Sabtu, 23 Desember 2017

TEKNIK BUDIDAYA ABALONE (Haliotis asinina)




 
Abalon merupakan komoditas perikanan bernilai tinggi, khususnya di negara-negara maju di Eropa dan Amerika Utara. Biota laut ini dikonsumsi segar atau kalengan. Di Indonesia, jenis siput ini belum banyak dikenal masyarakat dan pemanfaatannya baru terbatas di daerah-daerah tertentu, khususnya di daerah pesisir.
Pemanfaatan sumber daya laut tidak hanya dilakukan melalui penangkapan, tetapi juga perlu dikembangkan usaha budidaya, salah satunya adalah budidaya laut. Saat ini pengembangan budidaya laut lebih banyak mengarah kepada      ikan-ikan ekonomis tinggi dan tiram mutiara, sementara di perairan Indonesia masih banyak biota-biota laut yang masih bisa dikembangkan dan mempunyai nilai ekonomis tinggi, salah satunya adalah kerang abalone (Haliotis asinina). Pengembangan usaha budidaya kerang abalon di masa datang mempunyai prospek cukup cerah, mengingat beberapa keunggulan yang dimilikinya baik dari teknik budidaya sampai dengan pemasaran 

 Seleksi Benih Siap Tebar
Benih merupakan salah tahap suatu kegiatan budidaya yang sangat menentukan keberhasilan yang akan dicapai. Kesalahan dalam memilih benih akan menimbulkan danpak kerugian yang besar, seperti tingginya tingkat kematian saat proses pemeliharaan dan lambatnya pertumbuhan. Oleh karena itu, seleksi benih sebelum penebaran harus dilakukan dengan tepat. Kriteria benih siap tebar untuk budidaya kerang abalone adalah sebagai berikut:
– Ukuran benih relatif seragam yaitu 1 cm/ekor (ukuran panjang cangkang).
– Telah mampu memanfaatkan pakan rumput laut segar sebagai makanannya, seperti Gracilaria sp atau Ulva sp.
– Sensitif terhadap respon dari luar.
Benih kerang abalone yang sehat akan cepat merespon ransangan dari luar. Tanda-tanda yang diberikan adalah sebagai berikut:
* kerang abalone yang cenderung melekat kuat pada substrak jika disentuh
* jika direndam dalam air tawar akan mengkerut dan mengeras, dan apabila dikembalikan ke air laut akan cepat melakukan pergerakan.
* jika dipegang terasa kenyal dan padat serta tidak lemas.
– Cangkang tidak pecah atau cacat.
– Tidak terdapat luka pada bagian badan/daging.
 
Gambar. Benih kerang abalone siap tebar.
 
Padat Tebar dan Aklimatisasi
Daya dukung lahan sangat perlu dipertimbangkan untuk menentukan padat penebaran (stocking density) dan ukuran benih tebar, selain itu tingkah laku dan sifat yang dimiliki oleh biota juga dapat dijadikan sebagai dasar dalam penentuan padat tebar. Diantara sifat kerang abalone yang dapat dijadikan sebagai dasar penentuan padat tebar adalah pergerakan yang lanbat dan hidup menempel pada substrak dan tidak memerlukan areal yang luas untuk melakukan aktivitasnya. Hal ini sangat memungkinkan untuk penebaran tinggi. Di Negara Jepang, padat penebaran H. asinina ukuran 25mm 731-1426 ekor/m2 (Singhagraiwan and Doi, 1993). Di Indonesia, Loka Budidaya Laut-Lombok yang memelihara kerang abalone dengan penerapan 2 metode memiliki padat tebar dan cara aklimatisasi yang berbeda.
Langkah awal sebelum penebaran adalah aklimatisasi atau penyesuaian terhadap lingkungan yang baru. Aklimatisasi mutlak dilakukan sebelum penebaran kedalam wadah budidaya. Tindakan ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko kegagalan (kematian) saat awal pemeliharaan. Perubahan lingkungan secara tiba-tiba akan dapat menimbulkan stress pada biota, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Karena itu, lakukanlah aklimatisasi terlebih dahulu sebelum penebaran. Tingkat padat tebar dan cara aklimatisasi pada ke dua metode adalah sebagai berikut:
a. Metode Pen-culture
Pertimbangan-pertimbangan yang menjadi dasar dalam penentuan padat tebar pada metode pen-culture, selain sifat dan tingkah laku kerang abalone adalah kondisi perairan saat surut terendah yang dapat berlangsung beberapa saat. Pada saat surut, kuantitas air yang berada dalam pen-culture sangat minim serta kemungkinan tidak terjadi pertukaran air. Keadaan ini sangat mengkwatirkan jika dilakukan dalam penebaran tinggi. Oleh karena itu, padat tebar metode pen-culture sebaiknya berkisar antara 100-150 ekor/m2.
Cara aklimatisasi pada metode ini yaitu dengan cara aklimatisasi dalam bak terlebih dahulu dengan mempergunakan media air dari lokasi pen-culture. Kantong diapungkan beberapa saat (15-20 menit), kemudian dibuka dan dimasukkan air perlahan-lahan. Tebar benih abalone kedalam bak selama 20-30 menit dengan keadaan sirkulasi air.
 
           Gambar 13. Aklimatisasi dalam bak sirkulasi.
 
Penebaran dalam pen-culture dapat dilakukan setelah kerang abalone terlihat telah dapat menerima kondisi linkungan yang baru, ditandai dengan gerak aktif kerang abalone untuk mencari tempat bersembunyi. Penebaran dilakukan pada saat air mulai pasang yang ditebar merata dalam pen-culture (dibeberapa tempat).
Gambar 14. Penebaran benih kerang abalone dalam pen-culture.
b. Metode KJA
Berbeda dengan metode KJA, padat tebar bisa lebih tinggi. Tingginya padat penebaran pada metode ini dikarenakan sirkulasi air selalu terjamin setiap saat sehingga kualitas air lebih terjamin. Pada metode ini, yang harus dipertimbangkan selain sifat dan tingkah laku kerang abalone serta sirkulasi air adalah luas permukaan substrak. Hal ini erat kaitannya dengan penyebaran kerang abalone. Dengan percobaan yang telah dilakukan oleh Loka Budidaya laut-Lombok, padat tebar metode KJA sebaiknya berkisar antara 350-400 ekor/m2.
Cara aklimatisasi di KJA dapat dilakukan dalam bak ataupun langsung didalam wadah pemeliharaan. Kantong yang berisi benih diapungkan dalam wadah pemeliharaan 15-20 menit, kantong dibuka dan dimasukkan air dari luar kantong secara perlaha-lahan hingga hampir penuh, balik bagian dalam kantong menjadi luar kantong dan biarkan benih kerang abalone lepas dengan sendirinya. Setelah beberapa saat, benih kerang abalone yang masih menempel pada kantong segera dilepas dan dimasukkan kedalam wadah pemeliharaan.
 [Clip_17.jpg]
            Gambar. Aklimatisasi dan penebaran benih kerang abalone di KJA

 
Pakan dan Pemberian Pakan
Pakan merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam menunjang keberhasilan budidaya kerang abalone, kelangsungan hidup dan pertumbuhan. Ketepatan jenis pakan yang diberikan menjadi pertimbangan utama dalam pemberian pakan. Jenis pakan kerang abalone adalah seaweed yang biasa disebut makro-alga, namun tidak semua dapat dimanfaatkan dengan baik sebagai sumber makanan. Saat ini, pakan yang terbaik yang diberikan adalah Gracilaria sp yang merupakan makanan favorit untuk kerang abalone. Selain Gracilaria sp, jenis seaweed yang yang lain juga dapat diberikan, seperti Ulva sp. Saat pemberian pakan, perlu diperhatikan kebersihan dan kesegaran pakan. Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya predator-predator yang terbawa dan menghindari pakan yang hampir/telah mati yang nantinya akan membusuk dan menimbulkan racun bagi kerang abalone.
 [Clip_16.jpg]
            Gambar. Gracilaria sp (kiri) dan Ulva sp (kanan).
 
Pada metode pen-culture, pemberian pakan dilakukan jika ketersediaan pakan yang sebelumnya telah ditumbuhkan dalam wadah terlihat mulai sedikit. Pemberiannya dilakukan pada saat air sedang surut dengan cara menyelipkan antara jejeran genteng. Jumlah setiap penambahan pakan yang diberikan sebanyak 25-30 kg berat basah/unit pen-culture.
[Clip_20.jpg]
           Gambar . Penambahan pakan dalam pen-culture.
 
Pemberian pakan pada metode KJA berbeda dengan metode pen-culture. Pada metode KJA, frekuensi pemberian pakan dilakukan 2-3 hari sekali sebanyak 2-5kg/unit wadah. Kelebihan dalam pemberian pakan pada metode KJA akan menimbulkan bahaya yaitu matinya sebagian Gracilaria sp dalam wadah yang menimbulkan bau busuk yang kemungkinan besar mengandung bahan beracun (seperti NH3 dan H2S) yang dapat bersifat racun dan mematikan. Oleh karena itu, pengelolaan dan pengontrolan pakan harus dilakukan dengan tepat.
 [Clip_21.jpg]
            Gambar. Pemberian pakan di KJA.
 
Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup dan Konversi Pakan
Kerang abalone adalah hewan yang sangat lambat tumbuh. Untuk mencapai ukuran diatas 8cm/ekor dengan berat 30-40gr/ekor, dibutuhkan masa waktu pemeliharaan 12-14 bulan dengan ketersediaan pakan yang selalu cukup. Pada awal pemeliharaan, pertumbuhan panjang cangkang sejalan dengan pertumbuhan berat hingga mencapai ukuran cangkang 4cm dengan berat 11,5-13,37gr. Setelah mencapai ukuran diatas 4cm, pertumbuhan lebih mengarah terhadap pertumbuhan berat. Kelangsungan hidup kerang abalone yang dicapai dalam masa pemeliharaan 12-14 bulan sebesar 55-63%.
Sifat kerang abalone yang sangat rakus namun lambat tumbuh mengakibatkan tingginya nilai konversi pakan (Feeding Convercation of Ratio; FCR) yang dapat mencapai 27-29, artinya untuk meningkatkan berat badan sebesar 1 gr, kerang abalone harus memakan makanan sebanyak 27-29gr.
Pengontrolan dan Pergantian waring.
Gerakan kerang abalone yang sangat lambat juga merupakan suatu titik kelemahan, yaitu mudahnya predator-predator untuk memangsanya. Dengan adanya tindakan pengontrolan, predator-predator dapat langsung dimusnahkan dengan cara pengambilan langsung dari dalam wadah budidaya.
Pada metode pen-culture, pengontrolan sangat sulit untuk dilakukan dikarenakan ketergantungan pada surutnya air laut dan desain substrak yang cukup sulit untuk menemukan adanya predator. Salah satu cara untuk mencegah adanya predator adalah desain pen-culture yang rapat sehingga tidak terdapat lubang/tempat masuknya predator serta melakukan pengontrolan secara menyeluruh setiap 3 atau 4 bulan sekali dengan cara membongkar susunan substrak. Hal ini juga bertujuan untuk memperbaiki kembali susunan substrak.
[Clip_11.jpg]
Gambar . Pengontrolan pada pen-culture
Dinding pen-culture yang terbuat dari waring sangat mudah kotor akibat dari sedimen yang terbawa dalam badan air serta tumbuhan biofouling(tumbuhan penempel) yang dapat mennganggu sirkulasi air. Selain itu, waring yang telah kotor akan lebih mudah sobek dikarenakan tertahannya arus hempasan ombak. Oleh karena itu pergantian waring perlu untuk dilakukan minimal 1 bulan sekali.
Pada metode KJA, pengontrolan terhadap predator lebih mudah untuk dilakukan. Pengontrolan dapat dilakukan minmal 3-4 hari sekali atau sebelum pemberian pakan dengan cara mengangkat wadah budidaya ke permukaan. Predator-predator dapat segera dimusnahkan serta kerang abalone yang sakit dapat dilakukan tindakan pengobatan. Untuk memperlancar sirkulasi air dalam wadah, pergatian wadah/waring minimal dilakukan setiap bulan.
 [Clip_12.jpg]
Gambar. Pengontrolan dan pergantian waring

Hama dan Penyakit
Hama
Hama merupakan hewan pengganggu dan pemangsa dalam budidaya kerang abalone. Jenis hama yang terdapat dalam wadah budidaya kerang abalone diberdakan menjadi 3 golongan, yaitu; 1) hama pengganggu; 2) penyaing; dan 3) pemangsa/predator. Diantara ke tiga golongan hama tersebut, predator merupakan hama yang sangat berbahaya terhadap kehidupan kerang abalone.
Gerakan kerang abalone yang lambat sangat memudahkan predator-predator untuk dapat memangsanya. Jenis predator yang sering dijumpai dalam wadah budidaya kerang abalone adalah kepiting-kepiting laut. Sedangkan hama yang lain seperti udang-udangan dan kerang-kerang laut menjadi pengganggu dan penyaing ruang gerak serta makanan. Contoh; teritip.
Teritip harus selalu dibersihkan sebagai tindakan pencegahan akan terjadinya luka, karena cangkangnya yang runcing dan tajam. Teritip akan menjadi masalah jika terdapat dalam jumlah banyak pada substrak, selain sebagai penyaing oksigen juga akan menyulitkan kerang abalone untuk bergerak leluasa dan bahkan dapat tumbuh pada cangkang kerang abalone.
 [Clip_13.jpg]
            Gambar. Teritip yang menempel pada substrak dan cangkang.
 
Masuknya hama dapat melalui lubang-lubang yang terdapat pada wadah ataupun melalui makanan yang diberikan. Oleh karena itu, tindakan penanggulangan dan pemberantasan perlu dilakukan dengan cara sebagai berikut:
  1. Pakan yang diberikan harus dalam keadaan bersih dari partikel yang melekat ataupu hewan lainnya.
  2. Pengontrolan dalam wadah budidaya secara kontinyu/periodik.
  3. Pemusnahan hama yang ditemukan didalam maupun diluar wadah budidaya.
  4. Pengontrolan terhadap keadaan wadah.
Penyakit
Penyakit merupakan suatu hal yang sangat mengkwatirkan dalam keberhasilan kegiatan budidaya. Penyakit pada kerang abalone akan timbul saat kondisi kerang abalone menurun akibat adanya perubahan suatu keadaan tertentu, seperti lingkungan yang kotor menyebabkan kualitas air menurun yang menimbulkan stress pada kerang abalone atau penanganan yang kurang hati-hati yang dapat menimbulkan luka. Pada keadaan seperti ini, kerang abalone sangat riskan terhadap serangan penyakit.
Pada metode KJA, penyebab lingkungan yang kotor sering kali disebabkan oleh pemberian pakan yang terlalu banyak. Pakan tersebut akan membusuk jika tidak habis dalam waktu 3-4 hari. Oleh karena itu, pemberian pakan yang berlebihan harus dihindari serta kesegaran pakan yang diberikan tetap terjamin.
Penyakit yang menyerang kerang abalone, saat masih terus di identifikasi untuk mengetahui penyebabnya. Salah satu gejala yang ditimbulkan adalah timbulnya warna merah seperti karat pada bagian selaput gonad (bagian bawah cangkang). Kerang abalone yang mengalami gejala ini, dalam waktu 5-6 hari lapisan selaput akan sobek, nampak lemas dan jika dipegang sangat lembek (tidak dapat merespon ransangan luar) yang akhirnya mengalami kematian. Tindakan pencegahan yang telah dilakukan saat ini adalah tindakan karantina atau pemisahan pada tempat khusus sebelum selaput gonad sobek/terpisah dari cangkang, kemudian dilakukan tindakan pengobatan dengan cara pengolesan acriflavin atau betadine dalam dosis tinggi (500ppm) pada selaput tersebut secara kontinyu selama 3 hari. Tindakan ini juga dilakukan pada kerang abalone yang mengalami luka.
 
Gambar  Gejala kerang abalone yang sakit, nampak lemas (kiri), warna karat (kanan).

Oleh karena itu, tindakan pencegahan merupakan tindakan yang sangat tepat sebagai langkah awal dalam meningkatkan keberhasilan budidaya kerang abalone. Tindakan-tindakan pencegahan terhadap penyakit dapat dilakukan dalam beberapa cara, yaitu:
  1. Hindari pemberian pakan yang berlebih
  2. Pakan yang diberikan dalam keadaan segar dan bersih.
  3. Pakan yang telah rusak/busuk segera dibuang dari wadah budidaya.
  4. Hindari luka akibat penanganan, baik saat pergantian wadah maupun saat melepas dari substrak serta hindari penanganan yang dapat menimbulkan stress.
  5. Gunakan bahan yang elastis untuk melepas kerang abalone dari substrak.
  6. Ganti wadah dan bersihkan substrak dari biota yang menempel, seperti teritip.
  7. Ketersediaan pakan dalam wadah budidaya selalu tersedia dan dalam jumlah yang cukup.
Sumber: juknis abalone BBL Lombok

Jumat, 22 Desember 2017

BUDIDAYA IKAN GUPPY




 
  
Ikan guppy atau Poecilia reticulata merupakan ikan yang mudah membiak. Habitat asli ikan guppy di danau-danau dan sungai berair tenang. Ikan ini bisa juga bertahan di air payau yang memiliki kadar garam tinggi.
Ikan guppy berasal dari wilayah Amerika Tengah dan Selatan. Masuk ke Indonesia pada tahun 1920-an sebagai ikan akuarium. Kemudian lepas ke alam bebas dan berkembang biak dengan cepat. Ikan guppy bisa ditemukan di hampir seluruh perairan air tawar di Indonesia.
Ikan guppy digemari sebagai ikan hias karena keindahan warna dan bentuk siripnya. Terutama ikan yang berkelamin jantan, karena hanya yang jantan yang memiliki sirip indah. Sedangkan ikan betina warnanya cenderung kusam. Sama seperti halnya ikan cupang.
Budidaya ikan guppy tidak memerlukan infrastruktur mahal. Cukup dengan perlengkapan sederhana, kita bisa membiakkan ikan ini. Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkahnya.

Cara ternak ikan guppy sebenarnya tidak terlalu sulit dan tidak membutuhkan alat-alat yang mahal, bisa dikatakan mudah karena ikan ini dapat hidup di berbagai jenis kondisi air. Guppy dijuluki ikan ’seribu’ (million fish) karena ikan ini gampang dan cepat sekali berkembang biak. Ikan Guppy adalah salah satu hewan yang membuahi telur-telurnya di dalam tubuh induk, makanannya berupa dedaunan, bahan organik dan plankton
Langkah-langkah Cara Ternak Ikan Guppy

Memilih Wadah
Kita bisa menggunakan wadah sesuai dengan apa yang kita punya. Bisa menggunakan kolam bak semen, kolam terpal, bisa juga memakai wadah wadah tertentu seperti Drum kaleng,drum plastik, atau bisa juga memakai bak dan ember plastik untuk pemijahan. Selain itu kita juga memerlukan aerator dan tanaman air.
Wadah yang disediakan minimal ada 5 yang memiliki fungsi masing-masing 2 wadah untuk tempat pemisahan indukan, satu wadah untuk pemijahan, satu wadah untuk penetasan, dan satu lagi untuk pendederan.
Luas dan ketinggian wadah untuk Budidaya Ikan Guppy ini antara 30 cm sampai 50 cm dari dasar kolam, tetapi harus diperhatikan kepadatan ikan, jangan sampai terlalu padat, kondisi idealnya satu liter air untuk lima ekor ikan.
Untuk penggantian air sebaiknya dilakukan dua kali dalam seminggu untuk memastikan air didalam kolam senantiasa selalu bersih dari kotoran ikan dan sisa makanan, tips untuk mengganti air diutamakan bagian dasarnya dan air pengganti adalah air yang udah diendapkan minimal sehari semalam. Penting juga untuk memeberikan tumbuhan air berupa eceng gondok, teratai air atau tumbuhan yang lainnya berfungsi untuk menjaga keseimbangan PH air. Fungsi dari akar tumbuhan air untuk tempat persembunyian anak gubby yang masih kecil sehingga tidak dimakan oleh guppy dewasa.

Memilih Indukan Ikan Guppy

 

Sebelum memilih indukan perlu diketahui juga ciri-ciri dari ikan guppy :
  • Ciri-ciri induk jantan yaitu mempunyai benjolan di bagian belakang sirip perutnya, warnanya lebih cerah, tubuhnya lebih kecil dari betina, kepalanya lebih besar, dan sirip punggungnya lebih panjang.
  • Ciri-ciri induk Betina yaitu tidak mempunyai benjolan di bagian belakang sirip perutnya, warnanya kurang cerah, bentuk tubuhnya lebih besar dari yang jantan, bentuk kepala agak runcing, dan sirip punggungnya biasa saja
 
Umur ideal untuk indukan yang siap untuk dipijahkan adalah minimal 4 bulan, warna dan bentuk bisa kita pilih yang paling bagus faktor pendukung yang menentukan warna adalah faktor genetis. Kita bisa mencoba-coba untuk saling mengkawinkan dengan indukan-indukan yang unggul sehinga mempunyai keturunan yang bagus pula. Pilihlah indukan yang benar-benar sehat, mempunyai gerakan yang lincah, ukuran yang lebih besar dan sayap yang lebar.

Pemisahan indukan Ikan Guppy
Sebelum mulai dipijahkan indukan jantan dan indukan betina harus dipisahkan dahulu masing-masing di wadah yang berbeda, air harus selalu bersih diganti 2-4 hari sekali. Beri makan yang cukup pada indukan yang dipisahkan tadi makananya bisa berupa daphnia atau moina sebanyak 2 hari sekali. Hal ini berguna agar indukan fit ketika dalam proses pemijahan.

Pemijahan ikan guppy
Langkah-langkah Cara Ternak Ikan Guppy yang selanjutnya adalah Pemijahan Ikan Guppy, Proses pemijahan atau pembibitan ikan guppy mirip dengan ikan hiu Karena pembuahan dilakukan didalam tubuh induk betina dan telur yang telah dibuahi akan menetas di dalam tubuh induk jadi disaat sudah menetas benih akan keluar dari induk yang seakan-akan terlihat seperti melahirkan.
Sebelum memulai proses pemijahan siapkan wadah yang berisi air bersih yang sebelumnya sudah diendapkan minimal sehari semalam dengan kedalaman air setinggi 30 cm. Kepadatan ikan di dalam wadah adalah 3 ekor per 10 liter air, sebagai contoh wadah dengan ukuran luas 100 cm X 50 cm cukup untuk menampung 30-40 ekor ikan guppy, taruh juga tanaman air, fungsi tumbuhan air pada wadah tempat pemijahan adalah untuk tempat bercumbu agar lebih nyaman.
Perbandingan antara pejantan dan betina adalah 1:3 bisa dilakukan secara masal atau satu per satu tetapi agar lebih cepat dan ekonomis bisa dilakukan secara masal saja dengan komposisi tetap antara 1:3 sampai 1:5 (artinya 1 jantan dengan 3 sampai 5 betina)
Masukkan indukan betina terlebih dahulu pada pagi hari. Kemudian sorenya bisa dimasukkan indukan jantan, proses pemijahan dibiarkan berlangsung selama 4-7 hari. Setelah indukan dibuahi biasanya perut mulai buncit, usahakan agar indukan yang telah hamil di pisahkan tersendiri ke kolam khusus persalinan atau bisa juga menggunakan wadah wadah kecil khusus untuk persalinan indukan

Penetasan benih Ikan Guppy
Isi wadah yang digunakan untuk penetasan dengan air bersih dan diberi aerasi dengan komposisi yang cukup. Hal terpenting di proses penatasan ini air harus benar-benar diperhatikan agar selalu bersih dengan mengganti setiap 2 hari sekali.
Kemudian pemberian pakan untuk induk berupa daphnia dan moina dilakukan 2 hari sekali. Lama kehamilan, terhitung mulai dari pemijahan hingga kelahiran berlangsung 3-4 minggu.
Saat tubuh ikan membulat sekali dan gravid spot ikan( jalur keluar anaknya) sudah turun, ciri ( bagian anus ikan terlihat mirip kotak menyudut) pisahkan Jantan dan biarkan betina agar melahirkan anaknya (jauhi dari keramaian), dalam satu kelahiran ikan guppy bisa menghasilkan anakan antara 30 sampai 100 ekor. Ketika anakan sudah lahir harus langsung dipisahkan dari induknya Karena bisa dimakan oleh Induknya
Setelah benih ikan lahir, benih ini mengkonsumsi sisa kuning telur yang berada diperutnya hingga 3-5 hari, setelah itu benih ikan guppy dapat langsung mencari makan sendiri, dan makanan bagi benih ikan guppy ini ialah Artemia, kutu air (Daphnia) dan Moina
Keunikan lain dari ikan guppy adalah dia bisa menyimpan sperma di dalam tubuhnya sehingga si betina bisa hamil 1-3 kali dalam sekali pembuahan, waktu antara kehamilan pertama ke kehamilan berikutnya antara satu minggu sampai satu bulan.

Pendederan benih Ikan Guppy
Proses pendederan benih ini proses dimana ikan anakan dirawat sedemikian rupa agar berkembang dengan baik, kolam atau wadah untuk pendederan sebaiknya diletakan di ruang terbuka agar sinar matahari bisa masuk untuk membentuk warna yang bagus dan indah pada tubuh ikan guppy ini. Jangan lupa berikan tambahan tanaman air seperti eceng gondok sebagai tempat berteduh. Berikan aerasi pada kolam pendederan. Isi kolam dengan air setinggi 40 cm. Air perlu diperbarui setiap 3 hari sekali
Ikan yang sudah berusia sekitar 20 hari sudah bisa dipilih antara jantan dan betina, Karena si jantan yang mempunya warna yang bagus maka hanya ikan guppy jantan yang kita ambil untuk ikan hias sedangkan guppy betina kita ambil sebagai indukan kembali setelah dipilih yang paling bagus dari segi bentuk tubuhnya yang besar dan terlihat sehat.

Sumber :
https://alamtani.com/budidaya-ikan-guppy/