Sabtu, 19 Desember 2015

PRODUKSI BENIH KERAPU MACAN










Ikan kerapu macan merupakan komoditas yang populer di Indonesia.  Pada tahap pendederan hingga pembesaran telah dilakukan masyarakat  sejak menurunnya popularitas udang windu, sehingga kebutuhan benih kerapu macan semakin meningkat. Ketersediaan benih kerapu macan produksi hatchery masyarakat  sangat terbatas dan masih mengandalkan benih dari luar. Oleh karena itu, diperlukan kegiatan pembenihan ikan kerapu macan yang berkesinambungan.        
Standar Operasional Prosedurnya akan dijelaskan sebagai berikut.

A.     Persiapan
·         Ruangan diatur dengan intensitas cahaya 600 – 1000 lux
·         Masukkan air yang sudah sterilkedalam bak pemeliharaan yang disaring dengan filter bag dan dilanjutkan dengan radiasi UV

B.     Penebaran Telur
·         Telur direndam dalam larutan Iodine dengan dosis 20 ppm selama 10-15 menit 
·         Telur kemudian dibilas menggunakan air laut yang steril, lalu tebar pada bak dengan kepadatan 15 – 20 butir telur per liter.

C.      Manajemen Pakan
·         Berikan Rotifera pada saat larva berumur 2 hari (D-2) dengan kepadatan 3-5 individu/ml.
·         Naupli artemia diberikan pada saat larva berumur 13 hari (D13) – 20 hari (D 20) dengan kepadatan 1 – 3 individu/ml
·         pada saat larva berumur 21 – 30 hari (D 21 – D 30) diberikan naupli artemia dengan kepadatan 3 – 5 individu/ml
·          Pada saat larva berumur 31 hari – 45 hari (D 31 – D 45) diberikan naupli artemia dengan kepadatan 7 – 10 individu/ml. 
·         Pakan buatan diberikan dengan dosis 0,8 ppm per pemberian pakan pada saat larva berumur 10 – 17 hari (D10 – D 17) sebanyak 2 kali sehari
·         pada saat larva berumur 18 – 20 hari (D 18 – D 20) diberikan pakan buatan sebanyak 1 ppm frekwensi 3 kali sehari 
·         pada saat larva berumur 21 – 45 hari berikan pakan buatan  sebanyak 1,5 ppm dengan frekuensi pemberian 3 kali sehari.  Tambahkan frekuensi pemberian pakan sampai 4 kali sehari pada saat larva berumur 46 – 51 hari (D 46 – D 51).
·          Berikan udang jambret pada saat larva berumur 30 hari (D-25) sampai seterusnya dengan frekuensi pemberian pakan 1 – 3 kali sehari, dosis yang digunakan adalah secara ad libitum (sampai kenyang) dan selalu tersedia. Sebelum diberikan bilas udang jambret dengan air bersih,kemudian rendam jambret dalam larutan Acriflavin 4 ppm selama ± 30 menit dan bilas kembali dengan air bersih.

D.     Manajemen Kualitas Air
·         Penyiponan dilakukan satu hari setelah telur menetas
·         Phytoplankton (Nanohloropsis sp) diberikan pada pagi hari pada saat larva berumur 2 – 30  hari (D-2 – D-30) dengan kepadatan 300.000 – 500.000 sel/ml atau kecerahan 40 cm.
·         Penyiponan dilakukan kembali pada saat kondisi dasar bak membutuhkan untuk membuang sisa-sisa pakan yang tersisa di dasar bak. 
·         Pergantian air dilakukan pada saat larva berumur 10 hari (D-10) sebanyak 10-20 % dan terus meningkat sebanyak 50 % pada saat larva berumur 31 hari (D-31).
·         Mulai dari D-40 sampai dengan panen pergantian air dilakukan dengan sistem air mengalir sebanyak 50 – 100 %. 
·         Pertahankan kondisi optimum air pada bak pemeliharaan pada kisaran temperatur 28 – 32o C, salinitas 31 – 32 ppt, pH 7,8 – 8,3, Oksigen terlarut (DO) lebih dari 4 ppm, nitrit kurang dari 0,1 ppm, nitrat kurang dari 3 ppm, Amoniak kurang dari 0,01 ppm.  
·         Pencahayaan diatur secara merata hingga ikan tersebar secara merata.  Hidupkan lampu pada malam hari maksimal sampai pukul 21.00 wib
·         Sediakan bak khusus untuk digunakan sebagai tandon dengan kondisi kualitas air sama dengan bak pemeliharaan larva.

E.      Grading
·         Pastikan semua alat dan petugas pemilahan (grading) dalam kondisi bersih dan steril. 
·         Pakan hidup diberikan 2 – 4 jam sebelum dilakukan grading.
·         Siapkan bak pemeliharaan baru yang sebelumnya telah diisi air laut steril sampai mencapai ketinggian 70 cm dan sesuaikan kondisi parameter kualitas air


·         (DO, pH, salinitas dan suhu) yang baru dengan air pemeliharaan. 
·         benih diambil dengan menggunakan mangkok kecil beserta airnya untuk menghindari stres.
·         Pindahkan larva kedalam bak baru yang telah disiapkan disesuaikan dengan ukuran benih. 
·         Penghitungan dilakukan dengan cara manual. 
Sumber :Divisi Pembenihan Kerapu BPBAP Ujung Batee

Tidak ada komentar:

Posting Komentar