Banyak alat penangkap ikan dibuat/diciptakan
dengan maksud (tujuan) dapat digukan secara efektif, efesien terhadap sasaran
yang akan ditangkap agar memperoleh hasil semaksimal mungkin. Untuk itu
diperlukan pengetahuan baik mengenai bahan-bahan (materil) untuk membuat alat
tangkap tersebut.
Dewasa ini telah banyak alat tangkap yang dibuat dari bahan-bahan
sintetis yang dinilai baik, kuat dan
tahan lama dan mudah pemeliharaannya misalnya untuk jarring, adalah: nilon, polyethelen, benang plastik (monofilament) dan lain-lainnya, sedang untuk
pelampung digunakan bahan dari busa sintetis, perca-perca dalam pembuatan sandal,
bola gelas, cycolex
Salah satu alat tersebut
adalah jermal.
Definisi dan Klasifikasi
Jermal
adalah alat penangkapan ikan yang terdiri dari tiang-tiang pancang yang
merupakan sayap, jaring jermal, dan rumah jermal. Jermal disebut sebagai stow
net, yaitu tipe jaring berbentuk kantongyang dipasang dengan bukaan mulut
menghadap arus pasang surut, bersifat pasif dan menetappada daerah penangkapan
tertentu . Jermal diklasifikasikan ke dalam kelompok perangkap dan penghadang .
Jermal ini terbuat
dari jaring berbentuk kantong dan dipasanag semi permanen menentang arus
(biasanya arus pasang surut). Alat tangkap ini biasanya digunakan untuk
memanfaatkan ikan-ikan yang mengikuti arus. Alat tangkap ini sangat sederhana,
di mana pada daerah penangkapan yang cocok alat tersebut dipasang. Lama
pemasangannya sengat relatif, jika sudah banyak ikan yang masuk kedalam jaring,
dikeluarkan hasil tangkapannya. Untuk memudahkan pengoperasiannya, pada daerah
penangkapan biasanya dibuat bangunan untuk menunggu dan memantau hasil
tangkapan
Konstruksi Alat
Penangkapan Ikan
Jermal
memiliki bagian-bagian yang terdiri dari jajaran tiang-tiang pancang yang
merupakan sayap, jaring jermal, dan rumah jermal.Jajaran tiang pancang biasanya
terbuat dari bahan kayu nibung, kayu pohon bakau,atau pun kayu tengar. Ukuran
panjang tiang pancang umumnya antara 12-15 m dan berdiameter 10-20 cm.
Jaring jermal
terdiri dari tiga bagian yaitu mulut, badan, dan kantong. Jaring jermal ini
bentuknya bisa menyerupai tikar 9jermal biasa0, berbentuk kantong (bubu jermal
atau jaring kantong jermal), berbentuk gabungan antara tikar dan kantong
(kilung bagan atau ambai jermal). Jaring terbuat dari benang katun, kuralon,
atau nilon halus. Jaring pada alat tangkap jermal terdiri dari dua lapisan,
lapisan pertama ukuran mata jaringnya lebih besar dan diletakkan pada lapisan
atas, sedangkan lapisan yang kedua ukuran mata jaringnya lebih kecil dan
diletakkan pada lapisan terluar jaring jermal. Rumah jermal, merupakan
(flatform) tempat kegiatan perikanan jermal dilakukan, dan tempat tinggal
pekerja-pekerja jermal.
Parameter
utama dari jermal adalah ukuran tiang-tiang pancang atau tiang penghadang.
Selain itu bukaan mulut jaring jermal juga menjadi salah satu faktor
keberhasilan dalam usaha penangkapan tersebut.
Kelengkapan dalam Unit
Penangkapan Ikan
1. Kapal
Pengoperasian alat tangkap jermal tidak memerlukan kapal. Kapal kecil atau
perahu hanya digunakan sebagai alat transportasi nelayan untuk menuju daerah
penangkapan dan sebagai pengangkut hasil tangkapan.
2. Nelayan
Pengoperasian alat tangkap jermal setidaknya membutuhkan pekerja-pekerja jermal
yang umumnya terdiri dari 6-8 orang yang bertugas untuk menekan galah yang
terdapat pada kanan atau kiri mulut jaring ke bawah sampai di dasar sehingga
mulut kantong jaringvterbuka secara sempurna dan mengambil hasil tangkapan
3. Alat Bantu
Alat
bantu pada pengoperasian jermal yaitu serok atau scoop net yang berfungsi untuk
mengambil hasil tangkapan yang ada di dalam jaring . Selain itu, terdapat galah
pengangkat untuk membantu proses pengangkatan bagian tengah kantong jermal
ketika akan mengambil hasil tangkapan.
4. Umpan
Pengoperasian alat tangkap jermal tidak memerlukan umpan karena alat tangkap
tersebut hanya mengandalkan arus dari perairan temapt alat tangkap tersebut
dioperasikan. Kami tidak menemukan sumber pustaka yang mencantumkan alat
tangkap jermal memerlukan umpan dalam pengoperasiannya.
Metode Pengoperasian
Alat
Nelayan
melakukan persiapan terlebih dahulu sebelum berangkat ke lokasi penangkapan
ikan. Persiapan tersebut meliputi persiapan perbekalan, bahan bakar untuk mesin
kapal sebagai alat transportasi untuk menuju lokasi penangkapa, dan minyak
tanah untuk lampu petromaks dan untuk merebus ikan.
Adapun tahapan dalam
pengoperasian jermal ada empat tahap, yaitu sebagai berikut.Penurunan jermal
(setting). Adapun urutan penurunan aklat tangkap jermal adalah melepas penahan
penggulungyang ada di bagian depan, kemudian menurunkan kedua sisi mulut jaring
bagian depan sebelah kanan dan kiri dengan bantuan tiang penekan sampai
menjejak dasar perairan, lalu mengikat kedua tiang penekan pada tiang utama
rumah induk jermal, menurunkan jaring bagian tengah hingga bagian belakang
sampai badan jaring masuk ke dalam air tetapi tidak sampai ke dasar perairan
dan menurunkan sebagian kecil jaring belakang yang terdiri dari dua lembar
saringan yang berfungsi sebagai tempat menampung hasil tangkapan.
Tahap
selanjutnya yaitu perendaman (soaking). Lama perendaman jermal adalah 20-30
menit. Selama menunggu perendaman, nelayan dalam pondok jermal mengamati apakah
sudah ada ikan atau udang yang terkumpul. Lalu proses selanjutnya yaitu
pengangkatan jermal (hauling). Proses pengangkatan jermal meliputi melepaskan
ikatab tiang penekan bagian depan, lalu digulung kembali dengan menggunakan
penggulung, kemudian penggulung ditahan hingga tidak berputar lagi dan dapat
menahan jaring yang sudah tergantung dan jaring bagian tengah dan belakang
dinaikkan menggunakan penggulung sampai menyentuh pelataran, kemudian
penggulung ditahan agar tidak berputar dan dan dapat menahan bagian jaring yang
sudah menggantung.
Proses yang
terakhir yaitu pengambilan hasil tangkapan. Hasil tangkapan dapat diambil
dengan menutup mulut jaring. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengangkat
bibir bawah sehingga menyatu dengan bibir atas, kemudian diikuti dengan
mengangkat bagian kantong melalui katrol-katrol. Pengambilan hasil tangkapan
dilakukan dengan membuka ikatan tali pada ujung belakang kantong.
Daerah Pengoperasian
Pengoperasian alat tangkap jermal biasanya dioperasikan pada perairan yang
jaraknya sekitar 3-6 mil dari pantai.Daerah penangkapan jermal ialah
daerah-daerah pantai dan daerah teluk, daerah dimana ikan-ikan bermigrasi
kedaerah tersebut. Fishing ground harus terlindung dari angin yang kuat, karena
akibat hembusan angin akan menimbukan gelombang yang akan mempersulit kerja
nelayan. Selain itu dasar permukaan tempat pengoperasian alat tangkap jermal
harus berupa pasir atau lumpur agar tiang-tiang pancang dapat berdiri kokoh dan
memudahkan nelayan untuk memasang alat tangkap tersebut .
Daerah
distribusi jermal terutama terdapat di Panipahan, Bagan Siapi-api, Pulau
Merbau, imigrasi hilir di Riau, Tanjung Tiram, Sumatra Utara, Tanjung Ledong,
Sei Brombang, Labuhan Bilib, Bagan Asahan, Pangkalan Dedek, Pangkalan Brandan,
Bandar Kalifah, Tanjung Biringin, Sialang Buah dan Belawan .
Hasil Tangkapan
Hasil
tangkapan dari pengoperasian alat tangkap jermal terutama jenis-jenis
sumberdaya perikanan pantai, diantaranya yaitu biang-biang (Setipinna spp),
bulu ayam (Engraulis spp), kasihmadu (Kurtus indicus), nomei (Harpodon spp),
gulamah (Scinea spp), bawal putih (Pampus argentus), mata belo (Pellona spp),
dan jenis-jenis udang. Selain itu ada hasil tangkapan sampingan dari alat
tangkap jermal yaitu golok-golok, kakap (Later carcarifer), senangin (Polynemus
spp), selanget (Dorosoma spp), dan beloso (Saudira spp) .
Sumber :
1.
Subani,W dan H.R. Barus. 1989. Alat
Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia Jurnal Penelitian Perikanan Laut
Nomor : 50 Tahun 1988/1989. Edisi Khusus. Jakarta : Balai Penelitian Perikanan
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.
2.