Pengapuran
adalah pemberian kapur ke dalam tanah pada umumnya bukan karena tanah
kekurangan unsur Ca tetapi karena tanah terlalu masam. Oleh karena itu pH tanah
perlu dinaikkan agar unsur-unur hara seperti P mudah diserap tanaman dan
keracunan Al dapat dihindarkan.
Pengapuran
adalah salah satu bentuk dari remediasi selain pengoksidasian dan pembìlasan
tanah Untuk mengatasi Permasalahan utama pada tambak tanah sulfat masam antara
lain: pH rendah (S 3,5); kurang tersedia fosfor (P), kalsium (Ca), dan
magnesium kandungan unsur molibdium (Mo) dan besi (Fe) serìng berlébihan
sehingga dapat meracuni organisme; serta kelarutan aluminium (Al) sering tinggi
sehingga merupakan penghambat ketersediaan P. Penambahan pupuk, terutama yang
mengandung P sering tidak bermanfaat pada tanah masam ini bila unsur-unsur
toksìk sepertì AI, Fe, dan Mn tidak diatasi.
Fungsi Pengapuran
Pengapuran berguna untuk memperbaiki
keasaman (pH) dasar tambak. dasar tambak yang ber-pH rendah dapat menyebabkan
rendahnya pH air tambak. oleh karena itu, perbaikan pH air tambak harus dimulai
dari perbaikan pH tanah dasar tambak. selain untuk memperbaiki keasaman dasar
tambak, kapur juga berfungsi sebagai desinfektan dan penyedia unsur hara
(fosfor) yang dibutuhkan plankton. tanah dasar tambak yang mengandung pirit
harus direklamasi terlabih dahulu selama kurang lebih 4 bulan sebelum diberi
kapur sejumlah 2-2,5 ton/ha.
Kapur yang digunakan di tambak
berfungsi untuk meningkatkan kesadahan dan alkalinitas air membentuk sistem
penyangga (buffer) yang kuat, meningkatkan pH, desinfektan, mempercepat
dekomposisi bahan organik, mengendapkan besi, menambah ketersediaan unsur P,
dan merangsang pertumbuhan plankton serta benthos).
Fungsi pengapuran antara lain:
1)
Meningkatkan pH tanah dan air
2)
Membakar jasad jasad renik penyebab penyakit dan hewan liar
3)
Mengikat dan mengendapkan butiran lumpur halus
4)
Memperbaiki kualitas tanah
5)
Kapur yang berlebihan dapat mengikat fosfat yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan
plankton
Manfaat pengapuran diantaranya:
1)
menormalkan asam-asam bebas dalam air, sehingga pH meningkat
2) mencegah kemungkinan
terjadinya perubahan pH air atau tanah yang mencolok
3) mendukung kegiatan bakteri
pengurai bahan organik sehingga garam dan zat hara akan terbebas.
4)
mengendapkan koloid yang melayang layang dalam air tambak
Teknik-Teknik Pengapuran
Pemberian kapur dilakukan dengan
cara disebar merata di permukaan tanah dasar kolam. setelah pengapuran selesai,
tanah dasar kolam dibalik dengan cangkul sehingga kapur bisa lebih masuk ke
dalam lapisan tanah dasar. pengapuran untuk kolam semen dan terpal dilakukan
dengan cara dinding kolam dan dasar terpal dikuas dengan kapur yang telah dicampuri
air .
Sebelum mengapurnya, kita harus
mengeringkan tambak terlebih dahulu. Tebarkan kapur secara merata di permukaan
tambak dengan jumlah yang disesuaikan dengan luas tambak dan tekstur tanah.
Kapur yang diperlukan adalah kapur pertanian atau kapur lain dengan takaran
disesuaikan dengan pH tanah.
Pengapuran yang dilakukan dìbagi
atas 2 tahap yaitu pengapuran dasar dan pengapuran susulan. Pengapuran dasar
dìlakukan setelah pengerìngan tambak dengan dosis 1.000--1.875 kg/ha yang
ditebaŕ secara merata ke permukaan tanah dasar tambak,‘tergantung pH tanah
dasar tambak.
Adapun cara-cara pengapuran tambak
agar memperoleh hasil yang baik diantaranya:
1. tanah
dasar tambak setelah pengeringan digali dengan kedalaman sekitar 0,1 meter,
selanjutnya dicampur dengan kapur dan diaduk
2.
pengadukan harus baik dan benar hingga merupakan adonan yang homogen serta
sempurna
3.
setelah adonan sempurna, bisa dikembalikan dan diratakan pada dasar tambak
4. pengapuran dilakukan setiap
musim penebaran benur atau nener
Pemberian kapur dilakukan dengan
cara disebar merata dipermukaan tanah dasar kolam. setelah pengapuran selesai,
tanah dasar kolam dibalik dengan menggunakan cangkul sehingga kapur bisa lebih
masuk ke dalam lapisan tanah dasar, pengapuran untuk kolam semen dan terpal
dilakukan dengan cara dinding kolam dan terpal dikuas dengan kapur yang telah
dicampur air.
Cara Pengapuran Tambak yaitu periksa
pH tanah pada beberapa titik yang berbeda pada dasar tambak dengan menggunakan
alat pengukur pH hingga sesuai dengan yang diharapkan.
·
pH 4-5 digunakan kapur 500 - 1000 kg/ha.
·
pH 5-6 digunakan kapur
·
250 - 500 kg/ha.
·
pH > 6 digunakan dolomit 100 – 250 kg/ha.
Pemberian kapur harus disesuaikan
dengan tekstur dan pH tanah. Kemudian dolomit/kapur ditebarkan ke seluruh dasar
dan pematang tambak dan tambak siap diisi sampai ketinggian yang dinginkan.
Jenis-Jenis Kapur Yang Biasa Dipakai
Dalam Pengapuran Tambak
Jenis kapur yang digunakan pada
kegiatan budidaya udang tradisional plus ini adalah kapur dolomite (Ca
Mg(CO3)2, karena kapur ini memiliki pengaruh yang lebih lama, mudah diperoleh,
meninggalkan residu dan kecepatan reaksìnya lebih lambat, sertajuga mengandung
Mg selaìn Ca.
Jenis kapur yang biasa digunakan
untuk pengapuran kolam adalah kapur aktif atau kapur tohor (CaO) dan kapur
pertanian (CaCO3) atau CaMg(CO3)2. Kapur tohor atau kapur sirih adalah kapur
yang pembuatannya melaluin proses pembakaran. bahan penyusunnya berupa batuan
tohor gunung dan kulit kerang. Kapur pertanian adalah kapur karbonat yang bahan
penyusunnya berupa batuan kapur tanpa melaluin proses pembakaran, tetapi
langsung digiling. terdapat dua macam kapur pertanian, yaitu kalit dan dolomit.
kalsit bahan bakunya didominasi oleh kandungan karbonat dan sedikit magnesium
(CaCO3), sementara dolomit bahan bakunya didominaso oleh kalsium karbonat dan
magnesium karbonat (CaMg(CO3)2).
Jenis kapur yang dapat diaplikasikan
di tambak TSM yaitu kapur karbonat, kapur oksida dan kapur hidrat.
· Kapur karbonat :
kapur karbonat diperoleh dengan menggiling batu kapur tanpa pemanasan. yang
tergolong kapur karbonat adalah:Kalsit (CaCO3) dan dolomit (CaMg(CO3)2)
· Kapur oksida :
kapur ini diproduksi setelah pemanasan kapur karbonat. kapur oksida dikenal
pula sebagai kapur bakar atau kapur tohor (CaO)
· Kapur
hidrat : kapur ini diperoleh dengan menambahkan air pada kapur oksida. kapur
hidrat dikenal pula dengan nama kapur bangunan atau kapur tembok Ca(OH)2
Kesesuaian jenis kapur untuk
digunakan sebagai material penertal tergantung pada beberapa faktor antara lain
kekuatan menetralisir, harga, tingkat reaksi dengan tanah, tingkat kehalusan
butir, dan kemudahan untuk digunakan/tidak beresiko. Biasanya dolomit dan
kalsit yang lebih umum digunakan oleh para petani tambak dengan alasan tersebut
di atas. Kapur dolomit memiliki pengaruh lebih lama, mudah diperoleh, tidak
meninggalkan residu dan kecepatan reaksi lebih lambat.
Dosis Kapur Dalam Pengapuran Tambak
Sebelum menentukan dosis kapur pada
persiapan tambak, maka perlu diketahui cara pengukuran pH menggunakan pH meter.
Setelah nilai pH tanah diketahui maka dosis kapur yang digunakan disesuaikan
dengan tingkat keasaman tanah.
Kebutuhan kapur per hektar tambak
tergantung dari derajat keasaman tanah tambak (pH). Umumnya, tambak yang sudah
beberapa kali digunakan untuk pemeliharaan udang akan ber-pH rendah karena
telah terjadi proses pembusukan bahan organik berupa sisa pakan dan kotoran
udang sehingga menghasilkan asam dari proses oksidasi. semakin rendah pH tanah,
jumlah kapur yang diperlukan juga semakin banyak.
Sumber
:
2.
www.ilmuhewan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar