Jumat, 07 September 2018

CARA BUDIDAYA IKAN CLOWNFISH (IKAN BADUT)



                                                Hasil gambar untuk budidaya ikan hias laut clown fish
Potensi pengembangan budidaya ikan hias di Indonesia sangat besar. Namun selama ini pembudidaya lebih banyak melakukan kegiatan usaha pembesaran ataupun pembenihan ikan konsumsi. Padahal potensi usaha budidaya ikan hias juga sangat menjanjikan untuk dapat dikembangkan.
Perkembangan produksi budidaya ikan hias Indonesia selama tahun 2009-2012 cenderung meningkat dari sebesar 566 juta ekor pada 2009 menjadi 978 juta ekor pada 2012 atau mengalami peningkatan rata-rata sebesar 18,9% per tahun. Dari data Kementerian Kelautan dan Perikanan sampai dengan tahun 2011 Indonesia baru menguasai 6,95% perdagangan ikan hias dunia atau menduduki ranking ke-5 setelah Rep. Ceko, Thailand, Jepang dan Singapura
Budidaya ikan hias kini mampu memberikan penghidupan yang layak bagi pelakunya. Saat ini ikan hias air tawar yang telah berkembang dan banyak diusahakan dengan pembudidayaan. Bahkan beberapa diantara ikan hias yang langka dan memiliki nilai ekonomis cukup tinggi telah dapat dilakukan proses pembudidayaan dan pembenihannya. Namun saat ini budidaya ikan hias air laut belum begitu berkembang.
Ketersedian produksi ikan hias laut di Indonesia selama ini sebagian besar dari hasil penangakapan, sedangkan produksi hasil budidaya masih sangat kecil, sehingga apabila hal ini tidak dikelola dengan benar dan tepat maka kemungkinan besar ikan hias laut akan mengakibatkan penurunan populasi ikan hias di laut dan mengancam kelestarian sumber itu sendiri, Namun apabila potensi ikan hias ini di tangani secara serius akan mampu berbicara banyak di pasar Internasional dan akan mendorong Indonesia menjadi eksportir terbesar di dunia mengungguli Singapura.



Clownfish atau lebih dikenal dengan ikan nemo atau ikan badut adalah ikan hias air laut yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Clownfish merupakan satu diantara 34 spesies anggota genus Amphiprion, famili Pomacentridae. Beberapa alasan sehingga ikan ini digemari sebagai pajangan di akuarium karena keindahan warna tubuhnya yaitu orange cerah dengan kombinasi hiasan 3 garis putih pada bagian kepala, badan dan pangkal ekor; gerakan yang lincah; dan memiliki postur tubuh mungil dan tidak ganas. 
Ikan Clown merupakan hewan vertebrata (bertulang belakang) yang termasuk dalam filum Chordata.
Kingdom : Animalia
Fhylum : Chodata
Class : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Family : Fomacentridae
   Hasil gambar untuk budidaya ikan hias laut clown fish
Ikan ikan nemo atau Ikan Clown berasal dari famili Pomacentridae. Salah satu famili terbesar dalam komunitas ikan karang Hingga saat ini diketahui ada sekitar 28 spesies. 27 spesies diantaranya termasuk dalam marga Amphiprion dan dua lainnya marga Premnas. Bentuknya yang cenderung bulat, Ikan Clown umumnya berwarna kuning, oranye, kemerahan, hitam dan putih dengan motif badan cenderung berupa garis putih. Motifnya yang berwarna menyala dengan gerakan yang lucu ini yang membuatnya dijuluki badut/clown. Sisiknya relatif besar dengan sirip dorsal yang unik. Pola warna pada ikan ini sering dijadikan dasar dalam proses identifikasi mereka, disamping bentuk gigi, kepala dan bentuk tubuh. Variasi warna dapat terjadi pada spesies yang sama, khususnya berkenaan dengan lokasi sebarannya. Sebagai contoh Amphiprion clarkii merupakan spesies yang mempunyai penyebaran paling luas, sehingga spesies ini mempunyai variasi warna yang paling banyak (tergantung pada tempat ditemukan) dibandingkan dengan spesies Ikan Clown lainnya. Ukuran maksimalnya bisa mencapai 10 – 18 cm. Ikan Clown terlahir dalam keadaan jantan dan yang akan berubah kelamin

Besarnya permintaan pasar yang mengandalkan tangkapan alami menyebabkan eksploitasi ikan clownfish tidak terkendali. Hal inilah yang menyebabkan ikan ini dikategorikan sebagai biota yang dilindungi dan masuk dalam Daftar/Apendix I. Oleh karena itu, upaya budidaya merupakan salah satu hal yang harus dilakukan untuk menjaga kelestarian ikan ini sekaligus mampu memenuhi kebutuhan pasar, disamping cara budidaya ikan ini sangat mudah.

Pemeliharaan Calon Induk
Kegiatan pemeliharaan benih dapat dilakukan di bak semen, fiber glass atau akuarium. Agar tercipta suasana nyaman bagi ikan, maka dalam wadah pemeliharaan diberi tanaman/ anemon laut dengan substrat dari karang/ genteng. Lama pemeliharaan benih berukuran 1,5 cm sampai siap dipijahkan menjadi induk sekitar 5-6 bulan. Calon induk tersebut biasanya berukur 4-5 cm. Pakan induk adalah pelet dan sebagai pelengkap nutrisi diberi tambahan udang jambret dan artemia dewasa

Perjodohan
Kegiatan perjodohan dilakukan bila calon induk telah berkukuran lebih dari 4 cm. Wadah yang digunakan untuk perjodohan sebaiknya dari bahan kaca, untuk mempermudah pengamatan dan seleksi calon induk. Kapadatan pemeliharaan 5-6 ekor/ 100 liter. Agar tercipta kondisi nyaman dan memicu terbentuknya calon pasangan baru, di dalam akuarium ditempatkan anemon laut (Radianthus ritterri). Selanjutnya dilakukan pengamatan sedemikian rupa sampai dapat ada sepasang calon induk yang hidup secara harmonis.

Pemijahan dan Pengeraman
Sebelum pemijahan, induk jantan melakukan pembersihan substrat sekitar anemon dengan melakukan gerakan berayun-ayun didepan betina dan tarian patah-patah mengitari betina. Selanjutnya bila saat memijah, kedua induk akan lebih aktif melakukan pembersihan substrat untuk tempat menempelkan telur. Proses pemijahan berlangsung antara pukul 12.00-14.00 WIB dan pembuahan dilakukan secara eksternal. Kedua induk melakukan penataan posisi telur sehingga menjadi rapi, selanjutnya aktif melakukan pembersihan dan perawatan telur, dengan mengibaskan ekor dan menyemprotkan air melalui mulut di sekitar telur. Masa pengeraman telur 9-10 hari. Induk akan memijah kembali 1-2 hari setelah telur menetas.

Panen Larva
Telur menetas pagi hari (05.00-08.00 WIB). Panen larva dilakukan pada pukul 08.00-10.00 WIB. Larva dipanen dengan serok lembut, setelah terkumpul di dalam serok, kemudian dipindahkan kedalam air media dengan gelas. Jumlah larva yang dihasilkan oleh sepasang induk clownfish dalam satu periode pemijahan berkisar 95-350 ekor.

Pemeliharaan Larva
Padat penebaran larva dalam wadah akuarium sekitar 3-5 ekor/lt. Wadah pemeliharaan larva adalah bak semen, fiberglass atau akuarium. Pakan awal larva adalah Branchionus, selanjutnya dapat diberi kopepoda, nauplii, artemia dan Diaphanosoma. Pergantian air dilakukan pada hari ke h atau bila diperlukan, sekitar 20-30%. Jenis dan jumlah pemberian pakan disajikan pada tabel berikut: 

Jenis dan Jumlah Pemberian Pakan
Umur (Hari)
Jenis Pakan
Zooplankton/ Pelet
Kepadatan (Dipertahankan)
1-5
Branchionus
10 - 20 kor/ml
4-10
Kopepoda
200 ekor/liter
7-40
Nauplii, artemia
300 ekor/liter
25-90
Diaphanosoma
200 ekor/liter
30-90
Artemia remaja
200 ekor/liter
80-dewasa
Pelet
Ad libitum

Pemeliharaan Benih
Wadah dan perlakuan pemeliharaan benih clownfish hampir sama dengan pemeliharaan calon induk. Pakan benih adalah Diaphanosoma, artemia remaja dan dilatih dengan pakan buatan (ukuran pelet disesuaikan). Setelah ukuran benih 3 cm pemberian pakan buatan prosentasenya lebih besar (75%) dibandingkan pakan hidup (25%), karena hanya sebagai pelengkap nutrisi. Penyiponan dan penggantian air dilakukan setiap hari, disesuaikan dengan kondisi kualitas air media.

Pertumbuhan
Pertumbuhan clownfish tergolong lambat bila dibandingkan dengan ikan konsumsi, tetapi hal ini desesuaikan dengan ikan dewasa atau induk yang panjangnya ahanya 7-8 cm. Dari stadia larva sampai mencapai ukuran dewasa atau induk memerlukan 7-8 bulan.

Parameter Kualitas Air
Pengelolaan kualitas air tidak jauh berbeda dengan pemeliharaan ikan pada umumnya. Diperlukan penyiponan kotoran dan sisa makanan di dasar wadah. Pergantian air minimal 1 kali sehari, sekitar 20-50 % atau bila diperlukan. Hal tersebut dilakukan untuk mempertahankan kualitas air optimal dan tetap jernih. Kisaran parameter kualitas air pemeliharaan ikan clownfish secara lengkap disajikan sebagai berikut: 
  Parameter Kualitas Air
Paremeter
Kisaran Nilai
Suhu (⁰C)
26 - 32
Salinitas (‰)
27 - 32
DO (ppm)
3,5 - 6,5
pH
7,8 - 8,5


Sumber: Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung Jalan Yos Sudarso, Desa Hanura, Kecamatan Padang Cermi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar