama pada tubuh yang berguna untuk memperdaya musuh.
Berdasarkan sumber yang didapat dari kajian ilmiah, pesut mahakam termasuk mamalia yang hidup berkelompok antara 3-7 ekor. Setiap satu atau dua menit mereka akan muncul ke permukaan untuk bernapas. Selain itu, aktivitasnya adalah bermain dan makan. Perilaku makan pesut mahakam adalah dengan menyemprotkan air dari dalam mulutnya, yang berguna untuk melemaskan ikan sebagai mangsanya.
Pesut mahakam ditetapkan sebagai Spesies Prioritas untuk kelompok mamalia di Indonesia, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 57 Tahun 2008 tentang Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional 2008-2018
Berkurangnya populasi pesut mahakam dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya akibat jaring insang yang dipasang oleh nelayan. Pesut mahakam memiliki kecenderungan untuk memangsa ikan-ikan yang terjerat di jaring insang . Nelayan sering menggunakan keberadaan pesut mahakam sebagai indikator waktu dan lokasi bagi mereka untuk menangkap ikan, sehingga banyak dari mamalia laut ini ikut terjebak atau terjaring oleh nelayan. Apabila terjerat dan tidak mampu melepaskan diri lagi maka satwa ini akan mati karena tidak bisa ke permukaan untuk bernafas.
Ditambah lagi, seperti yang diberitakan oleh Greeners edisi 12 Mei 2016, Sungai Kedaung Kepala yang merupakan sungai kedua habitat utama pesut mahakam diduga terganggu oleh aktivitas transpor ponton.
Menurut studi yang dilakukan oleh Yayasan Konservasi RASI dari tahun 1999 hingga sekarang, populasi pesut telah diambang kepunahan dengan jumlah populasi kurang dari 90 ekor. Studi lain juga menunjukkan bahwa hanya tersisa tiga dari lima anak sungai yang dulunya dapat dipergunakan oleh pesut tanpa gangguan ponton batubara, namun saat ini hampir tidak ditemukan lagi populasinya di tiga anak sungai tersebut.
Sumber :
3. http://www.getborneo.com/ikan-pesut-lumba-lumba-air-tawar-indonesia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar