Rabu, 26 Juni 2019

ALAT TANGKAP IKAN JERMAL

        Hasil gambar untuk alat tangkap jermal

Banyak alat penangkap ikan dibuat/diciptakan dengan maksud (tujuan) dapat digukan secara efektif, efesien terhadap sasaran yang akan ditangkap agar memperoleh hasil semaksimal mungkin. Untuk itu diperlukan pengetahuan baik mengenai bahan-bahan (materil) untuk membuat alat tangkap tersebut.
Dewasa ini telah banyak alat tangkap yang dibuat dari bahan-bahan sintetis yang dinilai baik, kuat dan tahan lama dan mudah pemeliharaannya misalnya untuk jarring, adalah: nilon, polyethelen, benang plastik (monofilament) dan lain-lainnya, sedang untuk pelampung digunakan bahan dari busa sintetis, perca-perca dalam pembuatan sandal, bola gelas, cycolex
Salah satu alat tersebut adalah jermal.

Definisi dan Klasifikasi
    Jermal adalah alat penangkapan ikan yang terdiri dari tiang-tiang pancang yang merupakan sayap, jaring jermal, dan rumah jermal. Jermal disebut sebagai stow net, yaitu tipe jaring berbentuk kantongyang dipasang dengan bukaan mulut menghadap arus pasang surut, bersifat pasif dan menetappada daerah penangkapan tertentu . Jermal diklasifikasikan ke dalam kelompok perangkap dan penghadang .
Jermal ini  terbuat dari jaring berbentuk kantong dan dipasanag semi permanen menentang arus (biasanya arus pasang surut). Alat tangkap ini biasanya digunakan untuk memanfaatkan ikan-ikan yang mengikuti arus. Alat tangkap ini sangat sederhana, di mana pada daerah penangkapan yang cocok alat tersebut dipasang. Lama pemasangannya sengat relatif, jika sudah banyak ikan yang masuk kedalam jaring, dikeluarkan hasil tangkapannya. Untuk memudahkan pengoperasiannya, pada daerah penangkapan biasanya dibuat bangunan untuk menunggu dan memantau hasil tangkapan

Konstruksi Alat Penangkapan Ikan
   Jermal memiliki bagian-bagian yang terdiri dari jajaran tiang-tiang pancang yang merupakan sayap, jaring jermal, dan rumah jermal.Jajaran tiang pancang biasanya terbuat dari bahan kayu nibung, kayu pohon bakau,atau pun kayu tengar. Ukuran panjang tiang pancang umumnya antara 12-15 m dan berdiameter 10-20 cm.
   Jaring jermal terdiri dari tiga bagian yaitu mulut, badan, dan kantong. Jaring jermal ini bentuknya bisa menyerupai tikar 9jermal biasa0, berbentuk kantong (bubu jermal atau jaring kantong jermal), berbentuk gabungan antara tikar dan kantong (kilung bagan atau ambai jermal). Jaring terbuat dari benang katun, kuralon, atau nilon halus. Jaring pada alat tangkap jermal terdiri dari dua lapisan, lapisan pertama ukuran mata jaringnya lebih besar dan diletakkan pada lapisan atas, sedangkan lapisan yang kedua ukuran mata jaringnya lebih kecil dan diletakkan pada lapisan terluar jaring jermal. Rumah jermal, merupakan (flatform) tempat kegiatan perikanan jermal dilakukan, dan tempat tinggal pekerja-pekerja jermal.
   Parameter utama dari jermal adalah ukuran tiang-tiang pancang atau tiang penghadang. Selain itu bukaan mulut jaring jermal juga menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam usaha penangkapan tersebut. 

Kelengkapan dalam Unit Penangkapan Ikan
1. Kapal
      Pengoperasian alat tangkap jermal tidak memerlukan kapal. Kapal kecil atau perahu hanya digunakan sebagai alat transportasi nelayan untuk menuju daerah penangkapan dan sebagai pengangkut hasil tangkapan.
2. Nelayan
      Pengoperasian alat tangkap jermal setidaknya membutuhkan pekerja-pekerja jermal yang umumnya terdiri dari 6-8 orang yang bertugas untuk menekan galah yang terdapat pada kanan atau kiri mulut jaring ke bawah sampai di dasar sehingga mulut kantong jaringvterbuka secara sempurna dan mengambil hasil tangkapan
3. Alat Bantu
    Alat bantu pada pengoperasian jermal yaitu serok atau scoop net yang berfungsi untuk mengambil hasil tangkapan yang ada di dalam jaring . Selain itu, terdapat galah pengangkat untuk membantu proses pengangkatan bagian tengah kantong jermal ketika akan mengambil hasil tangkapan.
4. Umpan
     Pengoperasian alat tangkap jermal tidak memerlukan umpan karena alat tangkap tersebut hanya mengandalkan arus dari perairan temapt alat tangkap tersebut dioperasikan. Kami tidak menemukan sumber pustaka yang mencantumkan alat tangkap jermal memerlukan umpan dalam pengoperasiannya.

Metode Pengoperasian Alat
   Nelayan melakukan persiapan terlebih dahulu sebelum berangkat ke lokasi penangkapan ikan. Persiapan tersebut meliputi persiapan perbekalan, bahan bakar untuk mesin kapal sebagai alat transportasi untuk menuju lokasi penangkapa, dan minyak tanah untuk lampu petromaks dan untuk merebus ikan.
Adapun tahapan dalam pengoperasian jermal ada empat tahap, yaitu sebagai berikut.Penurunan jermal (setting). Adapun urutan penurunan aklat tangkap jermal adalah melepas penahan penggulungyang ada di bagian depan, kemudian menurunkan kedua sisi mulut jaring bagian depan sebelah kanan dan kiri dengan bantuan tiang penekan sampai menjejak dasar perairan, lalu mengikat kedua tiang penekan pada tiang utama rumah induk jermal, menurunkan jaring bagian tengah hingga bagian belakang sampai badan jaring masuk ke dalam air tetapi tidak sampai ke dasar perairan dan menurunkan sebagian kecil jaring belakang yang terdiri dari dua lembar saringan yang berfungsi sebagai tempat menampung hasil tangkapan.
   Tahap selanjutnya yaitu perendaman (soaking). Lama perendaman jermal adalah 20-30 menit. Selama menunggu perendaman, nelayan dalam pondok jermal mengamati apakah sudah ada ikan atau udang yang terkumpul. Lalu proses selanjutnya yaitu pengangkatan jermal (hauling). Proses pengangkatan jermal meliputi melepaskan ikatab tiang penekan bagian depan, lalu digulung kembali dengan menggunakan penggulung, kemudian penggulung ditahan hingga tidak berputar lagi dan dapat menahan jaring yang sudah tergantung dan jaring bagian tengah dan belakang dinaikkan menggunakan penggulung sampai menyentuh pelataran, kemudian penggulung ditahan agar tidak berputar dan dan dapat menahan bagian jaring yang sudah menggantung.
   Proses yang terakhir yaitu pengambilan hasil tangkapan. Hasil tangkapan dapat diambil dengan menutup mulut jaring. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengangkat bibir bawah sehingga menyatu dengan bibir atas, kemudian diikuti dengan mengangkat bagian kantong melalui katrol-katrol. Pengambilan hasil tangkapan dilakukan dengan membuka ikatan tali pada ujung belakang kantong.

Daerah Pengoperasian
    Pengoperasian alat tangkap jermal biasanya dioperasikan pada perairan yang jaraknya sekitar 3-6 mil dari pantai.Daerah penangkapan jermal ialah daerah-daerah pantai dan daerah teluk, daerah dimana ikan-ikan bermigrasi kedaerah tersebut. Fishing ground harus terlindung dari angin yang kuat, karena akibat hembusan angin akan menimbukan gelombang yang akan mempersulit kerja nelayan. Selain itu dasar permukaan tempat pengoperasian alat tangkap jermal harus berupa pasir atau lumpur agar tiang-tiang pancang dapat berdiri kokoh dan memudahkan nelayan untuk memasang alat tangkap tersebut .
    Daerah distribusi jermal terutama terdapat di Panipahan, Bagan Siapi-api, Pulau Merbau, imigrasi hilir di Riau, Tanjung Tiram, Sumatra Utara, Tanjung Ledong, Sei Brombang, Labuhan Bilib, Bagan Asahan, Pangkalan Dedek, Pangkalan Brandan, Bandar Kalifah, Tanjung Biringin, Sialang Buah dan Belawan .

Hasil Tangkapan
   Hasil tangkapan dari pengoperasian alat tangkap jermal terutama jenis-jenis sumberdaya perikanan pantai, diantaranya yaitu biang-biang (Setipinna spp), bulu ayam (Engraulis spp), kasihmadu (Kurtus indicus), nomei (Harpodon spp), gulamah (Scinea spp), bawal putih (Pampus argentus), mata belo (Pellona spp), dan jenis-jenis udang. Selain itu ada hasil tangkapan sampingan dari alat tangkap jermal yaitu golok-golok, kakap (Later carcarifer), senangin (Polynemus spp), selanget (Dorosoma spp), dan beloso (Saudira spp) .

Sumber :
1.    Subani,W dan H.R. Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia Jurnal Penelitian Perikanan Laut Nomor : 50 Tahun 1988/1989. Edisi Khusus. Jakarta : Balai Penelitian Perikanan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.
2.     


Tidak ada komentar:

Posting Komentar