Udang windu (Penaeus
monodon) merupakan andalan bagi
petambak sebagai mata pencaharian. Penyediaan
tokolan berkualitas
melalui proses
produksi yang baik dan benar dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan petambak.
Ada 2 (dua) metode pentokolan yang yaitu pentokolan multi ponds (petakan kecil dan banyak) dan single pond (satu petakan besar). Standar Operasional Prosedur
(SOP) pentokolan singlepond adalah sebagai berikut :
A.
Sumber benur
1.
Umurbenur PL 12 – PL 15
2.
Benur bebas dari virus dibuktikan dengan Sertifikat PCR negatif virus WSSV
3.
Performa benur aktif, lincah, respon terhadap pakan, dan berenang melawan arus
B.
Persiapanlahan dan air media
1. Pengeringan dilakukan hingga dasar tambak retak dan kaki
masuk sedikit (lembab).
2. Hama siput di kutip dimasukkan dakam karung atau diberantas mengunakan saponim dengan sisa air sesedikit mungkin agar dosis
obat minimal
3. Air disaring berlapis (dobel) dengan waringkasa , dimasukkan setinggi 60-80 cm
4. Penggunaan Fermentasi dedak dan Ragi tape dengan dosis 40 kg/ha, dicampur dengan 10 liter molase.
5. Pemupukan dilakukan dengan cara melarutkan pupuk di dalam ember berisi air
terlebih dahulu. Jenis pupuk adalah
NPK dengan Dosis 10
kg/ha
C.
Penebaran benur
1. Benur ditebar dengan kepadatan 100 ekor/m² untuk pemeliharaan 20-30 hari
2. Cara
menebar benur dengan benar (metode aklimatisasi)
a. Masukkan plastik packing yang berisi benur kepermukaan air tambak pentokolan
b. Biarkan sampai plastik packing berembun
c. Buka plastik packing lalu masukkan air kolam sedikit-sedikit kedalam plastik
d. Biarkan benur keluar dengan sendirinya kedalam kolam
D. Pengelolaan pakan
1. Pakan
yang digunakan adalah pakan udang starter No.1 ((9001)
2. Pakan buatan diberikan merata di tambak dengan jumlah 200 gram/100.000 ekor benih/hari
3. Frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari (pagi dan sore)
4. Jumlah pemberian pakan ditambah 10-20 gram/100.000 benih setiap hari
E. Pengelolaan
air
1.
Persyaratan kualitas air pada pemeliharaan tokolan adalah sbb :
Tabel 1.Persyaratan kualitas
air pada pemeliharaan tokolan
Parameter
|
Satuan
|
Referensi
|
Optimal
|
Tindakan Perbaikan
|
Suhu
|
(0C)
|
26 – 32
|
28 – 32
|
Pergantian air
|
Salinitas
|
(g/L)
|
10 – 33
|
15 – 25
|
Mixing air tawar
|
Kecerahan
|
(cm)
|
25 – 50
|
30 – 40
|
Stabilitas
plankton
|
DO (Oksigen
Terlarut)
|
(mg/L)
|
3 – 12
|
4 – 7
|
Aerasi/Pergantian
air
|
pH
|
-
|
7,5 – 8,5
|
7,3 – 8,5
|
Aplikasi dolomit
|
Ammoniak
|
(mg/L)
|
0,25
|
0
|
Aerasi/molase
|
Nitrat
|
(mg/L)
|
0,25
|
0
|
Aerasi
|
H2S
|
(mg/L)
|
0,25
|
0
|
Aerasi
|
Ketinggian Air
|
Cm
|
50-80
|
70
|
Memasukkan air
baru
|
2.
Pergantian air dilakukan bila :
a.
Hujan deras : ganti air permukaan 20%
perlahan-lahan
b.
Air terlalu pekat warnanya (hijau/coklat) : ganti
air 30% perlahan-lahan
c.
Benih mengambang : ganti air 20-50%
perlahan-lahan
F .
Pemanenan
1. Panen dilakukan setelahpemeliharaan
21 - 30 hari
2. Cara
panen dengan menggunakan alat panen tokolan/kelambu panen :
a. Pasang alat panen tokolan sejajar dengan pematang tambak, perangkap berlawanan dengan arah berputarnya tokolan mengitari pematang.
b. Tokolan akan masuk dengan bergerombol dan terperangkap di kamar koleksi
c. Tokolan
yang telah terperangkap diseser ditampung di hapa lain yang
dipasang di dalam petak pentokolan, hal ini untuk menghindari stress dan moulting.
d. Jika tokolan masih tersisa, Keringkan air tambak perlahan-lahan
e. Tokolan
yang telah turun dan masuk kelambu panen diseser sedikit-sedikit
f.
Tokolan yang telah diseser ditampung di wadah lain yang
berisi air kolam
g. Lakukan kontinyu hingga tokolan habis
3. Pengemasan tokolan :
a. Tokolan
yang telah dipanen di
packing dengan diisiair kolam yang bersih dan diberi oksigen dan air dengan
perbandingan 2 : 1
b. Kepadatan
di plastik packing untuk 2 jam perjalanan 300-400 ekor/packing. Semakin lama
perjalanan semakin sedikit tokolan per packing
4. Pengangkutan dengan plastik harus menghindari panas
matahari dengan tutup yang berventilasi/ sejuk (mis: daun kelapa)
G.
Penerapan Biosecurity
1.
Pemasangan PagarKeliling :Pagarkeliling dipasang menggunakan bahan yang tidak mudah rusak dan tidak gampang dimasuki oleh binatang liar (contoh : plastic
HDPE/waring).
2.
Penggunaan pagar keliling menggunakan bahan yang mempunyai permukaan licin, sehingga binatang liar tidak mampu masuk kedalam pentokolan
3.
Pengaturan keluar masuk personil :Sistem keluar masuk unit diatur dengan system satu pintu.
4.
Cuci kaki dan tangan dengan disenfektan sebelum masuk pada area pentokolan.
5.
Untuk menghindari kontminasi langsung dari manusia, maka akses langsung ke petak pentokolan dibatasi hanya bagi pekerja tetap saja.
6.
Peralatan operasional penyimpanannya dilakukan secara terpisah berdasarkan fungsi dan kegunaannya serta disucihamakan sebelum dan sesudah dipergunakan.
Sumber : BBAP Ujung Batee
Tidak ada komentar:
Posting Komentar