SELAMATKAN TERUMBU KARANG...SEGERA

Pendahuluan
Terumbu
 Karang merupakan rumah bagi ribuan jenis hewan dan tumbuhan laut. 
Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem yang penting dan paling 
kaya di Bumi. Kelestarian ekosistem ini akan menyediakan banyak hasil 
tangkapan ikan, kerang dan rumput laut yang melimpah. Selain sebagai 
rumah ribuan jenis hewan dan tumbuhan laut, terumbu karang juga dapat 
membantu mencegah erosi pasir dan juga menjadi sumber pangan dan mata 
pencarian bagi penduduk. Terumbu Karang merupakan salah satu tempat 
wisata yang menarik perhatian turis – turis. Tentunya dengan banyak 
turis yang datang ke suatu Negara maka dapat membantu meningkatkan 
perekonomian Negara tersebut.
Terumbu
 karang di Indonesia adalah karang tepi, karang penghalang dan karang 
cincin. Karang tepi dapat dijumpai di tepi pantai dan paling sering di 
jumpai. Untuk karang penghalang tumbuh sejajar dengan garis pantai. 
Karang cincin merupakan karang yang menyerupai cincin.
Namun
 belakangan ini Terumbu Karang banyak dirusak oleh oknum – oknum yang 
tidak bertanggung jawab. Kerusakan ini diakibatkan dengan adanya 
sedimentasi yang dihasilkan dari perubahaan tata guna lahan dan 
pengelolaan daerah aliran sungai yang lemah. Bukan hanya sedimentasi 
saja, namun banyak oknum – oknum yang menangkap ikan dengan cara yang 
salah dan cenderung merusak terumbu karang. Selain itu dengan adanya 
polusi seperti pembuangan limbah – limbah pabrik maupun sampah yang 
mengakibatkan banyak terumbu karang yang rusak. Kemudian salah satu yang
 turut merusak terumbu karang adalah adanya globalisasi yang terjadi di 
Bumi. Tentunya dengan adanya globalisasi ini banyak terumbu karang yang 
rusak. Dengan adanya globalisasi menyebabkan pemutihan karang secara 
massal dan pengasaman air laut. Kemudian dengan adanya penambangan 
karang juga turut merusak terumbu karang.
Pada
 saat ini, kondisi karang yaitu 4% dalam kondisi kritis, 46% mengalami 
kerusakan, 33% kondisi karang masih bagus dan sisanya 7% kondisi karang 
yang sangat bagus. Dengan adanya aktivitas manusia di daerah terumbu 
karang menyebabkan semakin banyaknya tekanan dan turunnnya kualitas 
terumbu karang. Beberapa taman laut yang memiliki terumbu karang yang 
masih baik adalah di Raja Ampat (Papua), Bunaken (Manado), Wakatobi, 
Pulau Komodo, Kepulauan Derawan. Untuk terumbu karang yang sudah mulai 
mengalami kerusakan terdapat di Makassar, selain Makassar, Terumbu 
Karang di Sumatera Barat turut terancam punah karena efek gangguan 
iklim, masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan, bahkan nelayan
 yang menangkap ikan menggunakan bahan peledak maupun pukat harimau. 
Karna ketidaksadaran inilah yang menyebabkan banyak terumbu karang yang 
akhirnya mengalami kerusakan.
Untuk
 menanggulangi kerusakan terumbu karang maka Pemerintah melakukan 
konservasi terumbu karang. Konservasi terumbu karang ini meliputi 
penetapan kawasan suaka alam (Cagar Alam Laut dan Suaka Margasatwa Laut)
 dan juga kawasan pelestarian alam (Taman Nasional Laut dan Taman Wisata
 Alam Laut). Bukan hanya itu saja namun dapat memberikan penyuluhan 
kepada masyarakat untuk turut menjaga terumbu karang, kemudian 
memberdayakan masyarakat sekitar pesisir untuk turut menjaga dan 
mengelola terumbu karang. Seperti di Wakatobi, masyarakat desa turut 
menjaga terumbu karang.
Selain
 itu, dapat menggunakan metode Terumbu Karang buatan dimana metode ini 
dapat berfungsi sebagai ikan mencari makan dan tempat berkembang biak 
biota laut. Kemudian dapat menggunakan metode menanam terumbu karang 
seperti yang dilaksanakan oleh World Wildlife Fund (WWF) Indonesia, 
HiLo, dan Komunitas Sea Soldier dimana metode ini dilaksanakan di daerah
 perairan Pulau Badul, Ujung Kulon. Ada metode selanjutnya dimana 
menggunakan cara pencakokan, cara ini digunakan dengan cara memotong 
karang hidup, lalu ditanam di tempat lain yang mengalami kerusakan, 
metode ini diharapkan dapat mempercepat regenerasi terumbu karang yang 
rusak dan dapat digunakan untuk membangun daerah terumbu karang yang 
baru.
Dengan
 banyaknya metode yang dapat digunakan untuk membantu konservasi terumbu
 karang tentunya diharapkan dapat membantu penanggulangan terumbu karang
 yang rusak sehingga kedepannya terumbu karang dapat terus berkembang 
menjadi dan tidak punah.
Faktor Parameter Lingkungan  yang Mempengaruhi Keberadaan Terumbu Karang

Sebagai
 sebuah ekosistem, meskipun hewan karang (corals) ditemukan diseluruh 
perairan dunia, tetapi hanya di daerah tropis terumbu karang dapat 
berkembang dengan baik. Karang ditemukan mulai dari perairan es di Artik
 dan Antartika, hingga ke perairan tropis yang jernih. Namun, terumbu 
karang dengan dinding megahnya dan rangka baru kapur yang sangat besar, 
hanya ditemukan disebagian kecil perairan sekitar khatulistiwa. Dalam 
jalur tropis, faktor biologi, kimiawi, dan iklim dapat mendukung 
tercapainya keseimbangan yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup karang
 pembentuk terumbu. 
Pertumbuhan
 karang dan penyebarannya tergantung pada kondisi lingkungannya, yang 
pada kenyataannya tidak selalu tetap karena adanya gangguan yang berasal
 dari alam atau aktivitas menusia. Terumbu karang terdapat pada 
lingkungan perairan yang agak dangkal. Untuk mencapai pertumbuhan yang 
maksimum, terumbu karang memerlukan perairan yang jernih, dengan suhu 
perairan yang hangat, gerakkan gelombang besar dan sirkulasi air yang 
lancar serta terhindar proses sedimentasi. 
Faktor-faktor fisik lingkungan yang berperan dalam perkembangan terumbu karang adalah sebagai berikut ; 
(1)
 Suhu air >18 oC, tapi bagi perkembangan yang optimal diperlukan suhu
 rata-rata tahunan berkisar 23 – 35 oC, dengan suhu maksimal yang masih 
dapat ditolerir berkisar antara 36 – 40 oC.
(2) Kedalaman perairan < 50 m, dengan kedalaman bagi perkembangan optimal pada 25 m atau kurang.
(3) Salinitas air yang konstan berkisar antara 30 – 36 ‰.
(4) Perairan yang cerah, bergelombang besar dan bebas dari sedimen.
Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Terumbu Karang
           
 Terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang sangat rentan terhadap 
perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya termasuk gangguan yang 
berasal dari kegiatan manusia dan pemulihannya memerlukan waktu yang 
lama.  Terdapat beberapa penyebab kerusakan terumbu karang yaitu : (1) 
Pembangunan di wilayah pesisir yang tidak dikelola dengan baik; (2) 
Aktivitas di laut antara lain dari kapal dan pelabuhan termasuk akibat 
langsung dari pelemparan jangkar kapal; (3) Penebangan hutan dan 
perubahan tata guna lahan yang  menyebabkan peningkatan sedimentasi; (4)
 Penangkapan ikan secara berlebihan memberikan dampak terhadap 
keseimbangan yang harmonis di dalam ekosistem terumbu karang; (5) 
Penangkapan ikan dengan menggunakan racun dan bom; dan (6) Perubahan 
iklim global.
          
 Tanpa ikan-ikan dan hewan-hewan avertebrata laut, maka populasi karang 
akan digantikan oleh populasi alga yang mencegah penempelan dan 
pertumbuhan larva karang pada substrat. Penangkapan ikan dengan 
menggunakan racun dan pengeboman ikan merupakan praktek yang umum 
dilakukan, yang memberikan dampak sangat negatif bagi terumbu karang. 
Pengeboman ikan dengan dinamit atau dengan racikan bom lainnya, akan 
dapat menghancurkan struktur terumbu karang, dan membunuh banyak sekali 
ikan yang ada di sekelilingnya.
Pengelolaan Terumbu Karang
 
    
  
 Pengelolaan terumbu karang yang berkelanjutan adalah sesuatu tantangan,
 dengan banyaknya jumlah orang yang terlibat, yang banyak diantaranya 
tanpa sumber protein atau pendapatan alternatif. Banyak komunitas lokal 
yang akan memiliki sedikit pilihan mata pencaharaian dan kecil 
kemungkinan untuk beradaptasi dengan kondisi yang baru. Hal ini menjadi 
perhatian yang penting dalam pengambilan kebijakan pengelolaan terumbu 
karang. Pengelolaan yang baik dapat meminimalkan ancaman-ancaman utama 
yang dihadapi terumbu karang. Suatu evaluasi pengelolaan di kawasan ini 
adalah inti analisis ancaman atau gambaran kesehatan terumbu karang.
          
 Dalam rangka pengelolaan kawasan konservasi, revaluasi atas kondisi 
kawasan konservasi harus dilakukan dengan mempertimbangkan (1) tujuan, 
alasan pengelolaan dan arah pengembangan kawasan konservasi dimasa yang 
akan datang; (2) identifikasi sistem penunjang yang telah ada dan 
kelengkapannya; (3) prosedur yang secara runtut mengidentifikasi 
kemungkinan penambahan kawasan untuk memenuhi tujuan nasioanl; (4) 
rencana aksi untuk mencapai tujuan pengelolaan keanekragaman hayati laut
 .
            Beberapa pedoman dalam meminimalkan usaha untuk pemeliharaan dan kelangsungan hidup terumbu karang, yaitu :
1.
 Mencari berbagai sumber alternatif bahan konstruksi dan bahan kalsium 
karbonat (bahan kapur dan semen) untuk mencegah penambangan dan 
kehilangan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. 
2.
 Jangan melakukan pengerukkan atau aktifitas lainnya yang menyebabkan 
teraduknya sedimentasi dan membuat air keruh dan hindarkan pencemaran 
& peningkatan nutrien serta perubahan salinitas dan suhu air yang 
melampaui ambang batas untuk areal terumbu karang.
3.
 Hentikan penggunaan bahan peledak dan bahan beracun sebagai alat 
tangkap ikan dan tetapkan batas maksimum pemanfaatan tahunan bahan-bahan
 karang dan spesies yang berasosiasi dengannya seperti ikan & 
kerang-kerangan.
4.
 Melakukan pemantauan ekosistem terumbu karang dan kontrol kegiatan 
pariwisata dengan memberi wawasan bahwa terumbu karang merupakan aset 
yang tidak dapat dinilai dengan uang.
5.
 Menyadarkan masyarakat pengguna tentang pentingnya ekosistem terumbu 
karang dan bahaya yang mengancam kelestariannya serta mengikutsertakan 
masyarakat pengguna dalam pengelolaannya dan melakukan rehabilitasi 
terhadap terumbu karang yang telah mengalami kerusakan dengan 
transplantasi. 
Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Terumbu Karang
            Untuk
 keberhasilan pengelolaan konservasi sumberdaya alam di wilayah pesisir 
dan laut, perlu dicarikan strategi yang tepat dengan mengacu 
kendala-kendala umum yang dihadapi, diantaranya adalah dengan 
pemberdayaan atau peningkatan kesadaran masyarakat dalam pelestarian 
sumberdaya alam di wilayah pesisir dan laut. Peningkatan kesadaran 
masyarakat ditujukan untuk menyakinkan kepada masyarakat pesisir 
(nelayan), akan manfaat jangka panjang dari perlindungan kawasan terumbu
 karang, yaitu manfaat berkelanjutan yang dihasilkan oleh usaha 
perlindungan kawasan pesisir. Karenanya peran serta  masyarakat harus 
dipusatkan pada identifikasi, perancangan dan pelaksanaan berbagai 
kemungkinan manfaat yang dapat diperoleh dari usaha perlindungan kawasan
 wilayah pesisir.
           
 Pengembangan ekonomi masyarakat pesisir dengan tujuan untuk 
meningkatkan kesejahteraan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat 
pesisir melalui penguatan kelembagaan sosial ekonomi dengan 
pendayagunaan sumberdaya terumbu karang secara berkelanjutan. Dengan 
memberdayakan masyarakat lokal metode rehabilitasi terumbu karang akan 
berpotensi ekonomi yang berkepanjangan setelah beberapa tahun. Hal ini 
akan menjadi kenyataan khususnya bila nelayannelayan setempat mempunyai 
mata pencaharian alternatif yang lebih baik dalam pembudidayaan karang 
dan berpindah dari teknik penangkapan ikan yang merusak.
Sumber :
http://tristanoeca13.blogspot.co.id
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar