Sama seperti penanganan telur ikan lainnya, penangan telur ikan kerapu juga
sangat penting dilakukan sebelum penebaran telur. Telur yang didapat dari panti
benih dimasukkan dalam wadah penetasan telur yang diaerasi. Wadah penetasan telur dapat berupa akuarium
atau fiber glass yang berbentuk persegi atau bundar. Sebelum telur dimasukan ke dalam wadah
penetasan sebaiknya dilakukan aklimasi suhu dan salinitas. Aklimasi sangat penting untuk dilakukan
karena telur ikan kerapu sangat sensitif terhadap suhu dan salinitas. Oleh karena itu sebelum kantong plastik
dibuka, kontong plastik yang berisi telur di wadah penetasan telur selama 15-30
menit. Indikasi suhu air dalam kantong
plastik dan suhu air dalam wadah penetasan adalah terjadi pengembunan dalam
kantong plastik yang dengan mudah dapat diamati. Selanjutnya kantong plastik dapat dibuka dan
salinitasnya diukur dengan mengunakan refraktometer.
Telur dapat dimasukkan ke dalam wadah penetasan jika salinitas kedua air
laut tersebut sama. Dalam memasukkan
telur ke wadah penetasan, harus dilakukan dengan hati-hati dan secara
perlahan-lahan baik dengan menuangkan langsung atau dengan menggunakan
gayung. Hal ini dilakukan agar tidak
terjadi benturan fisik yang menyebabkan telur menjadi rusak. Setelah itu aerasi
dipasang, setelah teraduk sempurna telur dihitung dengan cara sampling. Jumlah telur dapat diketahui dengan
perhitungan sebagai berikut :
Untuk memisahkan telur yang baik dan buruk, telur didiamkan selama 5-10
menit tanpa aerasi. Telur yang baik
berwarna transparan dan akan mengapung di permukaan air, sedangkan telur yang
buruk akan mengendap di dasar wadah.
Telur yang mengendap dibuang melalui penyiponan atau membuka kran yang
ada di dasar wadah . Telur yang dibuang ditampung dalam ember yang selanjutnya
dihitung jumlahnya dengan cara sampling.
Persentasi telur yang buruk dapat dihitung dengan rumus:
Pembuangan telur yang buruk dilakukan agar telur yang buruk tidak merusak
media penetasan telur. Selanjutnya telur
diaerasi, agar telur teraduk secara sempurna.
Pada suhu 29-30oC telur umumnya akan menetas 16-19 jam
setelah ovulasi. Selanjutnya dari jumlah larva dapat dihitung daya tetas telur
dengan rumus:
Setelah semua larva menetas maka aerasi dihentikan untuk memisahkan larva
yang baik dan buruk. Larva yang baik
akan berenang di permukaan sedangkan larva yang buruk akan tetap di dasar
wadah. Larva yang buruk, telur yang
tidak menetas dan cangkang telur yang ada di dasar disipon dan dibuang. Selanjutnya larva yang menetas ditebar ke bak
pemeliharaan larva. Dalam menebar larva
dilakukan dengan hati-hati dan perlahan-lahan dengan menggunakan gayung dengan
tujuan agar larva tidak stres. Larva ditebar dengan kepadatan 15-20 ekor/l.
Gambar 1.
Penetasan Telur Kerapu
Perhitungan persentase telur yang baik dan daya tetas telur sangat penting
untuk mengetahui kualitas telur yang didapat.
Pada umumnya jika persentasi jumlah telur yang buruk dan daya tetas
larva lebih besar dari 40% maka kualitas
telur dapat dikatakan buruk ini akan berpengaruh terhadap kondisi larva.
SUMBER:
Sumantadinata K.,
2003. Modul Pemeliharaan Larva sampai
Benih Ikan Kerapu Bebek. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar