Untuk membangkitkan
semangat pembudidaya tambak udang windu, diperlukan pemahaman tentang kriteria yang
mempengaruhi keberhasilan
budidaya. Ketersediaan induk kelas wahid, pengalaman pembudidaya, serta ketersediaan pakan merupakan potensi yang perlu dioptimalkan.
Leaflet iniakan
menjelaskan Standar Operasional Prosedur Budidaya Udang Windu dengan metode sederhana plus yang
sering digunakan petambak
tradisional.
A. Persiapan Lahan
1. Keringkan dasar tambak sampai terlihat retak-retak
2. Buanglah lumpur hitam yang menumpuk di sudut tambak sampai kelihatan warna dasar tambak yang kecoklatan
3. Ukur pH tanah, apabila pH-nyadibawah 6, gunakan kapur
500-1000 kg/ha tebarkan secara merata keseluruh permukaan tanah tambak
B. Persiapan Media Air
1. Masukkan air ke dalam petakan tambak menggun akan saringan/kain kasa/screen sampai ketinggian air mencapai 80 cm (dalam caren) dan 40-50 cm (di atas pelataran)
2. Gunakan Saponin 100 kg/ha yang telah direndam sebelumnya selama 24 jam kemudian ditebar merata ke seluruh permukaan air
tambak beserta ampas-ampasnya
3. Stabilkan warna air tambak (kehijauan/ kecoklatan), apabila warna air
masih terlalu cerah,
gunakan pupuk NPK
20-30 kg/ha. Apabila masih belum terjadi perubahan warna
air, ulangi aplikasi pemupukan dengan dosis yang
sama pada 4 hari kedepan.
4. Seminggu setelah aplikasi saponin, benur siap ditebar.
C. Seleksi dan Penebaran Benih
1. Benih yang digunakan adalah tokolan berumur PL 30 yang sudah teruji bebas virus (dibuktikan dengan sertifikat uji PCR).
2. Amati keseragaman dan performa tokolan. Tokolan yang dipilih adalah yang seragam, berenang lincah melawan arus, dan anggota tubuh lengkap.
3. Adaptasikan suhu air dalam kantong packing sebelum dilepaskan kedalam tambak, dengan menaruh terlebih dahulu kantong benih ke permukaan air
tambak ±15-30 menit.
4. Buka kantong packing kemudian masukkan air tambak secara perlahan, biarkan 15 menit (air tambak dan air packing telahtercampur)
setelah itu baru tuang benih kedalam tambak.
D. Pemberian Pakan
1. Mulailah pemberian pakan sejak awal penebaran.
2. Gunakan pakan yang mengandung protein 32-35%.
3. Penentuan ukuranpakan disesuaikan dengan bobot/ukuran tubuh udang.
4. Dosis harian pakanuntuk 1 bulan pertama adalah 3% biomass, Bulan ke-2 adalah 2-2,5% biomass, dan Bulan ke-3 adalah 1,8-2% biomass.
5. Apabila pemeliharaan masih dilanjutkan sampai bulan ke-4, dosis pakan cukup 1,8% biomass/hari
6. Frekuensi pemberian pakan Bulan pertama adalah 2 kali/hari (Pukul
07.30 dan 17.30), Bulan ke-2 adalah 3 kali/hari (Pukul 07.30, 17.30 dan 23.00), dan bulan ke-3 adalah 4 kali/hari (Pukul 07.30, 11.00, 17.30 dan 23.00).
7. Sebarkan pakan secara merata ke setiap sisi tambak.
8. Sediakan anco untuk memeriksa nafsu makan udang dan untuk mengetahui pakan tersebut habis atau tidak
E. Pengelolaan Air
1. Amati warna air secara berkala, apabila warna air sudah mulai pekat (terlalu gelap) lakukan pergantian air sebanyak 50%
2. Amati ketinggian air secara berkala, apabila ketinggian berkurang akibat penguapan,
tambahkan air pada saat bulan purnama (14,15dan 16 umur bulan) dan saat bulan gelap (29,30 dan 1 umur bulan). Kedua waktu tersebut adalah waktu pasang tertinggi.
3. Apabila ada tumbuhan air (klekap) yang mengapung, segera diangkat supaya tidak terjadi pembusukan
yang akan mengakibatkan kualitas air
menurun.
4. Pada saat kondisi hujan deras, tebarkan kapur sebanyak 50 kg/ha untuk menjaga kestabilan pH air.
5. Amati kecerahan air secara berkala, apabila warna air terlalu cerah (kecerahan 50 cm), tebarkan pupuk NPK 15-20 kg/ha sampai warna air
kembali normal (kecerahan 35-40 cm).
6. Periksaselalu parameter kualitas air setiap 3 harisekali (Salinitas,
Suhu, pH, dankecerahan).
F. Pengamatan Pertumbuhan
1. Amati pertumbuhan udang dengan cara melakukan penjalaan, hitung jumlah udang yang terambil, kemudian timbang seluruhnya. Hitung rata-rata bobot tubuh udang/ekor dengan menghitung hasil timbangan berat keseluruhan udang dibagi dengan jumlah udang yang
ditimbang.
2. Lakukan sampling tersebut seminggu sekali
3. Bobot rata-rata udang minggu ini dikurangi bobot rata-rata udang minggu sebelumnya, baru didapatkan hasil rata-rata pertumbuhan mingguan.
4. Untuk menduga jumlah Biomassa udang, lakukan sampling, tahapannya adalah sebagai berikut :
a. Lakukan penjalaan 6 kali di 6 titik yang berbeda
b. Asumsi standar bukaan jala adalah 4,5 meter/penjalaan dikalikan 6 titik = 27 meter
c. Hitung jumlah dan timbang bobot seluruh udang yang tertangkap
d. Hasil jumlah udang yang tertangkap dibagi seluruh bukaan jala (27 meter) sehingga diketahui kepadatan udang dalam 1 m² luas tam bak, dan diketahui pula estimasijumlah udang keseluruhan
di dalam tambak dengan menghitung kepadatan udang/m² dikali luas tambak.
e. Hasil timbang bobot udang yang tertangkap dibagi dengan jumlah udang yang tertangkap, sehingga diketahui bobot rata-rata udang/ekor.
f.
Biomassa = bobot rata-rata
udang/ekor dikali estimasi keseluruhan udang yang
ada di tambak di tambak.
G. Manajemen Kesehatan
1. Ambil dan amati secara teratur kondisi udang yang masuk ke dalam anco. Kondisi udang yang
diamati adalah warna kulit, isi usus, dan kelengkapan anggota tubuh.
2. Gunakan Vitamin C yang dicampurkan kedalam pakan untuk meningkatkan kekebalan tubuh udang. Dosis
vitamin C adalah 3 gram/kg pakan.
3. Amati secara berkala kebiasaan pergerakan udang di tambak siang dan malam hari.
4. Apabila kedapatan ada beberapa udang yang menempel di pinggir tanggul dengan kondisi lemah, ambil dan buka kulit kepalanya,
amati apakah ada bintik putih atau tidak,
apabila ada maka udang telah terkena penyakit White Spot dan sebaiknya segera dilakukan pemanenan.
H. Panen dan Pasca Panen
1. Panen udang dengan menggunakan kantong panen melalui pintu air.
2. Angkat hasil panen dan celupkan sesegera mungkin ke dalam air es untuk menjaga kesegaran udang hasil panen.
3. Sortir/pisahkan udang menurut ukuran (size) masing-masing.
4. Packing udang ke dalam Fiber
bersamaan dengan penggunaan es yang ideal
(cukup).
5. Tawarkan ke beberapa Tauke/Pembeli sehingga didapatkan harga yang
pantas
Sumber : BBAP
Ujung Batee
Tidak ada komentar:
Posting Komentar