Selasa, 19 Desember 2017

BUDIDAYA LELE SISTEM BOSTER


                                    


Mungkin sebagian dari Anda belum mengetahui metode booster pada budidaya ikan lele bukan? Pasalnya, baru-baru ini terdapat metode baru dalam budidaya ikan lele yang dirasa lebih berprospek dalam meningkatkan jumlah produksi panen pada budidaya ikan lele. Metode budidaya ikan lele tersebut adalah booster.
Budidaya ikan lele dengan mengaplikasikan metode booster dinilai sangat efektif karena dapat menghasilkan panen melimpah, dengan ikan yang dihasilkan berkualitas. Metode budidaya ini juga dirasa lebih memudahkan dibanding metode budidaya ikan lele lainnya. Salah satunya, dapat menekan kebutuhan pakan, menjaga kesehatan ikan lele, menekan risiko gagal panen dan meningkatkan keuntungan lebih bagi para pembudidaya. Untuk keberhasilan cara beternak lele ini, apa saja yang harus diperhatikan?

1.    Konstruksi Kolam Ikan Lele Sistem Booster
Konstruksi kolam yang menggunakan metode booster sangat berbeda dengan jenis kolam yang lain. Biasanya budidaya dengan metode lain menggunakan kolam ikan lele pada umumnya untuk melakukan budidaya. Kolam yang biasa sering digunakan seperti kolam tanah, kolam beton, dan kolam terpal.
Berbeda dengan metode booster yang harus menggunakan kolam jenis tertentu untuk mendukung keberhasilan sistem booster ini. Kolam yang digunakan berbeda dengan kolam yang biasa sering digunakan. Peternak yang ingin melakukan budidaya kolam ikan lele dengan sistem booster harus mengenal terlebih dahulu bagaimana rekonstruksi kolam ikan lele sistem booster.
                                 
Dalam kolam booster harus memiliki central drain. Central drain berfungsi sebagai tempat pembuangan air. Pada kolam ini, letak pembuangannya berada di dasar kolam dan di tengah. Central drain merupakan saluran yang memanfaatkan grafitasi untuk mengumpulkan segala endapan organik sisa pakan dan feses ikan yang tidak berguna dan kemudian dihisap keluar dengan membuka saluran pembuangan. Panjang kolam maksimal untuk sistem booster adalah ukuran 4 meter x 4 meter namun menggunakan ukuran yang lebih kecil tidak bermasalah asalkan pipa pembuangan terpasang dengan baik. Jangan lupa memasang kasa pada dasar kolam supaya ikan tidak ikut terhisap saat saluran pembuangan dibuka.
Untuk pembuangan limbah bisa dilakukan dengan cara menurunkan air kolam 10 cm atau 20 cm. Pipa tersebut untuk mengatur sirkulasi udara pada dasar kolam. Pipa orange untuk sirkulasi 10 cm sedangkan pipa orange dan hijau untuk sirkulasi 20 cm. Pipa orange berfungsi untuk mengeluarkan air yang berlebihan dari kolam. Jika permukaan air meninggi karena ada curah hujan maka peningkatan ketinggian air yang tidak diharapkan akan masuk ke pipa orange. Air hujan yang ada di permukaan air memiliki sifat asam dan banyak polutan. Air hujan tidak baik untuk budidaya ikan lele sehingga harus dikeluarkan, salah satunya melalui pipa orange.
Pipa yang terletak pada siku berfungsi untuk pengeringan setelah habis panen, Setelah melakukan panen maka harus dilakukan pengeringan pada kolam tersebut, jadi peternak bisa mengangkat pangkal pipa yang terletak pada siku kolam. Pengeringan kolam dilakukan untuk menjaga kebersihan kolam namun dalam sistem booster tidak mengharuskan terlalu sering melakukan pengeringan kolam. Jika ingin membersihkan kolam bisa mengangkat pipa yang terletak pada siku kolam.
Pasang satu pipa pembuangan yang diletakan di tengah kolam. Sebaiknya menggunakan pipa berukuran besar karena semakin besar pipa akan semakin lancar pembuangan limbahnya. Akan lebih bagus jika kolam dibuat bundar dengan diameter 4 dan kemiringan dasar kolam juga besar supaya lebih memudahkan dalam pembuangan. Kolam bundar adalah bentuk ideal untuk sistem booster supaya sirkulasi udara bisa tersebar secara merata pada kolam tersebut.
Batas tinggi air dari permukaan kolam adalah 100 cm. Hal tersebut bertujuan supaya air dalam kolam tidak meluap sewaktu-waktu. Hindari pengisian kolam secara berlebihan namun jangan terlalu sedikit. Itu semua dilakukan untuk mengantisipasi jika nantinya ada air hujan yang menyebabkan peningkatan ketinggian air.
Konstruksi kolam ikan lele dengan sistem booster harus dibuat sebaik mungkin untuk mendukung keberhasilan budidaya ikan lele hingga masa panen. Kegagalan dalam budidaya ikan lele bisa terjadi adanya kesalahan dalam melakukan konstruksi ikan lele terutama dalam pemasangan pipa pembuangan. Namun hal paling terpenting dalam konstruksi kolam ikan lele tersebut adalah penggunaan central drain yang dipasang pada dasar kolam.
Ikan lele merupakan salah satu komoditas perikanan yang cukup populer di Indonesia. Peluang bisnis ikan lele tidak hanya mencakup bisnis rumah makan. Bahkan, saat ini ikan lele dapat diproses berbagai produk olahan. Ada terobosan baru pada budidaya ikan leleyang dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk meningkatkan nilai tambah produk ikan lele. Salah satunya adalah mengaplikasikan budidaya ikan lele dengan metode booster.


2.  Manajemen Budidaya Sistem Boster

      

Pada budidaya ikan lele dengan metode booster, air merupakan media yang sangat penting dalam hal pembudidayaan. Hal ini karena pemilihan air dapat menjaga dan mendukung perkembangan ikan yang sedang dibudidayakan. Selain itu, tidak lupa untuk selalu menjaga kebersihan kolam adalah kunci utama kesuksesan pada budidaya ikan lele. Dengan perawatan yang selalu diperhatikan, secara otomatis ekosistem yang terdapat di dalam kolam akan terjaga dengan baik.
Untuk konstruksi kolam, Anda bisa menggunakan desain central drain. Dengan desain ini, bahan organik bisa terkumpul di titik tengah sehingga air akan lebih mudah dibuang.
Sebaliknya, kalau sistem bioflok, bahan organik justru dimanfaatkan sebagai suspensi sehingga tidak dibuang. Oleh karena itu, harus memerlukan penambahan alat berupa aerator dan penyuplai unsur karbon, seperti molase.
Manajemen yang diterapkan pada sistem booster ini mengharuskan peternak membuang kotoran dengan rutin. Caranya dengan membuka central drain dalam waktu tertentu sehingga kotoran dapat keluar dan air dalam kolam akan terlihat bersih. Jangan lupa Anda harus menutupnya kembali karena tujuannya membuang kotoran saja. Jadi, tidak diwajibkan untuk mengganti air dalam volume besar. Hal ini akan membuat dominasi plankton bisa diterapkan saat pengelolaan air yang melimpah. Sementara itu, kalau airnya terbatas, bisa menerapkan sistem dominasi bakteri photosintetic bacteria (PSB).

Dominasi plankton
Jika air kolam berwarna hijau, itu pertanda fitoplankton berklorofil mendominasi air. Sifatnya lebih stabil dengan perubahan cuaca dan lingkungan. Sebab, waktu mortalitasnya lebih panjang. Sementara itu, kalau air kolamnya berwarna kecokelatan, sebagai pertanda zooplankton berjenis diatomae sudah mendominasi air.
Jenis plankton tersebut berfungsi sebagai penyuplai pakan alami untuk ikan lele. Dengan begitu, ikan relatif bisa lebih cepat pertumbuhannya. Kalau pengelolaan tersebut tidak cermat, kualitas air bisa berubah-ubah sehingga bisa mengakibatkan ikan merasa tidak nyaman.

Dominasi bakteri photosintetic bacteria
Air kolam terlihat berwarna kemerahan merupakan pertanda photosintetic bacteria sudah mendominasi air. Bakteri ini sangat cepat berkembang karena derajat keasaman air menurun, kelarutan oksigen menurun, dan bahan organiknya semakin meningkat. Bakteri tersebut memiliki kemampuan fotosintesis tanpa membentuk molekul dari oksigen.

Manajemen pakan
Pada budidaya ikan lele dengan sistem booster kebutuhan pangan ikan dapat ditekan. Hal ini karena metode budidaya ini bisa menekan kebutuhan pakan. Dengan begitu, risiko gagal panen juga bisa dicegah, sekaligus meningkatkan margin keuntungannya.
Pemberian pakan bisa menerapkan prinsip adlibitum. Pemberian pakan, agar pakan tersebut selalu tersedia di dalam kolam. Jadi, seperti dengan keadaan aslinya di alam. Anda harus mengatur frekuensi pemberian pakan dengan tepat sekaligus menambahkan multivitamin atau suplemen booster. Tujuannya, supaya pakan bisa lebih mudah dicerna oleh ikan lele.
Termasuk bisa meningkatkan sistem antibodi ikan lele. Dengan begitu, ikan tidak mudah terserang penyakit. Ikan lele juga bisa tumbuh dengan maksimal, dengan kualitas yang sangat bagus. Inilah kenapa diperlukan manajemen pemberian pakan yang harus dilakukan dengan benar karena pengaruhnya sangat besar bagi perkembangan ikan. Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan hasil panen ikan yang melimpah.
Manajemen kesehatan ikan
Kesehatan ikan lele harus selalu dikontrol. Sebab, dibutuhkan berbagai langkah tepat dalam pemantauannya. Perawatan air harus diterapkan dengan baik. Dengan begitu, dominasi probiotik dan patogennya lebih mudah dikendalikan. Caranya, dengan membuang kotoran secara teratur, menggunakan antiseptik agar air lebih steril dan menebarkan probiotik keesokan harinya.
Selain itu, Anda harus menjaga kondisi keasaman air atau pH air tidak berubah-ubah dengan fluktuatif. Saat lingkungan berada dalam kondisi ekstrem, pemberian vitamin C dan immunostimulan sangat dianjurkan.
Itulah berbagai faktor penting untuk buddiaya ikan lele dengan mengaplikasikan metode booster.

SUMBER :
https://www.pertanianku.com/teknik-tepat-budidaya-ikan-lele-sistem-booster

Tidak ada komentar:

Posting Komentar