Mungkin sebagian dari Anda belum
mengetahui metode booster pada budidaya ikan lele bukan? Pasalnya, baru-baru ini terdapat
metode baru dalam budidaya ikan
lele yang dirasa lebih berprospek dalam meningkatkan jumlah
produksi panen pada budidaya ikan
lele. Metode budidaya ikan
lele tersebut adalah booster.
Budidaya
ikan lele dengan mengaplikasikan metode booster dinilai
sangat efektif karena dapat menghasilkan panen melimpah, dengan ikan yang
dihasilkan berkualitas. Metode budidaya ini juga dirasa lebih memudahkan
dibanding metode budidaya ikan
lele lainnya. Salah satunya, dapat menekan kebutuhan pakan, menjaga
kesehatan ikan lele, menekan risiko gagal panen dan meningkatkan keuntungan
lebih bagi para pembudidaya. Untuk keberhasilan cara beternak lele ini, apa
saja yang harus diperhatikan?
1. Konstruksi Kolam Ikan Lele Sistem Booster
Konstruksi kolam yang menggunakan
metode booster sangat berbeda dengan jenis kolam yang lain. Biasanya budidaya
dengan metode lain menggunakan kolam ikan lele pada umumnya untuk melakukan
budidaya. Kolam yang biasa sering digunakan seperti kolam tanah, kolam beton,
dan kolam terpal.
Berbeda dengan metode booster yang
harus menggunakan kolam jenis tertentu untuk mendukung keberhasilan sistem
booster ini. Kolam yang digunakan berbeda dengan kolam yang biasa sering
digunakan. Peternak yang ingin melakukan budidaya kolam ikan lele dengan sistem
booster harus mengenal terlebih dahulu bagaimana rekonstruksi kolam ikan lele
sistem booster.
Dalam kolam booster harus memiliki
central drain. Central drain berfungsi sebagai tempat pembuangan air. Pada
kolam ini, letak pembuangannya berada di dasar kolam dan di tengah. Central
drain merupakan saluran yang memanfaatkan grafitasi untuk mengumpulkan segala
endapan organik sisa pakan dan feses ikan yang tidak berguna dan kemudian
dihisap keluar dengan membuka saluran pembuangan. Panjang kolam maksimal untuk
sistem booster adalah ukuran 4 meter x 4 meter namun menggunakan ukuran yang
lebih kecil tidak bermasalah asalkan pipa pembuangan terpasang dengan baik.
Jangan lupa memasang kasa pada dasar kolam supaya ikan tidak ikut terhisap saat
saluran pembuangan dibuka.
Untuk pembuangan limbah bisa
dilakukan dengan cara menurunkan air kolam 10 cm atau 20 cm. Pipa tersebut
untuk mengatur sirkulasi udara pada dasar kolam. Pipa orange untuk sirkulasi 10
cm sedangkan pipa orange dan hijau untuk sirkulasi 20 cm. Pipa orange berfungsi
untuk mengeluarkan air yang berlebihan dari kolam. Jika permukaan air meninggi
karena ada curah hujan maka peningkatan ketinggian air yang tidak diharapkan
akan masuk ke pipa orange. Air hujan yang ada di permukaan air memiliki sifat
asam dan banyak polutan. Air hujan tidak baik untuk budidaya ikan lele sehingga
harus dikeluarkan, salah satunya melalui pipa orange.
Pipa yang terletak pada siku
berfungsi untuk pengeringan setelah habis panen, Setelah melakukan panen maka
harus dilakukan pengeringan pada kolam tersebut, jadi peternak bisa mengangkat
pangkal pipa yang terletak pada siku kolam. Pengeringan kolam dilakukan untuk
menjaga kebersihan kolam namun dalam sistem booster tidak mengharuskan terlalu
sering melakukan pengeringan kolam. Jika ingin membersihkan kolam bisa
mengangkat pipa yang terletak pada siku kolam.
Pasang satu pipa pembuangan yang
diletakan di tengah kolam. Sebaiknya menggunakan pipa berukuran besar karena
semakin besar pipa akan semakin lancar pembuangan limbahnya. Akan lebih bagus
jika kolam dibuat bundar dengan diameter 4 dan kemiringan dasar kolam juga
besar supaya lebih memudahkan dalam pembuangan. Kolam bundar adalah bentuk
ideal untuk sistem booster supaya sirkulasi udara bisa tersebar secara merata
pada kolam tersebut.
Batas tinggi air dari permukaan
kolam adalah 100 cm. Hal tersebut bertujuan supaya air dalam kolam tidak meluap
sewaktu-waktu. Hindari pengisian kolam secara berlebihan namun jangan terlalu
sedikit. Itu semua dilakukan untuk mengantisipasi jika nantinya ada air hujan
yang menyebabkan peningkatan ketinggian air.
Konstruksi kolam ikan lele dengan
sistem booster harus dibuat sebaik mungkin untuk mendukung keberhasilan
budidaya ikan lele hingga masa panen. Kegagalan dalam budidaya ikan lele bisa
terjadi adanya kesalahan dalam melakukan konstruksi ikan lele terutama dalam
pemasangan pipa pembuangan. Namun hal paling terpenting dalam konstruksi kolam
ikan lele tersebut adalah penggunaan central drain yang dipasang pada dasar
kolam.
Ikan lele merupakan salah satu
komoditas perikanan yang cukup populer di Indonesia. Peluang bisnis ikan lele
tidak hanya mencakup bisnis rumah makan. Bahkan, saat ini ikan lele dapat
diproses berbagai produk olahan. Ada terobosan baru pada budidaya ikan leleyang dilakukan
Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk meningkatkan nilai tambah produk ikan
lele. Salah satunya adalah mengaplikasikan budidaya ikan lele dengan metode booster.
2. Manajemen Budidaya Sistem Boster
Pada budidaya ikan lele dengan metode booster, air
merupakan media yang sangat penting dalam hal pembudidayaan. Hal ini karena
pemilihan air dapat menjaga dan mendukung perkembangan ikan yang sedang
dibudidayakan. Selain itu, tidak lupa untuk selalu menjaga kebersihan kolam
adalah kunci utama kesuksesan pada budidaya
ikan lele. Dengan perawatan yang selalu diperhatikan, secara otomatis
ekosistem yang terdapat di dalam kolam akan terjaga dengan baik.
Untuk konstruksi kolam, Anda bisa
menggunakan desain central drain. Dengan desain ini, bahan organik
bisa terkumpul di titik tengah sehingga air akan lebih mudah dibuang.
Sebaliknya, kalau sistem bioflok,
bahan organik justru dimanfaatkan sebagai suspensi sehingga tidak dibuang. Oleh
karena itu, harus memerlukan penambahan alat berupa aerator dan penyuplai unsur
karbon, seperti molase.
Manajemen yang diterapkan pada
sistem booster ini mengharuskan peternak membuang kotoran
dengan rutin. Caranya dengan membuka central drain dalam waktu
tertentu sehingga kotoran dapat keluar dan air dalam kolam akan terlihat
bersih. Jangan lupa Anda harus menutupnya kembali karena tujuannya membuang
kotoran saja. Jadi, tidak diwajibkan untuk mengganti air dalam volume besar.
Hal ini akan membuat dominasi plankton bisa diterapkan saat pengelolaan air
yang melimpah. Sementara itu, kalau airnya terbatas, bisa menerapkan sistem
dominasi bakteri photosintetic bacteria (PSB).
Dominasi plankton
Jika air kolam berwarna hijau, itu
pertanda fitoplankton berklorofil mendominasi air. Sifatnya lebih stabil dengan
perubahan cuaca dan lingkungan. Sebab, waktu mortalitasnya lebih panjang.
Sementara itu, kalau air kolamnya berwarna kecokelatan, sebagai pertanda
zooplankton berjenis diatomae sudah mendominasi air.
Jenis plankton tersebut berfungsi sebagai
penyuplai pakan alami untuk ikan lele. Dengan begitu, ikan relatif bisa lebih
cepat pertumbuhannya. Kalau pengelolaan tersebut tidak cermat, kualitas air
bisa berubah-ubah sehingga bisa mengakibatkan ikan merasa tidak nyaman.
Dominasi bakteri photosintetic
bacteria
Air kolam terlihat berwarna
kemerahan merupakan pertanda photosintetic bacteria sudah
mendominasi air. Bakteri ini sangat cepat berkembang karena derajat keasaman
air menurun, kelarutan oksigen menurun, dan bahan organiknya semakin meningkat.
Bakteri tersebut memiliki kemampuan fotosintesis tanpa membentuk molekul dari
oksigen.
Manajemen pakan
Pada budidaya ikan lele dengan sistem booster kebutuhan
pangan ikan dapat ditekan. Hal ini karena metode budidaya ini bisa menekan
kebutuhan pakan. Dengan begitu, risiko gagal panen juga bisa dicegah, sekaligus
meningkatkan margin keuntungannya.
Pemberian pakan bisa menerapkan
prinsip adlibitum. Pemberian pakan, agar pakan tersebut selalu tersedia di
dalam kolam. Jadi, seperti dengan keadaan aslinya di alam. Anda harus mengatur
frekuensi pemberian pakan dengan tepat sekaligus menambahkan multivitamin atau
suplemen booster. Tujuannya, supaya pakan bisa lebih mudah dicerna
oleh ikan lele.
Termasuk bisa meningkatkan sistem
antibodi ikan lele. Dengan begitu, ikan tidak mudah terserang penyakit. Ikan
lele juga bisa tumbuh dengan maksimal, dengan kualitas yang sangat bagus.
Inilah kenapa diperlukan manajemen pemberian pakan yang harus dilakukan dengan
benar karena pengaruhnya sangat besar bagi perkembangan ikan. Dengan demikian,
Anda bisa mendapatkan hasil panen ikan yang melimpah.
Manajemen kesehatan ikan
Kesehatan ikan lele harus selalu
dikontrol. Sebab, dibutuhkan berbagai langkah tepat dalam pemantauannya.
Perawatan air harus diterapkan dengan baik. Dengan begitu, dominasi probiotik
dan patogennya lebih mudah dikendalikan. Caranya, dengan membuang kotoran
secara teratur, menggunakan antiseptik agar air lebih steril dan menebarkan
probiotik keesokan harinya.
Selain itu, Anda harus menjaga
kondisi keasaman air atau pH air tidak berubah-ubah dengan fluktuatif. Saat
lingkungan berada dalam kondisi ekstrem, pemberian vitamin C dan immunostimulan
sangat dianjurkan.
Itulah berbagai faktor penting
untuk buddiaya ikan lele dengan
mengaplikasikan metode booster.
SUMBER :
https://www.pertanianku.com/teknik-tepat-budidaya-ikan-lele-sistem-booster
Tidak ada komentar:
Posting Komentar